Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sudah ini jalan hidup yang engkau pilih!

3 tahun yang lalu
baca 5 menit
(100)

Sudah Ini Jalan Hidup Yang Engkau Pilih!

Kepadamu yang hendak setia mengikuti Nabi Muhammad ﷺ...

Tahukah engkau, jalan hidup apa yang telah dijalani Nabi Muhammad ﷺ ?

Allah memerintahkan beliau dengan berfirman ;

 قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: "Inilah jalanku! Aku dan orang-orang yang mengikutiku, (yaitu) mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf 108)

Ibarat kata; jalan hidup yang ditempuh Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan dakwah. Dan sebaik-baik jalan adalah jalan yang beliau tempuh. Tidak ada jalan hidup seindah jalan dakwah.

Maka, bersyukurlah dirimu yang terpilih di jalan dakwah.

* * *

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Senyummu tak kuasa menahan tanda-tanda lelahmu. Lelah itu nampak walau coba bersembunyi. 

Engkau yang menjadi koordinator taklim... Engkau yang harus menata dan mengatur acara. Engkau yang mesti berkoordinasi dengan berbagai bagian dan divisi. 

Aku tahu engkau lelah, namun bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Walau telah parau, suaramu tak mau menyerah. Terus saja aba-aba engkau berikan.

Engkau yang terpilih menjadi koordinator kerjabakti...engkau yang ditunggu, instruksi apa yang akan diberikan? Material bangunan apa yang kurang? Semen, batu, koral split, atau barang mana yang mesti engkau hitung dan siapkan.

Aku paham suaramu telah parau. Suaramu pecah dan serak terhambur. Tetapi, bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Ah, aku malu padamu. Engkau yang masih selalu sigap menjadi pengubung ke berbagai kantor dan instansi. Engkau yang terus gesit bergerak berurusan dengan administrasi dan legalisasi.

Aku sadar kulitmu telah keriput, kulitmu mengering, kulitmu mengisut, tulangmu mulai ikut menua beriring usia. Akan tetapi, bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Bukan uangmu, tetapi harus engkau hitung. Bukan pula hartamu, walau mau tak mau engkau mencatatnya. Tak boleh ada yang terlewat. Semua diarsipkan. Sebab, uang itu milik umat.

Aku mengerti mata telah lamur hingga perlu kacamata, mata mulai kabur lalu kalkulator tak bisa lepas, mata kurang lagi awas, namun engkau berusaha bersabar menjadi bendahara. Kenapa?

Karena engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Gas dan kompor entah berapa belas tahun menjadi temanmu. Alat-alat dapur sudah seperti tubuhmu sendiri. Karena engkau diminta untuk melayani logistik, menyambut tamu, mensiapkan makanan kerjabakti, mem-prepare acara makan bersama.

Keringatmu membasahi tak hanya kulit. Sebab, pakaianmu telah berubah basah. Peluhmu bercucuran walau terus engkau bersihkan dan keringkan. Aku salut atas telatenmu. 

Jangan bosan! Bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Sopir mobil tak boleh diremehkan. Saat penumpang tertidur, sendiri ia terjaga. Ketika penumpang bermimpi, ia harus memijak pedal gas. Ia memeras pikiran mencari rute terbaik, memilih jalur ternyaman, dan berjuang melawan kantuk.

Engkau yang terpilih menjadi sopir untuk kegiatan dakwah...aku bisa merasakan apa yang selama ini engkau rasakan. Aku paham engkau letih, namun bergembiralah sebab letihmu di jalan dakwah.

Bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

He, Santri! He, Thalibul Ilmi!

Rindumu itu kekang sudah! Kangenmu simpan saja! Engkau yang sedang thalabul ilmi di pesantren, bertahanlah dengan warna-warni dan pernak-pernik kehidupan. Jangan menyerah! Pantang mundur walau selangkah! Bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Engkau yang menjadi istri seorang pegiat dakwah... Setiap kali setiap waktu engkau ditinggal pergi. Relakan suamimu berangkat berjuang. Iringi langkahnya dengan doa-doa kebaikan. Selalulah berbaik sangka kepadanya yang melawan payah. Kuatkan hati suamimu. Engkau harus tegar, wahai istri. 

Dukunglah suamimu yang berjuang dalam lelah. Iya, engkau sering ditinggal pergi, namun ; Bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Dari wajahmu, dari suaramu, dari kata-katamu, aku membaca ada letih dan penat. Rasanya tak tega melihatmu yang beranjak dari satu kajian ke kajian berikutnya. Engkau tak ingin orang lain mengetahui bahwa ada juga seharusnya waktu rehat dan istirahat.

Engkau, wahai Ustadz... Pasti sering terganggu waktu istirahatmu. Sering berperang batin ketika meninggalkan keluargamu. Terkadang sesaat rehatmu pun "diambil" orang.

Ah, tak mengapa, Ustadz...Bukankah engkau sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Kepadamu anak, " Maafkan orangtuamu ini. Orangtua yang tak maksimal berbagi waktu untukmu. Orangtua yang tak kuasa melapangkan acara buatmu".

"Bila di dunia ini, jarang kita berkumpul bersama, marilah sama-sama bersabar supaya esok lusa dikumpulkan di surga. Sama-sama sebagai pejuang dakwah"

Bukankah kita sudah bertekad ; "Sudah ini jalan hidup yang aku pilih. Berdakwah di jalan Allah"

 قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ

Ma'had Riyadhul Jannah Ciulengsi, 12 Jumadil Akhir 1443 H/14 Januari 2022

t.me/anakmudadansalaf

Oleh:
Atsar ID