Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

fanatisme abad 21

12 tahun yang lalu
baca 8 menit

Segala puji hanya milik Allah, sholawat dan salam tetap terlimpah kepada Rasulullah J, sahabat-sahabatnya , dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya. Amma ba’du.
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad J. Perkara yang paling jelek adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam din), setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Hadits ini adalah salah satu dari sekian banyak hadits yang menunjukkan jawaamiul kalimi (perkataan singkat tetapi mengandung sekian banyak hukum). Hal ini hanya diberikan khusus kepada beliau J dan tidak diberikan kepada para nabi selainnya dan seluruh bani Adam.

Sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad J dalam setiap aspek/sisi. Baik dalam perkara aqidah, syari’at, politik, akhlak, jihad, al-amru bil ma’ruf wan nahyi ‘anil munkar, menghadapi musuh-musuh Allah yang bermacam-macam jenisnya seperti orang-orang kafir dan munafik, menghadapi pelaku perbuatan maksiat dan ahli bid’ah. Demikian juga dalam memberikan al-walaa (loyalitas) kepada orang-orang yang berada di atas al-haq dan al-baraa’ (pelepasan diri) dari orang-orang yang berada di atas kebatilan, baik dari golongan orang-orang kafir, atau dari golongan orang-orang yang berada dalam kesesatan hawa nafsu sesuai dengan tingkat penyimpangan bid’ah dan bahayanya terhadap Islam dan kaum muslimin.

Yang demikian telah dipahami, dipegang, dan diamalkan dengan sempurna oleh generasi salaf (shahabat,tabi’in, atba’ut tabi’in) dan orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh. Sebaliknya ahlul ahwaa (orang-orang yang berada di atas kebatilan hawa nafsunya) telah menyelisihinya sesuai dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Fitnah ahlul ahwaa telah muncul sejak zaman para sahabat Rasulullah J dan terus berkembang luas fitnah bid’ah dan pecahan golongan-golongan, sampai pada zaman kita sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh rusaknya hawa nafsu, yang mengakibatkan rusaknya pengambilan hukum, pemahaman, lemahnya keyakinan dalam berpegang teguh, dan mengakibatkan kerusakan dalam berkehendak (melakukan suatu perkara). Generasi salaf dan orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh, sampai saat ini telah diselamatkan oleh Allah dari kerusakan hawa nafsu tersebut.

Kebanyakan ahlul ahwaa dan golongan-golongan yang ada, telah menempatkan kerusakan hawa nafsunya sederajat dengan apa yang dilakukan oleh musuh-musuh para rasul Allah, dalam rangka mendzohirkan kebatilan dan fanatik dengannya. Pada dasarnya mereka di atas kebatilan dan kesesatan.Sebagaimana firman Allah yang mengabarkan tentang musuh-musuh para rasulNya (artinya):
“Dan mereka mengingkarinya karena disebabkan kedzoliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya”.
(Q.S. An-Naml : 14)
Demikian juga firman Allah (artinya):
“Karena sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang dzolim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (QS. Al-An’am : 33).
Demikian keadaan orang-orang yang berada di atas kekufuran, pembangkangan, dan kebatilan.
Adapun kotoran buih, orang-orang rendahan/gembel, dan pengikut orang-orang yang lantang bicaranya (berbicara tanpa ilmu agama Allah dari para ‘ulama yang jahat), dimana suaranya sama dengan suara burung gagak yang menggaok, pada dasarnya keadaan mereka (orang-orang rendahan/gembel) tersebut, sama dengan musuh-musuh para Rasul. Musuh-musuh para Rasul mengatakan (artinya):
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. Az-Zukhruf: 23).

Mereka adalah manusia yang bernasib buruk, sebagaimana firman Allah (artinya):
“Dan perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti (penggembala yang) memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu, dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak berakal”. (Q.S. Al-Baqoroh: 171).

Oleh sebab itulah ahlus sunnah sangat gigih memerangi kebatilan fanatisme.
Akan tetapi bencana yang sangat dahsyat, kesesatan yang membutakan, dan musibah yang sangat besar, mengakibatkan kejahatan yang ditimbulkan oleh rusaknya hawa nafsu sampai pada tingkat yang lebih jelek dari sekedar fanatik kepada madhzab tertentu, yaitu munculnya golongan politik dan fanatisme yang ditimbulkan olehnya, sebagai pewaris baru ahlul ahwaa yang penuh dengan kotoran/penyakit.

Golongan yang ditimbulkan oleh golongan yang terjatuh kepada politik dan fanatisme, ada tiga macam:

1.Golongan yang terang-terangan mendhohirkan pembangkangan, permusuhan, dan kekufurannya terhadap Islam. Maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali berdakwah/menyerunya kepada Islam, atau pedang Abu Bakar apabila ditemukan (adanya kemampuan) jika mereka tidak menerima dakwah tersebut.
2.Golongan yang mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar Islam, tetapi kosong dari aqidah yang shohih (benar) dan perkara yang asas dalam agama Islam yang mulia.
Tumbuh dan berkembang dari golongan ini:
a.Golongan yang memberikan loyalitas kepada Rowafidl (1) , selaras dan harmonis bersamanya, membiarkan kesesatannya, bahkan tidak mengingkari kekufuran dan kezindikan yang ada padanya dan mendakwahkan persatuan bersama mereka (Rowafidl) di bawah bendera persahabatan.
b.Golongan yang memberikan loyalitas kepada sufiyyah dengan berbagai macam corak dan ragamnya, bahkan kebanyakan orang-orangnya adalah ahli tasawwuf.
C.Golongan yang mendhohirkan slogan pemusatan untuk menghadapi orang-orang kafir dari syiah, yahudi, nashoro, dan yang lainnya. Dengan tujuan membungkam ahlus sunnah dan ahlut tauhid (orang-orang yang berada di atas tauhid) dan mendirikan pagar untuk menghalangi sampainya dakwah al-haq kepada mereka yang menginginkan menerima al-haq, baik dari keumuman kaum muslimin maupun yang berada di tengah-tengah mereka ahlul bida’. Sungguh mereka telah berjalan dan melaksanakan prinsip yang jahat, hina, dan jelek tersebut. Mereka berpacu di arena ini untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dan merusak mayoritas anak-anak ahlut tauhid.

Akan tetapi Allah adalah Dzat Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia akan mengoyak apa yang mereka tutupi, membuka aib dan kejahatannya setelah mereka mendirikan negara dan tercapai tujuan/cita-citanya. Kejahatan tersebut adalah diadakannya muktamar-muktamar yang bertujuan mendakwahkan:
‘Persamaan atau persatuan seluruh agama’
‘Persaudaraan kaum muslimin dengan seluruh penganut agama dan madzab’
‘Persatuan Islam dengan Syiah dan pembaharu intelektual di seluruh dunia’.

3.Golongan yang bercabang dan musytaq dari golongan yang kedua. Mereka tidak sebatas mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar islam, tetapi mendakwa bahwa golongannya di atas manhaj/jalan salafus sholih (ahlus sunnah wal jamaah), dengan tujuan pemalsuan, tipu daya, dan mengadakan makar kepada kaum muslimin. Golongan yang ketiga ini lebih besar kejahatan dan makarnya daripada golongan yang kedua.
Fitnahnya menyibukkan dan dirasakan oleh kalangan ulama manhaj salaf, tidak terkecuali Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Mereka merubah perkataan Syaikhul Islam dan yang lainnya, untuk melindungi dan melanggengkan manhaj/jalan ahlul bida’ yang batil. Baik aqidah/keyakinan, jalan, penyimpangan politik, maupun pemikirannya.
Untuk memperkokoh tujuan atau sasarannya yang jahat tersebut, mereka mengarang kitab-kitab dan menempatkan tulisan yang berkaitan dengan perkara-perkara yang mendasar. Demikian juga tulisan yang berkaitan dengan manhaj/prinsip, seperti ‘Manhaj Muwaazanaat’ dan ‘Ta’addudul-Hizbiyyaat’.(2)

Bersamaan dengan itu, mereka mengarahkan penyerbuan secara total dan menyeluruh dari segala penjuru dan menfitnah serta mencaci maki ahlus sunnah dan ahlut tauhid dengan segenap kesombongannya. Kejahatan mereka melebihi pendahulunya dalam memberikan pertolongan kepada ahlul bathil dan membela tokoh-tokohnya, memerangi ahlul haq dan mendzolimi serta menenggelamkannya kedalam kesesatan.

Akan tetapi Alloh adalah Dzat Yang Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia berfirman (artinya):
“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”.
(Q.S. An-Naml: 50).
Sungguh mereka akan terus asyik tenggelam dalam perbuatan makarnya, sehingga Allah membuka aib dan kejahatannya seperti yang telah dialami oleh pendahulunya dari golongan Syiah.

Bacalah tulisan atau kitab-kitab mereka, kemudian perhatikan dan telitilah kitab para ulama ahlul haq yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah kritik dengan ketelitian tinggi yang dibangun di atas dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah, insya Alloh engkau akan mendapatkan bahwa pada hakekatnya mereka di atas kepalsuan dan akan tunduk kebatilan yang ada padanya. Allah pasti akan mendzohirkan apa yang ada pada mereka meskipun mereka membencinya.
Bertanyalah kepada mereka tentang ahlul bida dan ahlul ahwaa’, diantaranya mereka yang menyerukan persamaan atau persatuan seluruh agama dan memusuhi sunnah serta memusuhi tauhid, engkau akan mendapatkan jawaban yang menyelisihi keterangan dari generasi Salafus Sholih. Kepada mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan yang keras akan kebenaran dan bahaya dari kejahatan fanatisme, yang membinasakan dan akan menjeruskan seseorang ke dalam peribadahan kepada ulama Yahudi dan ahli ibadah dari kalangan Nashoro.

Kepada mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan yang keras agar mengumumkan kecintaannya kepada al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, tidak meremehkan sesuatu yang menyebabkan datangnya murka dari Allah, tidak memerangi al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, dan tidak mendekati sarang ahlul bathil.

Kami panggil dan mengharap kepada mereka yang tertipu, agar memecahkan dan menghancurkan pengkhianatan yang menyelubungi dan rintangan atau hijab yang diletakkan oleh pemakar dan penipu untuk menutupi kebenaran yang sangat terang. Karena mereka (pemakar dan penipu) bertujuan menjerumuskan manusia ke kegelapan yang berujung kepada peribadahan hawa nafsu dan kebatilan.

Ya Allah bebaskan dan selamatkanlah mereka yang tertawan, berilah jalan keluar bagi mereka dari belenggu orang-orang yang mendzolimi dan memenjarakannya dalam kegelapan kebatilan, goa-goa hawa nafsu, dan saluran kotoran makar atau tipu muslihat “Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mendengar doa”.

(1) Berkata Imam Ahmad : Mereka (Rowafidl) adalah golongan yang mencaci-maki Abu Bakr dan ‘Umar . (Lihat Thabaqot Al Hanabilah lil Qadhi ‘ibnu Abi Ya’la Juz.1 hal : 33). Mereka golongan Rowafidl bersepakat bahwa para shahabat Rasulullah J telah sesat disebabkan para shahabat tidak mau mengikuti Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Nabi J.
(2) Lihat bantahan ilmiyah yang rinci kepada penyimpangan pemikiran ‘Manhaj Muwaazanaat’ Salman Al-‘Audah dan yang lainnya dalam kitab ‘Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah fii Naqdir Rijaal wal Kutub wath Thowaaif’ dan bantahan kepada penyimpangan pemikiran ‘Ta’addudul Hizbiyyaat’ Abdur-Rohman Abdul-Kholiq dalam kitab ‘Jamaa’ah Waahidah Laa Jamaa’aat wa Shiraath Waahidah Laa ‘Asyaraat’ oleh : Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Mujahid DR. Abu Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkholy

Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari kitab ‘At-Ta’assub’ Syaikh Abu Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkhaly

Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XIV/1427H
Dikirim via Email oleh Al-Akh Dadik

Oleh:
Admin
Sumber Tulisan:
Fanatisme Abad 21