Melatih Kesabaran Dari Gangguan Orang Lain
Dalam berinteraksi dengan orang lain tidak selalu menyenangkan terkadang kita akan mendapat gangguan dari mereka yang membuat kita tidak bisa sabar untuk menghadapinya sehingga muncul dari diri ini tindakan yang tidak pantas.
Atas dasar inilah kita harus belajar melatih jiwa ini untuk memiliki sifat sabar.
Berikut ini terapi yang diajarkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
1. Dia harus memahami bahwasannya Allah Subhaanahu wa Ta'ala adalah Sang Pencipta perbuatan hamba-hamba-Nya,Dialah Zat yang menciptakan garakan dan keinginan mereka.
Maka apa yang Allah kehendaki akan terjadi dan apa yang tidak Ia kehendaki tak akan terjadi.
Tidaklah bergerak biji dzarroh di alam langit ataupun bumi melainkan dengan izin-Nya dan kehendak-Nya.Sehingga hamba-hamba itu hanyalah alat.
Maka hendaknya engkau melihat pada Zat yang telah membuat musuh mengganggumu.
Janganlah kamu melihat perbuatan mereka padamu. Dengan pandangan seperti inilah dada akan terasa lapang dari rasa resah dan gelisah....✍
Jami'ul Masaail lii syaikhil Islam Ibni Taimiyah 1/168
2. Hendaknya dia menyadari akan dosa-dosanya,karena sesunggunya Allah membuat musuh mengganggumu disebabkan dosa yang kau perbuat.
Sebagaimana Allah berkata :
ما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أديكم ويعفو عن كثير
" Dan musibah apapun yang menimpa kalian maka itu disebabkan tangan-tanganmu"
Asy Syuro : 30
Maka bila seorang hamba telah menyadari bahwa dosa-dosanya adalah penyebab semua perkara yang dia benci menimpanya.
Diapun akan menyibukkan diri dengan taubat dan meminta ampun dari dosa-dosa yang menjadi penyebab gangguan mereka.
Dan dia tidak sibuk untuk mencela,menghina dan menuding mereka atas tindakan jahat mereka.
Dan bila engkau melihat seorang hamba yang mencela manusia kerena telah mengganggunya namun dia tidak mau melihat dirinya sendiri yang lebih pantas untuk dicela dan meminta ampunan.
Ketahuilah bahwa musibah yang menimpanya adalah musibah yang hakiki.
Namun bila ia bertaubat dan memohon ampunan dan mengatakan :
"Ini semua disebabkan dosa-dosaku"
Maka musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat.
Berkata Ali bin Abi Tholib Rodhiyallahu anhu sebuah kalimat mutiara :
لا يرجون عبد إلا ربه ولا تخافن عبد إلا ذنبه.
"Janganlah seorang hamba berharap kecuali pada Robbnya, dan Janganlah seorang hamba takut melainkan pada dosanya."
Dalam riwayat yang lain
ما نزل بلاء إلا بذنب ولا رفع إلا بالتوبة
"Tidaklah malapetaka itu turun melainkan dengan sebab dosa dan tidaklah petaka itu diangkat melainkan dengan taubat....✍
3. Hendaknya seorang hamba mengakui betapa baiknya pahala yang Allah janjikan bagi orang yang mau memaafkan dan bersabar, sebagaimana Allah berfirman :
(وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ)
"Dan ganjaran kejelekan adalah kejelekan semisal dengannya maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." Asy Syuro: 40
Dan sikap manusia dalam menghadapi gangguan orang lain terbagi jadi tiga:
1. Zolim
Dia membalas gangguan melebihi batas.
2. Muqtashid(Pertengahan)
Dia membalas gangguan sesuai dengan haknya
3. Muhsin(Orang yang baik)
Dia memaafkan dan tidak membalas gangguan tersebut.
Allah menyebutkan tiga golongan ini dalam ayat
Yang pertama adalah Muqtashidin,yang pertengahan adalah As Saabiqin, yang terakhir adalah Zolimin.
Hendaknya seorang hamba mengetahui seruan orang yang menyeru pada hari kiamat :
"Hendaknya berdiri orang-orang yang ganjarannya disisi Allah."
Maka tidak ada yang berdiri kecuali orang yang memaafkan dan berbaikan.
Apabila dia telah mengetahui bagaimana dia kehilangan pahala karena ingin membalas kejelekan orang lain.
Maka akan gampang baginya untuk bersabar dan memaafkan..
4. Hendaknya seorang hamba mengetahui bila ia mau memaafkan dan berbuat baik maka hal itu akan menyelamatkan hatinya dari saudara-saudaranya dan kebersihan hati dari kedengkian,balas dendam, dan maksud yang jelek.
Diapun akan merasakan manisnya buah memaafkan yang kelezatannya melebihi berlipat-lipat dari kepuasan membalas dendam.
Dan dia memperoleh manfaatnya dunia dan akhirat
Maka ia pun masuk dalam firman Allah Ta'ala :
و الله يحب المحسنين
" Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik "
(Ali Imron:134)
Diapun jadi orang yang dicintai Allah.
Keadaannya seperti seorang yang dirampas satu dirham miliknya namun diganti dengan ribuan dinar.
Ia pun bahagia dengan anugrah yang Allah limpahkan padanya.
Kebahagiaan yang terbesar dari yang pernah dia rasakan...
5. Hendaknya ia mengetahui bahwa tidaklah seseorang membalas dendam melainkan akan muncul rasa rendah pada dirinya.
Namun bila dia mau memaafkan maka Allah Ta'ala akan memuliakannya,sebagaimana yang disampaikan Ash-Shodiqul Mashduq(yaitu Nabi Sholallahu alaihi wa Sallam):
ما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
رواه مسلم
" Tidaklah Allah menambah pada seorang hamba dengan memaafkan melainkan kemuliaan." HR Muslim
Kemuliaan yang dia raih dengan memaafkan jauh lebih ia sukai dan jauh lebih bermanfaat daripada kemuliaan yang diraih dengan balas dendam.
Karena hal ini(balas dendam) adalah kemuliaan secara lahiriah namun menyebabkan kerendahan secara batin.
Sedangkan memaafkan merendah secara batin namun menyebabkan kemuliaan batiniah dan lahiriah...✍
6. Poin ini merupakan faidah yang paling agung yaitu hendaknya seorang hamba mengetahui bahwa :
الجزاء من جنس العمل
" Ganjaran itu sesuai dengan amalan "
Hendaknya ia mengetahui bahwa jiwanya telah berbuat zolim dan dosa.
Dan hendaknya dia mengetahui barangsiapa yang memaafkan manusia maka Allah akan memaafkannya. Dan siapa saja yang mau mengampuni orang lain maka Allah akan mengampuninya.
Bila ia telah mengetahui bahwa dengan memaafkan, mengmpuni dan berbaik hati pada mereka walaupun mereka berbuat buruk padanya adalah sebab Allah akan membalas dengan hal yang sama atas amalannya.
Sehingga Allah akan memaafkan, mengampuni dan berbuat baik padanya atas dosa-dosanya.
Maka akan mudah baginya untuk memaafkan orang lain dan bersabar darinya.
Sebenarnya faidah ini sudah cukup bagi orang yang berakal...
7. Hendaknya dia mengetahui bahwa bila ia sibuk dengan upaya balas dendam maka dia akan menyia-nyiakan waktunya, dan membuat hatinya tercerai-berai, sehingga ia akan kehilangan kemaslahatan dirinya sesuatu yang tak bisa dia ganti.
Maka hal ini merupakan musibah yang jauh lebih besar dibandingkan gangguan yang muncul dari orang tersebut pada dirinya.
Namun bila ia mau memaafkan dan mengampuni, hati dan jasadnya akan lapang karena maslahat untuk dirinya jauh lebih penting daripada balas dendam...
8. Hendaknya dia mengetahui bahwa Rosulullah Sholallahu alaihi wa Sallam tidak pernah membalas dendam untuk urusan pribadinya.
Maka bila makhluk Allah yang terbaik,yang paling mulia saja tidak pernah membalas dendam untuk urusan pribadinya,padahal menyakitinya seperti menyakiti Allah,padanya ada hak-hak agama.
Beliau adalah jiwa yang paling mulia,yang paling suci,dan yang paling baik.
Beliau paling jauh dari akhlak tercela,manusia yang paling berhak untuk berakhlak yang indah.
Walaupun demikian beliau tidak pernah membalas dendam untuk urusan pribadinya.
Terus bagaimana bisa salah seorang diantara kita membalas dendam untuk urusan pribadinya.
Padahal dia paling tahu keadaan pribadinya dan kejelekan aib-aib dirinya.
Bahkan seorang yang arif tidaklah bisa menyamakan dirinya dengan beliau untuk membalas dendam dan tidak ada nilai bagi jiwanya disisi beliau yang mengaruskan ia untuk balas dendam..
9. Bila ia disakiti karena amalan yang dilakukannya untuk Allah atau amalan ketaatan atau perkara maksiat yang ditinggalkan.
Hendaknya ia bersabar dan jangan membalas dendam karena dia disakiti dijalan Allah maka balasannya disisi Allah.
Oleh karena inilah para mujahid dijalan Allah mereka mengorbankan darah dan harta untuk Allah namun tidak ada jaminan gantinya(dari makhluk).Karena Allah telah membeli jiwa-jiwa dan harta mereka,sehingga harganya Allah yang menentukan bukan makhluk.
Barang siapa mencari imbalan dari mereka maka dia tidak akan mendapat imbalan dari Allah.
Karena orang yang menghabiskan miliknya untuk Allah tentunya Allah lah akan mengantinya.
Bila ia disakiti dengan bentuk musibah maka hendaknya dia mengembalikan celaan pada dirinya sendiri, sehingga ia disibukkan dengan menyalahkan dirinya dari pada
menyalahkan orang yang menyakitinya.
Jika ia disakiti karena urusan pribadinya hendaknya ia menata jiwanya untuk bersabar kerena menuntut balas untuk urusan pribadi akan menghilangkan kesabaranya.
Kalau seseorang tidak dapat bersabar dari cauca yang panas,hujan,salju yang merupakan kesulitan perjalanan dan para perampok maka tidak perlu baginya melakukan perjalanan untuk perniagaan.
Sebagaimana yang telah diketahui manusia :
" Barang siapa yang jujur dalam mencari sesuatu maka akan diganti dengan kesabaran ketika ia ingin meraih keberhasilannya sesuai dengan kadar kejujuran dalam mencari keinginannya..
10. Hendaknya seorang hamba mengetahui bahwa Allah bersama dan mencintai orang yang sabar. Allah ridho pada orang yang sabar.
Sehingga orang yang Allah barsamanya pasti Allah membelanya dari segala jenis gangguan dan kemudaratan, dengan
pembelaan yang tidak bisa dilakukan oleh seorang pun dari kalangan makhluk.
Allah Ta'ala berfirman :
(واصبروا إن الله مع الصابرين )
" Dan hendaknya kalian bersabar sesunggunya Allah barsama orang yang sabar "
{Al Anfal 46}
و الله يحب الصابرين
"Dan Allah mencintai orang sabar" { Ali Imron : 146 }
11. Hendaknya seorang hamba mengetahui bahwa kesabaran setengah dari keimanan...
Maka janganlah dia mengganti keimanannya hanya untuk bagian kecil dari membela pribadinya.
Bila ia mampu bersabar maka dia telah melindungi keimanannya dan menjaganya dari kekurangan.
Dan Allah adalah Zat yang membela orang-orang beriman..
12. Hendaknya dia mengetahui bahwa kesabarannya akan mengokohkan jiwa,menguasai dan mengalahkannya...
Maka tatkala jiwa itu telah dikuasai dan dikalahkan, ia tidak akan bisa memperbudak dan menawan dirinya sarta tidak mampu melemparnya dalam kebinasaan.
Bila ia taat pada hawa nafsunya dan dikuasai olehnya maka ia akan senantiasa memperbudaknya sampai ia binasa atau ia diraih oleh Rahmat Robbnya.
Seandainya tidak ada keutamaan bagi kesabaran kecuali mampu menguasai jiwa dan mengalahkan syaitan( niscaya telah cukup )
Pada saat itulah akan nampak sang penguasa hati akan kokoh bala tentaranya.
Dia akan bahagia dan bertambah kuat serta akan melemparkan musuhnya...✍
13. Hendaknya dia mengetahui bahwa bila ia bersabar maka Allah yang akan menolongnya dan itu pasti,karena Allah adalah Zat yang memberikan jaminan bagi orang-orang yang bersabar.
Dan ia telah menyerahkan urusan orang yang menzaliminya pada Allah.
Sehingga barang siapa yang membela pribadinya maka Allah akan pasrahkan urusannya pada dirinya sendiri,sehingga dia sendiri bertindak sebagai penolong pribadinya.
⭕️Maka mana yang lebih baik, orang yang ditolong oleh Allah Sebaik-baik Zat yang menolong atau orang yang membela dirinya sendiri selemah-lemah penolong baginya .✍
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-175
14. Bahwa kesabarannya atas orang yang menyakitinya dan memikul beban tersebut akan menjadi penyebab sadarnya orang yang telah menzaliminya, dia akan menyesal dan meminta uzur (pada anda), dan manusia akan mencela orang tersebut.
Sehingga orang tersebut akan kembali sadar setelah ia menyakiti anda, ia akan merasa malu dan menyesali tindakannya. Bahkan dia berubah jadi orang yang berloyalitas pada anda.
Hal ini terkandung dalam firman Allah Ta'ala :
(َۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ)
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar."
[Surat Fussilat 34 - 35]...
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-174
15. Terkadang balas dendam merupakan sebab bertambahnya tindakan kejelekan musuh, semakin memperkuat pertahanan dirinya,dan musuh akan terus berpikir dengan beragam gangguan yang bisa ia gencarkan padanya. Sebagaimana yang telah kita saksikan.
Namun bila ia mau bersabar dan memaafkan dia akan aman dari beragam kemudaratan diatas.
Orang yang berakal tidak akan memilih kemudaratan yang lebih besar untuk menghilangkan kemudaratan yang lebih kecil.
Betapa banyak tindakan balas dendam yang menimbulkan kejelekan yang dia tidak mampu membendungnya.
Sudah berapa jiwa, para tokoh dan harta yang hilang gara-gara balas dendam...
Seandainya orang yang terzalimi mau memaafkan niscaya hal tersebut (harta dan jiwa) akan tetap ada padanya...✍️
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-174
16. Orang yang terbiasa membalas dendam dan tidak bisa bersabar pasti dia akan terjatuh dalam kezaliman karena nafsu tidak akan merasa cukup pada kadar keadilan yang wajib(dalam membalas gangguan), terkadang dia tidak mampu untuk merasa cukup dalam membalas sesuai kadar yang benar.
Sesungguhnya amarah itu akan mengeluarkan pelakunya dari tindakan dan ucapan dalam batasan akal sehat.
Memang diawal dia adalah orang yang dizalimi namun setelah ia mendapat pertolongan dan kekuatan maka berbaliklah keadaan dia menjadi orang yang menzalimi, dia menanti-nanti saat untuk membalaskan dendamnya dan menghukum musuhnya...✍️
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-174
17. Sesungguhnya kezaliman yang ia rasakan adalah sebab dihapuskannya kejelekan yang dia lakukan atau untuk mengangkat derajatnya.
Namun bila ia membalas dendam dan tidak bersabar maka kezaliman itu tidak akan menghapus kejelekanya dan tidak mengangkat derajatnya.
18. Sesungguhnya memaafkan dan bersabar termasuk pasukan terbesar yang ia miliki untuk menghadapi musuhnya.
Karena dengan memaafkan dan bersabar hal itu akan menimbulkan rasa rendah pada musuhnya dan ketakutan padanya serta manusia.
Karena manusia tidak akan diam dari tindakan musuhnya walaupun ia diam.
Namun bila ia membalas dendam semua hal diatas akan hilang.
Oleh karena itu anda mendapati kebanyakan manusia bila ia mencela orang lain atau menyakiti dia ingin orang tersebut memberikan respon balasan.
Bila orang tersebut membalas dia akan tenang dan ia bisa melemparkan beban berat yang ia rasakan...
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-174
19. Bila ia memaafkan musuhnya maka jiwa musuhnya merasa bahwa dia telah berada diatasnya.Dan ia telah mendapatkan keuntungan(dari memaafkan) atas dirinya.
Sehingga musuhnya selalu memandang dirinya lebih rendah.
Cukuplah hal ini sebagai keutamaan dan kemuliaan bagi orang yang memaafkan.
20. Bila ia memaafkan dan dan memaklumi (kesalahan orang lain) maka hal ini merupakan kebaikan.
Dan kebaikan itu akan melahirkannya kebaikan yang lain, dan kebaikan yang terlahir akan memunculkan kebaikan lainnya lagi.
Demikianlah terus menerus kebaikan itu bertambah karena balasan kebaikan adalah kebaikan sebagaimana balasan kejelekan adalah kejelekan berikutnya.
Dan hal ini seringnya menjadi sebab keberhasilan dan kebahagiaannya yang abadi,bila ia membalas dendam dan membela dirinya maka akan hilang keutamaan diatas.
................Selesai..................
Walhamdulillah Wabihi Tatimmush Sholihat
Masaail Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 1/168-174
Sumber:
http://www.sahab.net/home/?p=1061
Alih bahasa : Abu Sufyan Al Musy Ghofarohullah
_______________________________
18-22 Jumadil Akhir 1437
Daarul Hadits Al Bayyinah
Sidayu Gresik
Harrosahallah
Channel Telegram UI
http://bit.ly/uimusy
Kunjungi Website Kami MUSY
[Muslim Salafy]
www.musy.salafymedia.com