Seperti yang disebutkan dalam ayat di atas,
إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى مَقَامٍ أَمِينٍ ﴿٥١﴾
“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman.” (Q.S. Ad-Dukhan: 51)
Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan,
“Al-Maqam artinya: tempat tinggal. Al-Amiin maknanya: yang aman dari segala jenis keburukan, gangguan, dan hal-hal yang dibenci.
Jadi ‘Al-Maqam al-Amiinʼ bermakna: tempat yang menghimpun segala sifat keamanan. Aman dan tidak akan pernah lenyap dan hancur.” (At-Tafsir al-Qayyim, hlm. 471)
Allah ta‘ala berfirman,
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).” (Q.S. Yunus: 25)
Ulama sepakat bahwa yang dimaksud Darussalam ialah surga. Namun, ada beberapa pandangan tentang mengapa surga disebut sebagai Darussalam.
Berikut sejumlah pendapat ulama yang dinukil oleh Imam Ibnul Jauzi rahimahullah,
“Firman Allah ta‘ala,
لَهُمْ دَارُ ٱلسَّلَٰمِ عِندَ رَبِّهِمْۖ
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (tempat yang damai / surga) di sisi Tuhannya.” (Q.S. Al-An‘am: 127)
Makna Darussalam ialah surga.
Dinamakan demikian, ada empat pendapat:
1. Yang dimaksud (( السَّلاَمُ )) ialah Allah. Jadi surga ialah [Darussalam] tempat milik Allah as-Salam.
Ini pendapat Ibnu Abbas, al-Hasan, Qatadah, dan as-Suddi.
2. Karena surga ialah Darus Salamah (tempat keselamatan) yang tidak ada putusnya.
Ini pendapat az-Zajjaj.
3. Karena salam penghormatan penghuni surga ialah salam.
Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Sulaiman ad-Dimasyqi.
4. Dikarenakan seluruh keadaan di surga dibarengi dengan salam.
- Di awal memasuki surga,
ٱدْخُلُوهَا بِسَلَٰمٍۖ ذَٰلِكَ يَوْمُ ٱلْخُلُودِ
“masuklah ke (dalam surga) dengan salam (aman dan damai). Itulah hari yang abadi.” (Q.S. Qaf: 34)
- Setelah tinggal dan mengambil posisinya masing-masing,
وَٱلْمَلَٰئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣﴾ سَلَٰمٌ عَلَيْكُم
“sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Salam (selamat sejahtera) atasmu.” (Q.S. Ar-Raʼd: 23-24)
- Ketika bertemu dengan Allah,
سَلَٰمٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ
(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Q.S. Yasin: 58)
Dan firman Allah ta‘ala,
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُۥ سَلَٰمٌۚ
Penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) ketika menemui-Nya ialah, “Salam.” (Q.S. Al-Ahzab: 44) —selesai dari Zadul Masir (2/77)—
Empat pandangan di atas tidak saling bertentangan. Seluruhnya berdasarkan pada asal kata as-Salam.
Semuanya mewakili karakteristik surga. Darussalam: surga milik Allah; tempat yang aman dan selamat; penghormatan antar para penghuninya dengan “Salam”, dan tiap keadaan di surga beriring “Salam”.
Allah ta‘ala berfirman,
أَمْ جَنَّةُ ٱلْخُلْدِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَۚ
“atau Jannatul Khuldi (surga yang kekal) yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Furqan: 15)
Makna (( الْخُلدُ )) ialah kekal. Karena surga tempat yang kekal, penghuninya tinggal kekal di dalamnya, dengan nikmat yang kekal selamanya. [‘Aun ar-Rahman, 15/385].
Allah ta‘ala berfirman,
ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
“yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam Darul Muqamah (tempat yang kekal / surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.” (Q.S. Fathir: 35)
Darul Muqamah artinya negeri tempat menetap. Karena orang beriman menetap di sana selamanya. [Taisir al-Karim ar-Rahman, hlm. 657].
Allah ta‘ala berfirman,
جَنَّتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُۥ بِٱلْغَيْبِۚ إِنَّهُۥ كَانَ وَعْدُهُۥ مَأْتِيًّا
“yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak tampak. Sungguh, (janji Allah) itu pasti ditepati.” (Q.S. Maryam: 61)
Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata,
“Al-‘Adn bermakna al-Iqamah [menetap]. Kemudian dipakai sebagai salah satu nama surga.” (Fathul Qadir, 3/94)
Allah ta‘ala berfirman,
أُو۟لَٰئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ ﴿١٠﴾ ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
“Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Muʼminun: 10-11)
Syaikh Abdurrahman as-Siʼdi rahimahullah menerangkan,
“Kata (( ُالْفِرْدَوس / Firdaus )) asalnya bermakna kebun dengan buah-buahan dan pepohonan yang lebat.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hlm. 488)
Dan Firdaus ialah nama surga tertinggi dan terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda,
فِي الْجَنَّةِ مِائَةُ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، وَالْفِرْدَوْسُ أَعْلَاهَا دَرَجَةً، وَمِنْهَا تُفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ الْأَرْبَعَةُ، وَمِنْ فَوْقِهَا يَكُونُ الْعَرْشُ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ.
“Di surga ada seratus tingkat, jarak antara masing-masing tingkat seperti antara bumi dan langit. Firdaus adalah surga tertinggi, darinya empat sungai surga memancar, di atasnya ‘Arasy, bila kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus.”
Shahih [Shahih at-Tirmidzi]. H.R. At-Tirmidzi (2531).
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
إنَّ الفِرْدَوْسَ جَبَلُ الجَنَّةِ الَّتِي تَتَفَجَّرُ مِنهُ أنْهارُ الجَنَّةِ.
“Sesungguhnya Firdaus adalah gunung di surga; dari sanalah sumber aliran sungai-sungai surga.” [Sanadnya shahih; Diriwayatkan Yahya bin Sallam (1/394). Juga disebutkan oleh al-Qurthubi (14/17)].
Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
الفِرْدَوْسُ رَبْوَةُ الْجَنَّةِ، وَهِيَ أَوْسَطُهَا وَأَحْسَنُهَا.
“Firdaus ialah bukit tinggi di surga; berada di bagian tengah dan yang paling indah.” (Ash-Shahihah, 2003)
Allah ta‘ala berfirman,
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌۚ أُو۟لَٰئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada al-Husna (pahala yang terbaik / surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Yunus: 26)
Ujar al-‘Allamah al-Qurthubi rahimahullah,
“Disebut dengan (( ٱلْحُسْنَىٰ / yang terindah )) sebab surga ialah puncaknya keindahan.” (Jamiʼ Ahkam Al-Qurʼan, 9/306)
✍️ -- Hari Ahadi, Jalur Masjid Agung
Penjelasan Bab: Kenikmatan yang Allah Persiapkan untuk Para Penghuni Surga | Kitab Riyadhus Shalihin
Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
https://t.me/nasehatetam www.nasehatetam.net