Tanya:
Saya pernah mendengar bahwa agama itu adalah nasehat, kami sebagai kaum muda, masih banyak melakukan pelanggaran baik itu jasmani ataupun rohani. Terlebih lagi pergaulan bebas yang terus berkeliaran di hadapan kami.
Berikanlah kami nasehat!
Nasehat:
Untuk para pemuda, masa-masa muda adalah merupakan masa-masa keemasan. Apabila seorang pandai memanfaatkannya. Rasulullah 'alaihi shallatu wasallam beliau menyebutkan dalam hadits yang disebutkan oleh Bukhari dan Muslim, hadits Abu Hurairah tentang tujuh golongan yang mendapat naungan:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Pemimpin yang adil, Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata Aku takut kepada Allah, Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta Seorang yang berdzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620).
Diantaranya yang disebutkan oleh nabi 'alaihi shallatu wasallam:
وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ
Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya.
Manfaatkan masa muda ma'asyaral muslimin rahimakumullah, sebab kita akan ditanya oleh Allah subhanahu wata'ala pada yaumul qiyamah, kita habiskan apa kepemudaan kita? Termasuk diantara yang akan ditanyakan oleh Allah Jalla wa 'Alla. Oleh karena itu, selama Allah subhanahu wata'ala masih memberikan kepada kita umur, manfaatkan. Pikirkan akhir dari kehidupan kita. Jangan kemudian di saat kita diberikan kekuatan, masih diberikan kesehatan, lalu kemudian kita lupa dengan agama Allah subhanahu wata'ala.
Terlalu nikmat dengan keindahan dunia, menyebabkan lalai. Sebagaimana banyak kaum pemuda sekarang terjatuh dalam kemaksiatan wal'iyadzubillah. Yang ini berzina wal'iyadzubillah. Yang satunya lagi melakukan sekian perbuatan kedholiman. Satunya lagi mereka melakukan pergaulan bebas. Sebagian lagi mereka lagi, yakni mengkonsumsi obat-obat yang terlarang, khamr, dan yang semisalnya. Karena menyangka bahwa mereka masih diberikan kekuatan. Akan ada masanya Allah subhanahu wata'ala akan mengambil mereka.
Manfaatkan ma'asyaral muslimin rahimakumullah, takut kepada Allah subhanahu wata'ala. Oleh karena itu pada saat seorang masih diberikan kekuatan, rasa takutnya itu harus lebih mendominasi daripada rasa berharap. Dia harus lebih takut kepada Allah. Dia diberikan kesehatan, dia diberikan kekuatan, sehingga dia mampu melakukan aktivitas apa saja. Yang demikian kalau tidak dikontrol dengan wahyu, dengan iman, dengan kelemahan iman yang dia miliki, maka dia akan melakukan apa saja yang diharamkan. Yang dapat menyebabkan murka Allah subhanahu wata'ala kepadanya.
Jangan kita terpancing dengan kehidupan dunia ma'asyaral muslimin rahimakumullah. Oleh karena itu hendaknya orang-orang tua, wajib dan mereka bertanggung jawab untuk memelihara anak-anak mereka. Pada saat mulainya mereka tumbuh, pelihara, jaga baik-baik, jaga lingkungannya. Dekatkan mereka kepada Allah subhanahu wata'ala, biasakan mereka dengan lingkungan orang-orang yang shaleh. Jauhkan mereka dari lingkungan yang buruk, fasad. Yang akan merusak aqidah mereka. Merusak keimanan, merusak akhlak.
Sebab seorang apabila dia telah terjatuh kedalam kemaksiatan wal'iyadzubillah. Dan dia menjadi seorang yang mudmin. Apa itu mudmin? Kalau orang sulit meninggalkan rokok misalnya? Kecanduan. Jadi seorang yang mudmin (kecanduan), wal'iyadzubillah. Sangat sangat sulit bagi seorang itu meninggalkan. Sangat sulit, kecuali yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala. Seorang kalau sudah terjatuh dalam perbuatan kemaksiatan, lalu dia terus melakukan satu, dua, tiga, dan seterusnya. Nasehat sudah tidak akan lagi didengar.
Kenapa? Hati itu sudah menjadi hitam. Sebab ketika dia mengerjakan satu kemaksiatan, maka hatinya itu akan bertambah satu titik hitam. Dan terus seperti itu, setiap kali dia melakukan kemaksiatan, bertambah titik hitam yang berikutnya. Sehingga hati itu menjadi hitam, wal'iyadzubillah. Ketika hati itu telah menjadi hitam,
أسوَدُ مُربادًّا كالكوزِ مُجَخِّيًا لا يعرِفُ معروفًا ولا ينكرُ مُنكرًا إلَّا ما أُشرِبَ مِن هواهُ
[Adapun hati yang lainnya, maka ia] hitam kelam, layaknya cangkir yang terjungkir. Ia TIDAK MENGENALI perkara MA’RUF; TIDAK PULA (hatinya) MENGINGKARI yang MUNGKAR, kecuali apa-apa yang diserap dari hawa nafsunya (HR Muslim)
Yang dia lihat adalah hawa nafsu, wal'iyadzubillah. Kapan ada yang menghalangi hawa nafsunya, dia tidak akan peduli. Dia akan terus berjalan. Dan begitu keadaan mereka, ma'asyaral muslim rahimakumullah. Kecuali yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala. Rasulullah 'alaihi shallatu wasallam menyebutkan, ada orang yakni subahallah, pembuhuh berdarah dingin. Yakni sangat mudah bagi dia untuk membunuh. Sampai dia membuhuh 99 nyawa. Tambah lagi satu orang yang bodoh juga dibunuh sama dia.
Karena dia bertanya apakah ada pintu taubat, orang bodoh ini mengatakan tidak ada pintu taubat bagimu, terlalu banyak kamu bunuh. Maka dibunuh sekalian jadi 100. Sangat mudah bagi dia untuk membuhuh, tapi subhanallah, dia masih berusaha. Allah subhanahu wata'ala membuka pintu hatinya. Sehingga dia bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala. Meninggalkan lingkungan yang buruk. Ada harapan selama seorang masih hidup di dunia. Masih ada harapan.
Namun seorang harus mempunyai azzam, punya tekat yang kuat. Jangan kemudian seorang itu begitu terjatuh, lalu kemudian dia lemah, wal'iyadzubillah. Karena sesungguhnya ketika seorang terjatuh dalam perbuatan kemaksiatan, Allah akan menghukum dia dengan kemaksiatan yang berikutnya. Kenapa seorang melakukan kemaksiatan yang berikutnya? Karena kemaksiatan sebelumnya dia kerjakan. Kemaksiatan yang sebelumnya yang dia kerjakan.
Sehingga demikian seterusnya, kecuali apabila Allah subhanahu wata'ala menahan dia. Kalau dia tidak mendapatkan bimbingan dari Allah, wal'iyadzubillah. Akan terus, setiap ada orang datang memberikan nasehat kepadanya, tidak lagi diperhatikan. Kenapa? Mudmin, sudah menjadi orang kecanduan dengan kemaksiatan. Sudah merasa senang dengan harta. Orang yang terbiasa korupsi misalnya, itu luar biasa. Dia tidak akan mendengarkan lagi nasehat. Yang penting bagi dia banyak harta.
Orang yang terbiasa berzina, demikian pula. Ketika dinasehati, maka dia akan meninggalkan nasehat tersebut. Kecanduan wal'iyadzubillah, apabila kondisinya demikian, kita sangat mengkhawatirkan akhir kehidupannya su'ul khatimah. Buruk akhir kehidupannya. Dan apabila demikian ma'asyaral muslim rahimakumullah, maka tidak akan berguna kehidupan kita. Nikmat di dunia, namun kesengsaraan di akhirat. Nikat dunia adalah nikmat yang sementara. Ini yang harus kita ingat.
Kita harus yakinkan pada diri kita, bahwa hidup di dunia ini adalah kehidupan yang sementara. Segala kenikmatan yang kita rasakan, nikmat harta, nikmat-nikmat yang lainnya, semuanya itu hanya sementara. Namun barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, kenikmatan itu akan berlanjut sampai dia bertemu Allah subhanahu wata'ala. Ketika dia, istrinya, anak-anaknya, orang-orang yang shaleh, akan dikumpulkan lagi oleh Allah di dalam surga. Dengan kenikmatan yang lebih kekal, yang lebih abadi, yang lebih nikmat, yang lebih membahagiakan mereka.
Tapi kalau tidak, wal'iyadzubillah. Tidak akan ada lagi kebahagiaan setelah dunia. Hilang kebahagiaan itu. Maka hendaknya setiap muslim memperhatikan apa yang akan dia persembahkan keesokan harinya ketika dia bertemu Allah subhanahu wata'ala.
Sumber : http://www.thalabilmusyari.web.id/2013/08/nasehat-untuk-para-syabab-yang-masih.html
DAMPAK MAKSIAT
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
"Maksiat memiliki berbagai dampak yang buruk, tercela, serta membahayakan hati dan badan, di dunia maupun di akhirat, yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti kecuali oleh Alloh semata. Maka di antaranya: menghalangi masuknya ilmu, karena sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang Alloh masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat adalah pemadam cahaya tersebut.
Ketika al Imam asy-Syafi’i duduk di hadapan (al Imam) Malik sambil membacakan sesuatu, al Imam Malik takjub dengan apa yang dilihatnya berupa ketajaman, kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya. Beliau pun berkata: “Sesungguhnya aku memandang bahwa Alloh telah memasukkan cahaya ke dalam hatimu, maka janganlah kamu memadamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.”
Ad Daa`u wad Dawaa`u hal 76
Syabab Ashhaabus Sunnah
💡Ashhaabus Sunnah