April Mop diperingati setiap tanggal 1 April setiap tahun. Pada hari itu, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap keluarga, musuh, teman, bahkan tetangga dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu.
Tidak menutup kemungkinan momen seperti ini juga diikuti oleh kaum muslimin. Bagaimana Islam memandang momen tersebut? Berikut nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah dalam artikel beliau yang berjudul الدليل على تحريم كذبة إبريل .
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan untuk jujur di dalam Kitab-Nya dan memerintahkan untuk bersama dengan orang-orang yang jujur. Allah jalla wa’ala berfirman,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ. (التوبة: 119)
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang dari perbuatan dusta dan menggolongkan dusta termasuk dosa besar. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hati-hatilah kalian dari dusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pelakunya kepada kejahatan. Seseorang yang senantiasa berdusta dan terus-menerus dalam kedustaannya, maka akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
Jika demikian, maka yang wajib atas seorang muslim adalah bertakwa kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya, serta menaati Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang muslim wajib berhati-hati dan waspada dengan penuh kewaspadaan dari dusta. Karena kedustaan itu diharamkan dalam bentuk dan warna apapun. Semakin besar dan semakin bertambah kadar keharamannya ketika kedustaan itu dilakukan dalam rangka membuat orang lain tertawa.
Inilah yang kami ketahui tentang permasalahan yang ditanyakan (tentang momen April Mop, pent) dan ini adalah perkara yang sudah dikenal di kalangan umat Islam di beberapa kurun waktu terakhir ini. Yang sangat disayangkan, ternyata sumber dari momen tersebut adalah berasal dari orang-orang Yahudi, Nashara, dari negara-negara barat dan timur semuanya, mereka berdusta dan menipu dengan suatu kedustaan dan tipuan agar orang-orang tertawa, atau agar orang-orang menyebut dia dan terkenal serta tercatat di dunia popularitas.
Adapun kita segenap kaum muslimin, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
وَيْلٌ لِلرجل يَكْذِبُ الكذبة لِيَضْحَكَ بِها الْناس وَيْلٌ لَهُ, ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah seseorang yang berdusta dengan suatu kedustaan agar manusia tertawa karenanya, celakalah dia, celakalah dia.”
Wajib atas kita semua untuk berhati-hati darinya. Permasalahan yang ditanyakan, yaitu tentang kedustaan pada bulan April (April Mop), maka ini adalah haram dari dua sisi:
Pertama. Hal itu merupakan kedustaan. Allah subhanahu wata’ala telah mengharamkan dusta. Dan kita semua telah mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hati-hatilah kalian dari dusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pelakunya kepada kejahatan, dan kejahatan akan mengantarkan pelakunya kepada neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan terus-menerus dalam kedustaannya, maka akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ini sisi pertama.
Kedua. Semakin besar keharamannya, -di samping kedustaan itu sendiri hukumnya adalah haram-, bahwa perbuatan seperti itu merupakan bentuk tasyabbuh terhadap orang-orang kafir. Orang-orang kafir tersebut berdusta, menipu, dan melakukan perbuatan sedemikian rupa, bahkan terkadang menyampaikan kedustaan berupa berita besar dan bencana yang hebat yang disiarkan dan disebarkan terutama melalui media-media massa pada zaman modern ini. Sehingga tersebarlah berita tersebut sampai belahan bumi timur dan barat. Akibatnya terjadi ketakutan yang melanda banyak orang. Namun kemudian berita tersebut diketahui ternyata tidak ada asalnya.
Demikianlah jika seorang muslim berdusta, yang kemudian menyebabkan saudaranya sesama muslim ketakutan, dan semakin besar ketakutan itu yang menyebabkan semakian bertambah pula kepanikannya, bahkan terkadang jatuh sakit ketika disampaikan kepadanya misalnya: Si Fulan meninggal dunia, ayahnya, atau saudaranya, atau putra dan putrinya. Misalnya juga dengan mengatakan, “Rumahmu kecurian.” “Rumahmu kebakaran.” Atau yang semisal dengannya berupa perkara-perkara dan berita yang besar. Hal seperti itu terkadang menyebabkan seseorang kacau pikirannya, hilang pikiran dan akalnya, dan terkadang jatuh sakit. Yang seperti ini menjadi tanggungan siapa? Apa yang terjadi seperti ini tentu menjadi tanggungan si pendusta.
Dalam hal ini kedustaan seperti itu akan lebih besar tingkat keharamannya, karena terdapat padanya kejelakan yang besar dan mengandung unsur penyerupaan dengan orang-orang kafir.
Maka yang wajib atas kaum muslimin adalah berhati-hati dan mewaspadainya dengan sungguh-sungguh, serta tidak meniru musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang kafir, karena Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kaum muslimin untuk bersama dengan orang-orang yang jujur.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ.(التوبة: 119)
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim itu adalah jika kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Jika ada seorang yang berdusta dengan sebuah kedustaan sehingga menyebabkan orang lain ketakutan, maka berarti kaum muslimin tidak selamat dari gangguan lisannya.
Aku memohon kepada Allah agar memberikan rezeki kepada kita semua berupa pemahaman dan ilmu terhadap agama ini, serta sikap ittiba’ (senantisa mengikuti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berhati-hati dari perbuatan menyerupai orang-orang kafir, baik dari kalangan orang-orang barat maupun timur, serta berhati-hati dari mengikuti prinsip dan cara beragama orang-orang Yahudi dan Nashara. Hal ini telah dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukanlah sesuatu yang asing, jika ada umat Islam yang terjatuh ke dalam perbuatan meniru dan mengikuti orang-orang Yahudi dan Nashrani dengan bentuk peniruan yang benar-benar persis, berjalan di belakang mereka sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampaipun kalau mereka memasuki lubang dhabb, maka kita umat Islam juga akan ikut-ikutan memasukinya.
Aku memohon kepada Allah agar memberikan rezeki kepada kita semua untuk berittiba’ terhadap Rasul-Nya dan berhati-hati dari perbuatan yang mendatangkan murka Rabb kita tabaraka wata’ala. Yaitu dengan menjauhi perkara-perkara seperti ini (momen April Mop) dan sikap tasyabbuh terhadap musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang kafir. Aku juga memohon kepada Allah agar memberikan rezeki kepada kita semua untuk senantiasa berpegang dengan prinsip Islam yang benar dan meniti jalan Allah yang lurus. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وأتباعه بإحسان.
Terjemahan dari الدليل على تحريم كذبة إبريل oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah.
Sumber : http://mahad-assalafy.com/2015/03/31/april-mop-dalam-pandangan-islam/