Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

renungan : lupakan saja

3 tahun yang lalu
baca 3 menit

Lupakan Saja


Terkadang , sifat lupa menjadi berkah.

Coba bayangkan hal-hal berikut :

Sedih dikarenakan anak meninggal dunia.Sedih karena orangtua wafat.Sedih karena suami/istri lebih dahulu pergi.

Kecewa karena dikhianati.Kecewa karena diberi harapan-harapan tanpa kenyataan.Kecewa karena janji yang tak ditunaikan.

Sakit hati karena dicaci-maki.Sakit hati karena dihina dan direndahkan.Sakit hati karena dikata-katain.

Luka karena benda tajam.Luka karena tertusuk duri.Luka karena terjatuh dalam kecelakaan.

Coba , Dek !

Bayangkan jika hal-hal di atas tidak dapat dilupakan.Hidup pasti pahit.Tidak ada bahagia.Tidak ada tawa.Tanpa ceria.Tanpa bahagia.

Setiap waktu selalu teringat sedih-sedih , kecewa-kecewa , sakit hati-sakit hati , dan berbagai luka.

Melupakan hal-hal ini adalah anugrah.

Ibnul Qayyim (Miftah Daris Sa'adah hal.288) menerangkan , " Termasuk karunia menakjubkan bagi manusia adalah karunia lupa.Sungguh , kalau bukan karena sifat lupa , ia tidak akan merasa bahagia sedikit pun , sesalnya tidak akan berujung dan ia akan sulit bangkit dari musibah"

Ibnul Qayyim melanjutkan , " Rasa sedih tidak akan padam.Benci tidak akan hilang.Ia tidak mungkin bisa menikmati keindahan dunia karena selalu teringat kesusahan-kesusahannya..."

Dek , di pesantren engkau pasti dihadapkan dengan sedih , kecewa , sakit hati dan luka.

Dek , lupakan saja ! Supaya engkau bisa menikmati indahnya hidup.Andai engkau tak melupakan , siapa yang rugi kalau bukan engkau sendiri.

Ada teman , satu bahkan lebih , yang mengganggu , menyakiti atau menyinggung perasaanmu , maka tidak ada pilihan yang lebih baik dibandingkan ; lupakan saja !

Sebaliknya pun demikian...

Engkau jangan GR atau percaya diri berlebihan.Jangan sombong dan merasa tidak ada salah.Jangan merasa tak punya kekurangan.Hanya karena tidak ada orang yang mempermasalahkanmu.Tidak ada orang yang mengkritikmu.

Kenapa?

Bisa jadi orang-orang di sekitarmu berusaha melupakan kekuranganmu.Mereka tidak ingin mengingat-ingat kesalahanmu.

Dalam berteman , Dek. Pasti ada cacat dan cela. Engkau maupun temanmu. Tidak mungkin engkau selamat dari cacat dan cela. Namun , temanmu barangkali berpikir ; ah , lupakan saja !

0000___0000

Dek , jika di pesantren engkau mampu berlatih dan membiasakan hal ini.Bahkan menjadi karakter dan watakmu , saya ucapkan : Baarakallahu fiik.Selamat datang di kesuksesan.

Tahukah engkau , Dek ? 

Di kehidupan nyata , sikap ini akan sangat membantu.Pasti banyak berguna.

Realita berumah-tangga dapat dipertahankan harmonis.Hidup bertetangga bisa berjalan baik.Persahabatanmu terjaga.Rekan dan mitra kerja merasa enjoy.Sebab engkau selalu berpikir ; ah , lupakan saja !

Seorang pujangga di masa kekhilafahan Abbasiyyah bernama Habib bin Aus yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Tamam , pernah menggubah ;

لَيسَ الغَبيُّ بِسَيدٍ في قَومِهِ … لَكِن سَيِّدُ قَومِهِ المُتَغابي

Artinya ;

Orang bodoh tidak mungkin menjadi pemimpin masyarakatnya.

Namun , yang pantas memimpin masyarakat adalah orang yang selalu berusaha melupakan kekurangan orang.

Benarlah kata beliau!

Coba bayangkan , Dek ! Andai suatu saat nanti engkau diangkat sebagai pemimpin lantas tak bisa dengan mudah melupakan hal-hal buruk , bisakah engkau memimpin dengan hati jernih dan pikiran bening?

Wajahmu akan selalu cemberut.Senyummu sangat mahal.Intonasi suaramu menakutkan.Ekspresi tubuhmu akan memancarkan kebencian.

Tentu engkau tidak menginginkan hal itu , bukan?

Nah , dari sekarang , di pesantren , belajar dan berlatihlah.

Biasakan dan bentuklah kepribadianmu! Carilah pola watak dan karaktermu untuk terus berpikir ; ah ,lupakan saja! 

24 Ramadhan 1442 H/06 Mei 2021

Di Mushalla al Ilmu , Lendah

Oleh:
Atsar ID