Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

semangat abdullah bin umar dalam mengikuti sunnah

8 tahun yang lalu
baca 8 menit
Masuk Islam ketika masih kecil, tumbuh besar dengan bimbingan Rasulullah serta bapaknya yang mulia. Dia ikut hijrah meninggalkan negeri yang dicintai menuju negeri hijrahnya Nabi di usianya yang masih belia. Usia baligh pun belum dicapainya. Berhijrah bersama bapaknya. Memecahkan keheningan malam dengan langkahnya. Menerjang pekatnya malam gulita. Lalu menembus teriknya siang. Demi tujuan yang mulia, 'tuk menggapai ridha Allah'. Dialah Abdullah bin Umar buah hati dari seorang figur mulia, Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khathtab radhiyallahu 'anhuma.
mushroom-autumn-tree-fungus-moss By Pixabay

Semangat Ibnu Umar dalam Mengikuti Sunnah

Ditulis oleh Ustadz Abu Abdurrahman Huda hafizhahullah

Abdullah Umar Khaththab bin Nufail Abdil 'Uzza bin Riyakh itulah nama dan nasabnya. Kuniah nya Abu Abdirrahman. Lahir tahun kedua atau ketiga setelah Nabi Muhammad diutus sebagai Rasulullah. 

Seorang ahli ibadah yang senantiasa mengisi waktu-waktunya dengan dzikir, shalat puasa, dan ibadah lainnya. Seorang yang dikenal sebagai ulama dari kalangan shahabat. Tidaklah mengherankan dengan semangat serta ketekunannya dan perhatiannya kepada ilmu agama beliau termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits dan termasuk fuqaha' Rasulullah di kalangan shahabat.

Ketika sampai di Madinah, Ibnu Umar tumbuh dengan bimbingan Nabawi. Tumbuh dalam ketaatan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan larangan-Nya. Menimba ilmu dari Rasulullah. Ditambah dengan bimbingan sang ayah yang shalih dan gagah berani membela agama Allah.

Ayah yang cemburu kalau larangan larangan-Nya dilanggar. Dengan kehidupannya yang demikian elok, terpatrilah keimanan yang menyatu dengan darah daging, tak tergoyahkan dengan godaan setan sang musuh abadi.

Semenjak bergaul dengan Rasulullah matanglah kepribadiannya. Di saat kaum muslimin bergabung untuk persiapan perang melawan musuh Allah,Ibnu Umar pun tidak ketinggalan ingin mendapatkan keutamaan jihad.

Dalam lubuk hatinya, dia sangat merindukan pertempuran di medan Uhud. Berjuang bersama kaum muslimin menghadapi gempuran Quraisy Namun sayang, usianya yang masih belia menjadi sebab Rasulullah menolaknya untuk bergabung dengan mujahidin.

Walau tidak dapat mengikuti peperangan itu, semangatnya untuk membela Islam tidaklah diragukan. Pemuda ini harus menunggu waktu yang tepat bagi dirinya untuk ikut berjihad di medan laga. Sambil mengisi waktu-waktunya untuk beribadah dengan ketekunan dan menimba ilmu dari bimbingan Rasulullah serta mengamalkannya.

Perang Khandaq. Abdullah bin Umar belum surut keinginannya untuk berjuang. Perang Khandaq menjadi momen yang tepat untuk merealisasikannya. Tibalah waktunya untuk berlaga bersama dengan singa singa Allah, bersama bala tentara Allah membela kemuliaan agama. Akhirnya, beliau pun diizinkan bergabung dengan kaum muslimin di medan laga.  Ya,  perang Khandaq itulah peperangan yang pertama kalinya beliau terjuni.
Keutamaan yang dimiliki Abdullah bin Umar sangatlah banyak. Beliau pernah bercerita, "Aku bermimpi seakan-akan adasepotong kain sutra tebalditanganku dan tidaklah ada tempat yang aku inginkan di surga melainkan aku terbang sana.  Aku pun menceritakannya kepada Hafshah.  Kemudian Hafshah bercerita kepada Rasulullah.  Rasulullah pun bersabda yang artinya, "Aku melihat Abdullah adalah seorang yang shalih." (H.R.  Muslim)

Sebuah rekomendasi dari manusia terbaik. Artinya, orang yang diberi rekomendasi adalah seorang yang menegakkan hak-hak Allah dan hak-hak hamba. Inilah persaksian seorang Nabi dan Rasul yang tidak muncul dari hawa nafsu. Tidak berkata melainkan dari bimbingan wahyu.

Nabi juga pernah berkata tentang Abdullah bin Umar. "Sebaik-baik orang adalah Abdullah andai kata dia shalat malam," (HR Bukhari Muslim]

Maka sabda Rasulullah menjadi lecutan bagi Ibnu Umar untuk menambah ketataan kepada Alla Beliau hanya menyisakan sedikit waktu malam untuk tidurnya. Kebanyakan waktunya di malam hari untuk beribadah. Sampai sampai Nafi' menjawab saat ditanya tentang Abdullah ibadah bin Umar, "Kalian tidak akan mampu melaksanakannya, Beliau berwudhu pada setiap shalat, dan membaca Al-Quran di antara keduanya (wudhu dan shalat).

Apabila beliau tertinggal shalat Isya secara berjamaah, beliau akan menjadikan seluruh malamnya untuk  beribadah. Semangat ibadah yang luar biasa. Jika dipraktikkan pada diri-diri kita, maka kita tidak akan sanggup mengerjakannya.

Begitulah shalat dan ibadah beliau yang amat sangat menunjukkan kuat yang keshalihan dan keimanan yang kuat pula pada diri beliau. Tidak jarang, beliau habiskan malam hari untuk shalat. Beliau bertanya kepada Nafi,"Apakah kita sudah masuk waktu sahur?. Bila muridnya Nafi' menjawab "Belum", maka beliau melanjutkan shalatnya. Apabila jawaban muridnya "Ya" sudah sampai waktu sahur, maka beliau pun duduk meminta ampun dan berdoa sampai waktu Subuh.

Beliau juga mudah meneteskan air mata ketika membaca ayat-ayat Allah.Ini menunjukkan lembutnya qalbu Ibnu Umar tercermin pula kuatnya darinya iman yang terpatri di dalam dada. Muridnya pernah mengisahkan, apabila beliau membaca ayat :

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

"Apakah belum tiba saatnya orang-orang yang beriman khusyu hati-hati mereka karena mengingat Allah" [Qs,  Al Hadid : 16]

Inilah kehidupan malam Abdullah bin Umar. Namun bukan berarti amalan di siang hari kalah daripada malamnya. Beliau berpuasa siang harinya baik pada saat beliau safar ataupun tidak. Wara' dan zuhud menghiasi diri beliau meninggalkan yang dikhawatirkan membahayakan akhirat, bahkan yang tidak bermanfaat bagi akhirat.

Ibnu Mas'ud pernah mengatakan, "Sesungguhnya salah pemuda Quraisy menguas ketika menghadapi dunia adalah Abdullah bin Umar"

Thawus,seorang ulama generasi tabiin, juga pernah mengatakan,"Tidaklah aku melihat seseorang yang lebih wara'  dari Ibnu Umar"

Beliau juga seorang yang dermawan. Ketika dunia menghampirinya, maka segera beliau gunakan di jalan Allah. Dunia yang sangat indah pada hawa nafsu manusia. Dunia yang mampu memikat hati hati manusia yang disetiap harinya mereka kejar, walaupun tanpa mendapatkan dorongan dan anjuran. Tapi sungguh Abdullah Umar mampu bin menundukkan dunia di hati beliau.

Pernah suatu hari Abdullah bin Umar datang membawa dua puluh sekian ribu dirham. Tidaklah beliau menggunakannya.  Beliau justru membagi bagikan uang tersebut seluruhnya.

Salah satu teladan Ibnu Umar adalah dalam hal semangat beliau dalam mengikuti sunnah Rasulullah Dan demikianlah wasiat dari Rasulullah, Beliau telah bersabda, "Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalan berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat setelahnya, Kitabullah dan sunahku"

Sejarah telah mencatat bagaimana Ibnu Umar mengagungkan sunah dan mengamalkannya. Sungguh- sungguh berupaya mengikuti sunah Nabinya. Bahkan, sebagian muridnya merasa takjub terhadap semangat Ibnu Umar ini. Sampai-sampai, Nafi, muridnya sendiri mengatakan "Andaikata engkau melihat Ibnu Umar ketika mengikuti Rasulullah niscaya engkau akan mengatakan'Ini gila'". Inibukanlah celaan, namun sekadar ungkapan Nafi' melihat bagaimana gurunya mengikuti Rasulullah 

Pantaslah Nafi mengatakan seperti itu. Lihatlah bagaimana beliau mengikuti Rasulullah. Ibnu Umar senantiasa mengikuti jejak-jejak Rasulullah pada tempat yang Rasulullah shalat padanya. Nabipernah turun di bawah suatu pohon, Ibnu Umar pun menjaga pohon tersebut. Beliau menuangkan pada akar pohon tersebut supaya tidak kering. (Hilyatul Auliya 1/310)

Mungkin sudah terbayang dan tebersit pada di kita setelah melihat penjelasan di atas. Beliau memiliki semangat yang luar biasa dalam mengikuti sunah Nabi. Dalam perkara yang dianggap remeh saja beliau tetap sangat kuat semangatnya. Apalagi dalam hal-hal yang lebih besar, tentunya beliau lebih semangat melaksanakannya.

Tidak tanggung-tanggung, Ummul Mukminin Aisyah sendiri telah mempersaksikan semangat beliau dalam mengikuti sunah Nabi. Aku tidak pernah melihat ada orang yang lebih berpegang teguh dengan urusan yang pertama(sunnah Nabi) daripada Abdullah bin Umar"

Karena getolnya Ibnu Umar dalam mengerjakan sunnah Nabi, Said Ibnul Musayyib pun menyimpulkan,"Andaikata aku boleh mempersaksikan bagi seseorang dengan maka niscaya aku mempersaksikan untuk Abdullah bin Umar (Siyar A'laminnubala 2/212). Hanya saja, kita tidak boleh gegabah dalam menghukum seseorang masuk surga ataupun masuk neraka. Karena kita hanya mengetahui keadaan lahiriah orang tersebut. Hanya Allah lah yang mengetahui kondisi sebenarnya. Sebab itu, tidak boleh kita sebenarnya, mengatakan seseorang masuk surga atau neraka kecuali ada dalil dari Al Quran ataupun hadits yang menjelaskanya.

Baca : Kaidah Mempersaksikan Orang Masuk Surga / Neraka

Mudah-mudahan Allah selalu mencurahkan rahmat kepada beliau. Ibnu Umar tutup usia di Makkah tepatnya di al Fakhkh, sebuah lembah yang ada di Makkah, pada tahun 79 H dengan umur 84 tahun, Wallahu a'am bish shawab.

Disalin dari Majalah Qudwah Edisi 14 Vol 2 2014
Oleh Happy Islam