Silsilah 4 :
HADITS TERKENAL TAPI PALSU / LEMAH / TIDAK ADA ASAL
لمَّا اقترفَ آدمُ الخطيئةَ ، قال : يا ربِّ ! أسألُكُ بحقِّ محمدٍ لما غفَرتَ لي ، فقال اللهُ : يا آدمُ و كيف عرفتَ محمَّدًا ، و لم أخلُقهُ ؟ قال : يا ربِّ لمَّا خلَقتني بيدِكَ ، و نفختَ فِيَّ من روحِك ، رفعتُ رأسي ، فرأيتُ علَى قوائمِ العرشِ مكتوبًا : لا إلهَ إلَّا اللهُ محمدٌ رسولُ اللهِ ، فعلِمتُ أنَّك لم تُضف إلى اسمِك إلَّا أحبَّ الخلقِ إليكَ ، فقال اللهُ : صدَقت يا آدمُ ! إنَّه لأحبُّ الخلقَ إليَّ ، ادعُني بحقِّهِ ، فقد غفرتُ لكَ ، و لولا محمَّدٌ ما خلقتُكَ
artinya:
Ketika Nabi Adam mengakui kesalahan, beliau berkata: “Ya Rabb, aku mohon pada-Mu dengan hak Muhammad, semoga engkau mengampuniku. Maka Allah menjawab: “Hai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad sedangkan Aku belum menciptakan dia ? Adam menjawab: ‘Ya Rabb, setelah Engkau jadikan aku dengan Tangan-Mu, dan engkau tiupkan untukku diantara ruh-Mu, akupun mengangkat kepala melihat ke penyangga Arsy tertulis : laa ilaaha illallah muhammadur rosulullooh. Maka aku tahu bahwa Engkau tidak akan menggandengkan pada Nama-Mu kecuali dengan orang yang paling Engkau cintai.
Maka Allah menjawab: “Engkau benar wahai Adam, sesungguhnya dia adalah orang yang paling Aku cintai, memohonlah kepada Aku dengan haknya, maka sungguh engkau akan Aku ampuni. Kalau bukan karena dia, engkau tidak akan Aku ciptakan.”
Hadits Ini adalah MAUDHU’ ( palsu )
Diriwayatkan Al Hakim di Mustadrak (2/615) Ibnu Asakir ( 2/323/2), Al Baihaqi ( Dalailun Nubuwwah 5/488) dari jalan Abul Harits Abdullah bin Muslim Al Fihri : telah menyampaikan kepadaku Ismail Bin Maslamah, berkata : telah memberitakan kepadaku Abdirrohman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya dari Umar bin Al Khothob secara marfu’ ( sampai kepada Rasul ).
Berkata Al Hakim : shohih sanadnya, ini adalah hadits pertama dari Abduroohman bin Zaid bin Aslam yang aku sebutkan dalam kitab ini.
Dan Al Imam Ad Dzahabi mengomentarinya :
Namun hadits ini adalah MAUDHU’, dan rawi yang bernama Abdirrohman adalah waahin ( lemah ) serta Abdullah bin muslim Al Fihri, aku tidak mengetahui siapa dia ini.
Abdullah bin Muslim al Fihri ini disebutkan di “Mizanul I’tidal” untuk hadits ini dikatakan : “kabar bathil, telah meriwayatkannya Al Baihaqi di Dalailun Nubuwwah dan beliau berkata :
“Abdurrohman bin Zaid bin Aslam bersendirian sementara dia adalah lemah”
Imam Ibnu Katsir juga telah menetapkan yang demikian dalam Tarikh beliau (2/323) dan Al Hafidz Ibnu Hajar di “Al Lisan” asalnya “Al Mizan” sepakat dengan pendapat beliau (bahwa) : hadits itu adalah “ kabar yang bathil”
Berkata syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di “al Qaidah al Jalilah fi at Tawassul wal Wasilah” (60) :
“Riwayat al Hakim terhadap hadits ini adalah termasuk yang diingkari, karena beliau sendiri berkata dalam kitab : “al Madkhal ila ma’rifatis Shahih minas Saqim” (69) :
“Abdurrohman bin Zaid bin Aslam telah meriwayatkan dari bapaknya berupa hadits-hadits maudhu’/ palsu, tidaklah tersamar bagi orang yang memperhatikannya dari kalangan pakar bidang ini….”
Berkata Imam Al Albani : “sementara Abdurrohman bin Zaid bin Aslam adalah lemah dengan kesepatan mereka (ahlul hadits), dia banyak salahnya.”
Ibnu Hibban ketika menyebutkan rawi ‘Abdullah bin Muslim bin Rasyid, kemudian beliau berkata :
“dia tertuduh memalsukan hadits, ia memalsukan hadits atas nama Laits, Malik, dan ibnu Lahi’ah, haditsnya tidak halal ditulis….”
Kesimpulan : bahwa hadits ini tidak ada asal dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam, sehingga tidaklah salah kalau dua orang Al Hafidz yang mulia yaitu Adz Dzahabi dan Al ‘Asqolani menghukuminya sebagai hadits bathil sebagimana disebutkan diatas.
Walloohu a’lam bishowwab
( Lihat Silsilah Al Ahadits Ad Dho’ifah wal Maudhu’ah 1/88 no. hadits 25. )
alih bahasa : Abu Abdillah M. Rifa’i
Dipublikasikan :
Group WA : Kajian Ilmiah Bontang (KIB)
Channel Telegram :
t.me/audiokajianilmiahbontang
Website : www.darussalaf.or.id