Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

hukum menghina orang yang mengamalkan sunnah

12 tahun yang lalu
baca 2 menit

Soal 1 : Bagaimana hukumnya seseorang yang menghina atau merendahkan orang-orang yang multazim (berpegang teguh) atau beramal dengan perintah Allah dan Rasul-Nya ?

Jawaban Syaikh Utsaimin : Menghina atau merendahkan orang-orang yang berpegang teguh atau mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya adalah haram dan sangat bahaya sekali, karena dikhawatirkan orang tersebut akan terjatuh pada penghinaan terhadap orang yang istiqomah di atas agama Allah dan jalan yang ditempuh oleh mereka.

Keadaan mereka tersebut menyerupai keadaan orang yang disebutkan oleh Allah dalam Al Qur’an yang artinya : “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu). Sungguh mereka akan menjawab: ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja’. Katakanlah (ya Muhammad): ‘Apakah dengan Allah, ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian menghinakan atau berolok-olok?’. Tidak ada ma’af atas kalian, sungguh kalian telah kafir sesudah beriman”. Sesungguhnya ayat yang mulia ini diturunkan kepada orang-orang munafik yang menghina dan merendahkan Rasulullah bersama para sahabat y. Keadaan akhir mereka mendapatkan adzab dari Allah Azza wa Jalla.

Maka peringatkanlah orang-orang yang menghinakan ahlul haq (orang-orang yang mengamalkan kebenaran) dari ilmu agama Allah, karena Allah berfirman yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedipkan matanya. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: ‘sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat’. Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini (di akherat) orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.(Q.S.Al Muthaffifin : 29-36)

(Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Kitab Asilah Al Muhimmah dan Majmu’ah As Ilah)

Sumber : Buletin Da’wah Al-Atsary, Semarang. Edisi 16 / 1427 H
Dikirim via email oleh Al-Akh Dadik