RENUNGAN UNTUK MENJAGA LISAN
Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad al-Madkhaly rahimahullah berkata:
"Sungguh seandainya kita merasa bahwa para malaikat mencatat (semua ucapan), niscaya kita tidak akan memperbanyak untuk sembarangan berbicara bathil, dusta, ghibah, namimah, atau ucapan kotor seperti mencela, mencaci-maki, dan ucapan yang mengandung dosa lainnya. Seandainya kita selalu memperhatikan bahwa para malaikat mencatat dan Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu mengawasi segala sesuatu, niscaya kita akan memperhitungkan semua tindakan kita dengan sungguh-sungguh. Dan seandainya orang-orang yang berakal memperhatikan perkara-perkara ini, niscaya mereka akan memperbanyak ucapan, perbuatan, dan keyakinan yang baik, karena hal itu akan dicatat dalam lembaran-lembaran catatan amal mereka."
Audhahul Ma'any, hal. 97
Saluran Telegram as-Syaikh Fawaz bin 'Ali al-Madkhaly hafizhahullah
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
SEDIKITNYA ORANG YANG SELAMAT DARI LISANNYA
Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata:
“Termasuk hal yang mengherankan bahwa seseorang ada yang mudah baginya untuk menjaga diri dan menahan diri dari memakan sesuatu yang haram, kezhaliman, zina, mencuri, minum khamer, melihat yang haram dan selainnya,
namun sulit baginya untuk mengendalikan gerakan lisannya. Sampai-sampai engkau melihat seseorang yang dianggap baik agamanya, zuhud dan banyak ibadah, namun dia berbicara dengan ucapan yang dimurkai Allah tanpa mempedulikan akibatnya.
Dengan satu kalimat saja dia tergelincir ke dalam jurang yang dalamnya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat. Betapa banyak engkau melihat orang yang sangat berhati-hati dari perbuatan keji dan zhalim, namun lisannya suka menodai kehormatan orang-orang yang masih hidup maupun yang telah mati tanpa mempedulikan apa yang dia ucapkan.”
(Al-Jawaabul Kaafy, terbitan Daar ‘Aalamil Fawaa’id, hal. 366)
WhatsApp Salafy Indonesia
Chanel Telegram http://bit.ly/ForumSalafy
SAMPAI KAPAN KITA AKAN MENGGHIBAHI SAUDARA KITA
Khalid Ar-Raba’iy -rahimahullah- bercerita:
“Saya masuk masjid lalu duduk bersama orang-orang, ketika mereka membicarakan aib seseorang maka saya larang mereka sehingga mereka pun berhenti membicarakannya. Kemudian mereka membicarakan pembicaraan yang lain hingga tanpa sadar kembali membicarakan aib orang tadi, maka saya pun tanpa sadar sedikit ikut nimbrung membicarakannya.
Pada malam harinya saya bermimpi melihat sesuatu berwarna hitam yang menyerupai seorang laki-laki namun tubuhnya sangat tinggi sedang membawa nampan terbalik berwarna putih berisi daging babi. Dia berkata: “Makanlah!” Saya jawab: “Demi Allah, saya tidak akan memakan daging babi.” Maka dia memegang tengkuk saya dan mengatakan: “Makanlah!” Lalu dia membentak saya dengan keras dan menjejalkan daging babi tersebut ke dalam mulut saya. Maka saya mengunyahnya dan tidak menelannya, dan ingin saya muntahkan. Ketika itulah saya terbangun. Selama 30 hari dan 30 malam tidaklah saya memakan sebuah makanan kecuali saya masih merasakan rasa dan bau daging babi tersebut di mulut saya.”
(Hayaatus Salaf, hal. 607)
WhatsApp Salafy Indonesia
Chanel Telegram http://bit.ly/ForumSalafy