Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

prinsip-prinsip ahlus sunnah | terjemah aqidah ar-raziyaini

2 tahun yang lalu
baca 20 menit

1.  KEYAKINAN AHLUS SUNNAH TENTANG IMAN

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku dan Abu Zur'ah semoga Allah meridhoi keduanya tentang madzhab Ahlus Sunnah dalam prinsip-prinsip agama, apa saja yang beliau berdua temui dari para Ulama di seluruh negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hatim (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah (W 264 H) mengatakan  :

"Iman adalah ucapan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang"

2. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG AL-QUR'AN

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hatim (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah (W 264 H) mengatakan  :

"Al-Qur'an adalah kalam Allah ta'ala yang diturunkan (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) dan bukan makhluk dari  berbagai sisinya".

3. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TAKDIR

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hatim Ar-Razi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Razi (W 264 H) mengatakan  :

"Takdir yang baiknya  dan yang buruknya  adalah dari Allah 'Azza wa Jalla"

4. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SEBAIK-BAIK MANUSIA SETELAH NABI MUHAMMAD

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hatim Ar-Razi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Razi (W 264 H) mengatakan  :

"Sebaik-baik manusia dari umat ini setelah Nabinya 'Alaihi Ash-Shalatu Was Salām adalah  : Abu Bakar Ash-Shiddiq  kemudian Umar bin Khattab kemudian 'Utsman bin 'Affan kemudian 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhum , dan mereka adalah Khulafa' Ar-Rāsyidun yang telah mendapatkan petunjuk".

5. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SEPULUH ORANG YANG DIJAMIN MASUK SURGA

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua [Imam Abu Hatim Ar-Razi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Razi (W 264 H) rahimahumallah ta'ala]  mengatakan  :

"Bahwasanya ada sepuluh orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah  sebutkan nama mereka dan Rasulullah _shallallahu 'alaihi wa sallam_ telah mempersaksikan bagi mereka surga sesuai yang  telah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam persaksikan dan ucapan beliau adalah kebenaran".

6. PRINSIP AHLUS SUNNAH TERHADAP PARA SAHABAT NABI

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hatim Ar-Razi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Razi (W 264 H) mengatakan  :

"Merahmati seluruh para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (dengan mengatakan radhiyallahu 'anhum) dan menahan diri dari perselisihan yang terjadi ditengah-tengah mereka (seperti pada perang shiffin dan perang jamal)".

7. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG DI MANA ALLAH

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Allah 'Azza wa Jalla di atas 'Arsy-Nya  , terpisah dari makhluk-Nya , sebagaimana Allah sendiri mensifati diri-Nya dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam , tanpa menanyakan bagaimana  , Allah meliputi segala sesuatu ilmu-Nya

لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat".

8. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG RU'YATULLĀH

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

 "Allah Tabāraka wa ta'ala akan dilihat nanti di akhirat  , penduduk surga akan melihat-Nya dengan penglihatan-penglihatan mereka dan mereka bisa mendengar firman-Nya dengan cara yang Allah kehendaki dan seperti apa yang Allah kehendaki"

9. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SURGA DAN NERAKA

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya , keduanya telah diciptakan dan tidak akan binasa selama-lamanya

▪️Surga adalah balasan bagi para wali-wali-Nya (yaitu yang beriman dan bertaqwa)

▪️Dan neraka adalah hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya , kecuali orang-orang yang Allah 'Azza wa Jalla merahmatinya".

10. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SHIRATH

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Shirath (yaitu jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga,pent) adalah benar adanya"

11. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TIMBANGAN PADA HARI KIAMAT

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Timbangan yang memiliki dua neraca timbangan yang ditimbang amalan-amalan para hamba padanya yang baiknya dan yang buruknya  adalah benar adanya"

12. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Haudh (telaga) yang Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam dimuliakan dengannya adalah benar adanya ".

13. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SYAFA'AT

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Syafa'at itu benar adanya 

Dan sesungguhnya  manusia dari ahli tauhid (jika memasuki neraka karena dosa-dosanya) akan keluar dari neraka dengan sebab syafa'at adalah benar adanya"

14. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ADZAB KUBUR

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

*Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H)* mengatakan  :

"Adzab kubur adalah benar adanya"

15. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG MALAIKAT MUNGKAR DAN NAKÎR

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama, apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Malaikat Mungkar dan Nakir (yang akan menanyai seseorang dalam kubur) adalah benar adanya".

16. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG PARA MALAIKAT PENCATAT AMALAN

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Para malaikat yang mulia yang mencatat (amalan para hamba) adalah benar adanya".

17. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG HARI KEBANGKITAN

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kebangkitan (manusia) setelah kematian adalah benar adanya"

18. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG PELAKU DOSA BESAR

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Pelaku dosa besar berada dalam kehendak Allah 'Azza wa Jalla (jika Allah menghendaki Allah adzab dia dan jika Allah menghendaki Allah ampuni dia , pent) "

19. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KAUM MUSLIMIN YANG MELAKUKAN DOSA-DOSA

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kita tidak mengkafirkan Ahlul kiblat  (kaum muslimin) dengan sebab dosa-dosa mereka dan kita serahkan rahasia-rahasia mereka kepada Allah 'Azza wa Jalla "

20. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG MELAKSANAKAN JIHAD DAN HAJI

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah _radhiyallahu 'anhuma_ tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (Wafat 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (Wafat 264 H) mengatakan  :

"Kita menjalankan kewajiban jihad dan haji adalah bersama para pemimpin kaum muslimin pada setiap masa dan zaman"

21. PRINSIP AHLUS SUNNAH TERHADAP PARA PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN (Bagian ke-21)

 Abu Muhammad 'Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

▪️"Kita tidak berpendapat bolehnya memberontak kepada para penguasa dan tidak boleh ikut berperang pada masa fitnah

▪️Dan kita mendengar dan taat kepada orang yang telah Allah 'Azza wa Jalla jadikan dia sebagai penguasa kita (selama tidak memerintahkan kepada kemaksiatan,pent) dan kita tidak boleh melepaskan diri dari ketaatan".

22. PRINSIP AHLUS SUNNAH TERHADAP  AS-SUNNAH DAN AL-JAMĀ'AH

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

▪️"Kita mengikuti As-Sunnah (ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) dan Al-Jamā'ah (yaitu yang sesuai dengan kebenaran  atau ajaran yang Rasulullah dan para sahabat ada padanya)

▪️Dan kita menjauhi penyelewengan , perselisihan dan perpecahan (dari As-Sunnah dan Al-Jamā'ah)".

23. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG JIHAD , HAJI DAN MEMBAYAR ZAKAT BERSAMA PEMERINTAH

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Bahwasanya jihad terus berlaku sejak Allah 'Azza wa Jalla mengutus Nabi-Nya (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam sampai hari kiamat , bersama Ulil amri (Ulama dan Umara) dari pemimpin-pemimpin kaum muslimin , tidak ada sesuatu yang dapat membatalkannya , demikian juga ibadah haji dan menyerahkan  shadaqah-shadaqah (yakni zakat) diantaranya zakat binatang ternak  kepada Ulil Amri dari para pemimpin kaum muslimin".

24. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KEADAAN MANUSIA

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Manusia itu mereka dipercayai (secara dzahirnya) tentang hukum-hukum mereka dan harta-harta warisan mereka dan tidak diketahui rahasia mereka disisi Allah 'Azza wa Jalla ".

25.  PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG PERNYATAAN KEIMANAN

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

▪️"Barangsiapa yang mengatakan  : "Sesungguhnya dia adalah mukmin yang sejati" , maka dia adalah ahlul bid'ah

▪️Barangsiapa yang mengatakan : "Dia mukmin sejati di sisi Allah" maka dia adalah termasuk orang-orang yang berdusta.

▪️Dan barangsiapa yang mengatakan  : "Aku benar-benar beriman kepada Allah" maka dia benar.

26. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KELOMPOK MURJI'AH

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kelompok Murji'ah adalah ahlul bid'ah  kelompok yang sesat"

27. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KELOMPOK QADARIYYAH

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kelompok Qadariyyah adalah ahlul bid'ah kelompok yang sesat"

28. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KELOMPOK JAHMIYYAH

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kelompok Jahmiyyah adalah orang-orang kafir"

29. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG SYI'AH RAFIDHAH

 Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kelompok Syi'ah Rafidhah mereka telah menolak islam"

30. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG KELOMPOK KHAWARIJ

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Kelompok Khawarij adalah orang-orang yang  keluar (dari agama islam)" 

31. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ORANG YANG MENGATAKAN AL-QUR'AN ADALAH MAKHLUK

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

💠 "Barangsiapa yang menganggap bahwasanya Al-Qur'an adalah makhluk maka dia telah kafir kepada Allah yang Maha Agung"

32. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ORANG YANG MENGATAKAN AL-QURAN ADALAH MAKHLUK DAN ORANG YANG RAGU DENGAN KEKUFURAN ORANG YANG MENGATAKAN BAHWA AL-QUR'AN ADALAH MAKHLUK

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua (Imam Abu Hātim Ar-Rāzi W. 277 H dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi W 264 H) mengatakan  :

"Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk maka dia kafir kepada Allah yang Maha Agung dan keluar dari agama islam 

Dan barangsiapa yang ragu tentang kekafirannya dari orang-orang yang memahaminya (bukan orang jahil/tidak tahu)
maka dia juga kafir".

33. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ORANG YANG RAGU TERHADAP AL-QUR'AN , APAKAH MAKHLUK ATAU BUKAN MAKHLUK

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Barangsiapa ragu terhadap Kalāmullah 'Azza wa Jalla, lalu dia tidak mengambil sikap padanya dalam keadaan ragu, kemudian dia mengatakan  : 

"Aku tidak tahu apakah Al-Qur'an itu makhluk atau bukan makhluk",  maka dia adalah seorang Jahmiyyah (pengikut Jahm bin Shafwan) ".

34. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ORANG YANG TIDAK MENGAMBIL SIKAP TERHADAP AL-QUR'AN DALAM KEADAAN JAHIL , APAKAH AL-QUR'AN  MAKHLUK ATAU BUKAN MAKHLUK

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama, apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama di seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

"Barangsiapa tidak mengambil sikap tentang Al-Qur'an (apakah makhluk atau bukan makhluk) dalam keadaan jahil, maka dia diberi tahu dan ditabdi' (dianggap telah berbuat bid'ah), akan tetapi tidak dikafirkan."

35. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG ORANG YANG MENGATAKAN "PELAFADZAN KU TERHADAP AL-QUR'AN ADALAH MAKHLUK"

Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Hatim rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku bertanya kepada ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur'ah radhiyallahu 'anhuma tentang Madzhab Ahlus Sunnah pada prinsip-prinsip agama , apa saja yang beliau berdua temui dari para ulama pada seluruh negeri-negeri dan apa saja yang beliau berdua yakini dari hal tersebut"

Beliau berdua Imam Abu Hātim Ar-Rāzi  (W. 277 H) dan Imam Abu Zur'ah Ar-Rāzi (W 264 H) mengatakan  :

Barangsiapa yang mengatakan  :

"Pelafadzanku* terhadap Al-Qur'an adalah makhluk" maka dia adalah Jahmiyyah 

Atau  "Al-Qur'an dengan pelafadzanku adalah makhluk" maka dia juga adalah Jahmiyyah

*Karena perkataan “pelafadzanku” bisa bermakna dua hal yang berbeda : 1. yang dilafadzkan yakni Al-Qur'an , 2 . Lafadz itu sendiri yakni suara orang yang melafadzkan/orang yang membacanya

36. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TANDA AHLUL BID'AH

Abu Muhammad (Abdurrahman bin Abu Hatim W. 327 H) rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku mendengar ayahku (Abu Hatim) Ar-Rāzi  (W. 277 H) rahimahullah mengatakan  :

"Tanda kelompok Ahlul Bid'ah adalah cercaannya terhadap Ahlul Atsar (yakni orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabatnya)".

37. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TANDA ORANG-ORANG ZINDIK

Abu Muhammad (Abdurrahman bin Abu Hatim W. 327 H) rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku mendengar ayahku (Muhammad Abu Hatim Ar-Rāzi W. 277 H) rahimahullah mengatakan  :

"Tanda orang-orang  zindik (munafiq) adalah penamaan mereka terhadap Ahlus Sunnah dengan Hasyawiyyah (yakni hanya berpegang pada dzahir nash saja)"

Mereka menamakan dengan Hasyawiyyah karena ingin menafikan atau membatalkan atsar-atsar (jejak-jejak  Rasulullah dan para sahabatnya)"

38. PRINSIP AHLUS SUNNAH TENTANG TANDA KELOMPOK JAHMIYYAH

Abu Muhammad (Abdurrahman bin Abu Hatim W. 327 H) rahimahullah ta'ala mengatakan  :

"Aku mendengar ayahku (Muhammad Abu Hatim Ar-Rāzi W. 277 H) rahimahullah mengatakan  :

💠"Tanda kelompok Jahmiyyah adalah mereka menamai ahlus sunnah dengan Musyabbihah (orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya atau Mujassimah , karena menetapkan semua sifat-sifat Allah , pent)

Aqidah Ar-Raziyaini Abu Hatim Ar-Razi Wa Abu Zur'ah Ar-Razi》
t.me/salafy_cirebon