Ibnu Abdil Barr pernah menjabat sebagai hakim di Lisbon (saat ini Portugal). Lahir tahun 368 H atau 978 M di Cordoba (sekarang Spanyol). Beliau ulama ahli fikih, ahli hadits, ahli sejarah, dan tokoh terkemuka dalam madzhab Maliki. Sejumlah ulama memposisikan beliau sebagai ulama Islam yang tak tertandingi dalam sejarah Andalus.
Ibnu Abdil Barr menulis sebuah kitab berjudul “Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi”. Beliau berbicara tentang definisi ilmu, keutamaan ilmu, pengorbanan dalam proses pencariannya, etika belajar dan mengajar, hingga pernak-pernik dalam pengamalan ilmu. Pantas saja jika kitab tersebut diberi judul seperti tersebut di atas yang bisa diartikan, “Himpunan Keterangan Tentang Ilmu dan Keutamaannya”.
Kitab ini sayang dilewatkan untuk dibaca. Menarik untuk dikaji. Referensi penting dalam thalabul ilmi. Karena beliau menyebutkan riwayat hadits Nabi dan atsar dari Salaf. Termasuk tentang anak muda yang harus dan mau tidak mau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin.
Tulisan ini sendiri bermula dari usaha memotivasi siswa-siswa di sini dengan menyampaikan ; Kalian adalah calon pemimpin. Maka, berpikirlah layaknya pemimpin. Bertindaklah seperti seorang pemimpin. Dan berbicaralah selevel pemimpin.
Kemudian saya menyebutkan hadits Rasulullah yang berbunyi :
كُلُّكمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Tiap-tiap kalian adalah seorang pemimpin. Dan tiap-tiap kalian akan dituntut tanggungjawab atas kepemimpinannya” (HR Bukhari Muslim dari sahabat Ibnu Umar)
Memang benar demikian!
Setiap anak muda pasti berangan-angan dapat hidup senang. Hidup bahagia. Ingin punya keluarga idaman; istri dan anak-anak yang ideal. Ingin memiliki usaha atau bisnis yang hasilnya berlimpah. Ingin berteman dalam jejaring dan komunitas yang menggembirakan. Ingin hidup di tengah masyarakat dengan normal.
Namun, apakah hal itu akan terwujud? Jika engkau mempersiapkan diri dari sekarang, hal itu bukanlah mustahil. Itu sebuah keniscayaan.
Jika tidak mempersiapkan diri dari sekarang...
Apakah mampu engkau memimpin keluargamu? Apakah bisa engkau mengelola usahamu? Apakah dapat engkau mengatur karyawan-karyawan mu? Apakah bisa engkau berbaur dan bergaul dengan masyarakat mu? Apakah mampu engkau bersahabat dengan baik?
Kawan, semua hal di atas perlu bekal ilmu yang cukup. Masalah-masalah yang akan engkau hadapi sangat rumit. Persoalan hidup itu begitu banyak. Seringkali problematika dunia saling tumpang tindih. Dan itu semua harus engkau selesaikan. Kecuali jika engkau seorang pecundang yang lari dari kenyataan.
Sahabat Umar bin Khatab berpesan : “Perdalamlah ilmu agama sebelum kalian (mau tidak mau) menjadi pemimpin “ (Jami' Bayan 1/366)
Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib mengingatkan anak-anak dan keponakan-keponakannya : “ Pelajarilah ilmu agama! Sungguh, saat ini kalian masih anak-anak, tetapi esok hari kalian akan menjadi pemimpin” (Jami' Bayan 1/358)
Urwah bin Zubair mengingatkan ; Sungguh! Kami dahulu pun anak-anak, namun sekarang menjadi orangtua. Sungguh! Kalian saat ini masih anak-anak, tetapi di masa depan kalian akan menjadi pemimpin. Belajarlah ilmu sehingga kalian akan mampu memimpin ; (Tahdzibul Kamal 16/20)
Kawan, di hadapanmu jalan terbentang. Hanya ada dua cabang. Pilihlah, antara menjadi seorang pemimpin ataukah budak.
Ingatlah, sebelum memimpin orang lain -termasuk keluargamu kelak- , berlatihlah untuk memimpin dirimu sendiri. Sebelum mengatur orang lain -termasuk karyawan-karyawan mu besok- , aturlah dirimu sendiri terlebih dahulu.
Aturlah pola hidupmu. Aturlah pola istirahatmu. Aturlah pola ibadahmu. Aturlah kegiatanmu.
Jika tidak, engkau adalah calon budak dunia. Budak orang lain. Yang hanya menunggu diperintah dan disuruh-suruh. Mau?
Lendah. Sabtu pagi 19 Juni 2021
t.me/anakmudadansalaf