عَنْ أَبيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدَهُ إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ ( رواه مسلم )
“ Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya-: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang anak bisa membalas kebaikan orangtuanya kecuali dia dapati orangtuanya menjadi budak kemudian dia beli dan dia bebaskan “(H.R Muslim)
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه أحمد)
“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, hendaknya dia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturrahmi”(H.R Ahmad)
عَنْ عَطَاء بن يَسَارعَنِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ إِنِّى خَطَبْتُ امْرَأَةً فَأَبَتْ أَنْ تَنْكَحَنِيْ وَخَطَبَهَا غَيْرِىْ فَأَحَبَتْ أَنْ تَنْكَحَهُ فَغرت عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا فَهَلْ لِيْ مِنْ تَوْبَةٍ قَالَ أُمُّكَ حَيَّةٌ ؟ قَالَ لاَ قَالَ تُبْ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا اسْتَطَعْتَ ( قال عطاء بن يسار) فَذَهَبْتُ فَسَأَلتُ بْنَ عَبَّاسٍ لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ أُمِّهِ فَقَالَ إِنِّى لاَ أَعْلَمُ عَمَلاً أَقْرَبُ الِىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ بِرِّ الْوَالِدَةِ
“Dari Atha’ bin Yasar, dari Ibnu Abbas bahwasanya datang seorang laki-laki pada Ibnu Abbas dan berkata : ‘Sesungguhnya aku telah meminang seorang wanita, tapi wanita itu menolak untuk menikah denganku. Kemudian datang orang lain yang meminangnya, dan dia mau menikah dengan orang tersebut. Timbul perasaan cemburu dalam diriku, kemudian aku bunuh wanita tadi. Apakah masih ada taubat bagiku ? Ibnu Abbas bertanya : “Apakah ibumu masih hidup?”, Laki-laki tadi menjawab : tidak. Ibnu Abbas menyatakan: Bertaubatlah kepada Allah dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sesuai kemampuanmu”. Atha’ bin Yasar berkata : Aku pergi kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya: “Mengapa engkau bertanya pada laki-laki itu apakah ibunya masih hidup?”. Ibnu Abbas berkata : “Aku tidak mengetahui ada amalan yang lebih dekat kepada Allah dibandingkan berbuat baik kepada ibu”(Shahih Adabul Mufrad)
قاَلَ لِي بْنُ عُمَر أَتفرق مِنَ النَّارِ وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ إِى وَاللهِ قَالَ أَحَىٌّ وَالِدَكَ قُلْتُ عِنْدِي أُمِّى قَالَ فَوَاللهِ لَوْ أَلَنْتَ لَهَا اْلكَلاَمَ وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ لَتَدْخُلنَّ الْجَنَّةَ مْا اجْتَنَبْتَ الْكَبَاِئَر
“ Dari Thoysalah bin Miyaas : “Berkata kepadaku Ibnu Umar: “Apakah engkau ingin dijauhkan dari neraka dan ingin masuk surga ?”.Aku menjawab :Tentu, demi Allah. Ibnu Umar bertanya: ‘Apakah Ibumu masih hidup?. Aku menyatakan : Ya. Ibnu Umar berkata : “Demi Allah, kalau engkau bertutur kata baik kepada beliau, dan memberi makan kepada beliau, niscaya engkau masuk ke dalam surga selama engkau menjauhi dosa besar” (Shahih Adabul Mufrad).