(124)
Berpikir, " Apa yang bisa saya berikan? Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu? ".
Berpikir seperti itu adalah cara berpikir seorang muslim.
Bukannya mengeluh, " Siapa yang bisa membantu saya? Siapa yang dapat menolong saya? Apa yang saya peroleh dari orang lain? ".
Bukan seperti itu!
Berusahalah untuk bermanfaat, bukan malah menjadi beban.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda
أحبُّ الناسِ إلى اللهِ أنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
" Hamba yang paling dicintai Allah Ta'ala adalah yang paling bisa bermanfaat untuk orang lain "
( HR Thabrani dari sahabat Abdullah bin Umar. Disahihkan Al Albani dalam As Sahihah 906 )
Nah, bentuk dan biasakanlah untuk berpikir, " Manfaat apa yang bisa saya berikan untuk orang lain? ".
Tentu tidak sebatas berpikir, bukan? Setelah berpikir, mesti ditindaklanjuti dengan aksi.
Bermanfaat buat orang lain tidak identik dengan biaya mahal, barang mewah, atau sesuatu yang wah.
Walau sedikit, akan terasa spesial jika diberikan secara tulus. Meski kecil, namun akan istimewa selama dari kalbu terdalam. Jangan kecil hati!
Biarlah dianggap kurang berharga di mata manusia, asalkan di sisi Allah Ta'ala menjadi mulia.
Di dalam hadis di atas, Nabi Muhammad ﷺ memberikan contoh :
و أحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سُرُورٌ يدْخِلُهُ على مسلمٍ ، أوْ يكْشِفُ عنهُ كُرْبَةً ، أوْ يقْضِي عنهُ دَيْنًا، أوْ تَطْرُدُ عنهُ جُوعًا ، و لأنْ أَمْشِي مع أَخٍ لي في حاجَةٍ أحبُّ إِلَيَّ من أنْ اعْتَكِفَ في هذا المسجدِ شهرا
" Amalan yang paling dicintai Allah ialah rasa bahagia yang diberikan kepada seorang muslim. Atau; ia membantunya menyelesaikan problem, melunasi utangnya, atau menghilangkan laparnya. Sungguh! Aku lebih suka mendampingi seorang saudara untuk menunaikan keperluannya, daripada i'tikaf satu bulan di masjid ini (Masjid Nabawi) "
Demikianlah beberapa contoh kemanfaatan yang dapat dilakukan!
Mulailah dari lingkup hidup terkecil, yaitu keluarga.
Suami berusaha membuat happy istrinya. Bisa dengan kata-kata positif, dapat dengan sanjungan, boleh dengan apresiasi, ucapan terimakasih, hadiah-hadiah, atau doa kebaikan langsung di hadapannya.
Jangan merasa rugi bila menemani istri menyelesaikan keperluannya. Apalagi untuk kebutuhan rumah tangga. Ke pasar, ke warung, ke rumah keluarganya, atau ke mana yang ia suka. Lebih-lebih istri yang ingin menghadiri majlis ilmu.
Istri; berusahalah untuk menghibur suami yang sedang susah. Jangan malah menambah susah. Buat suami tersenyum, bukan justru menumpuk sedih.
Ingatlah, Istri, amalan yang paling dicintai Allah ialah rasa bahagia yang diberikan kepada seorang muslim. Suami lebih dari seorang muslim. Ia istimewa bagimu.
Di lingkungan yang lebih luas, yakni bertetangga dan berteman; berusahalah untuk terus bermanfaat. Jadilah pribadi yang selalu diharapkan kebaikannya.
Jadilah sosok yang dirindukan kehadirannya. Jadilah orang yang terus diinginkan keberadaannya.
Ada untuk bermanfaat. Hadir buat kebaikan.
Jangan justru sebaliknya! Dijauhi, tidak disukai, dan membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda :
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنكُم أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ
" Siapa yang dapat memberi manfaat buat saudaranya, lakukanlah! "
( HR Muslim 2199 dari sahabat Jabir )
Artinya apa?
Setiap muslim dihasung untuk memikirkan orang lain. Tidak egois. Bukan hanya memikirkan diri sendiri. Bukan mau enaknya sendiri. Bukan pula cari senang sendiri. Apalagi ingin menang sendiri!
Nah, kini mulailah dari hal-hal kecil di sekitar kita.
Apa yang bisa engkau lakukan untuk membuat istrimu tertawa bahagia? Apa yang bisa engkau perbuat agar suamimu gembira? Apa yang bisa engkau berikan supaya anak-anakmu ceria? Apa yang bisa engkau usahakan agar orangtuamu tersenyum di hari tua?
Apa yang bisa engkau lakukan untuk tetanggamu? Apa yang bisa engkau berikan buat masyarakatmu?
Jangan merasa telah cukup berbuat! Jangan bilang, bahwa engkau sudah melakukan ini dan itu! Jangan beranggapan kalau engkau telah banyak berjasa!
Karena, sebaik-baik hamba, adalah yang paling banyak manfaatnya.
Lendah, 25 Dzulqa'dah 1443 H/25 Juni 2022
t.me/anakmudadansalaf