Para sahabat Nabi mengangkat batu bata satu biji satu biji, sementara Ammar langsung 2 biji 2 biji.
Melihat Ammar, sambil mengusap dada Ammar, Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;
ابنُ سُمَيَّةَ للناسِ أجرٌ ولك أجرانِ
" Wahai, putra Sumayyah. Orang lain dapat satu pahala. Adapun engkau dua pahala "
Tidak mau ketinggalan. Tidak ingin di belakang. Semangat untuk terus di depan. Tak mau kenal kata lelah. Tak kompromi dengan payah.
Bagaimana mau dilewatkan?
Turut serta membangun masjid -sebisanya- , artinya menabung pahala. Bukan hanya saat itu saja. Namun akan terus mengalir walau telah meninggal dunia.
Berpangku tangan. Hati yang tidak tergerak. Sama artinya melewatkan kesempatan emas. Rugi dan benar-benar rugi.
Nabi Muhammad ﷺ menjadi teladan terdepan. Bukan hanya mengarahkan, bahkan beliau bergabung berbaur dengan sahabat-sahabatnya saat membangun masjid.
Ibnu Katsir menyebutkan ucapan seorang sahabat yang berujar saat itu ;
لئن قَعَدْنا والنبي يَعْمَل ** لذاك مِنَّا العَمَلُ المُضَلَّل
" Jika kita hanya duduk-duduk saja, sementara Nabi aktif bekerja. Hal itu perbuatan kita yang sia-sia "
Membangun masjid pahalanya sangat besar. Tidak ada ketentuan besar kecilnya yang mesti diberikan. Sedikit atau banyak dalam berperan, juga tidak menjadi syarat.
Intinya, ikut berperan serta!
Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ ، أوْ أَصْغَرَ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
"Barangsiapa membangun masjid ikhlas karena Allah, walau seukuran tempat bertelurnya burung Qathah, bahkan lebih kecil, niscaya Allah membangunkan rumah untuknya di surga " ( Disahihkan al Albani dalam Sahih Ibnu Majah dari sahabat Jabir bin Abdillah )
Apalagi masjid yang dibangun bukan sebatas masjid. Masjid itu akan dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan. Akan diramaikan dan dimakmurkan santri-santri.
Para penghapal Al Quran selalu membuatnya semarak dengan lantunan ayat-ayat suci. Dibuat riuh dengan bacaan hadis-hadis Nabi. Para ahli ibadah menghiasinya dengan amalan-amalan saleh.
Masih ragukah engkau?
Masjid yang dibangun bukan untuk gagah-gagahan. Tidak untuk bagus-bagusan. Tidak buat gaya-gayaan. Tapi, masjid dibangun untuk dimakmurkan dengan ibadah.
Salah satu tanda semakin dekatnya kiamat adalah saling berbangga dengan fisik bangunan masjid, padahal sepi dan kosong dari ibadah.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;
لا تقومُ الساعةُ حتى يتباهى الناسُ في المساجدِ
" Hari kiamat tidak bangkit sebelum orang-orang saling berbangga dengan bangunan masjid " ( HR Abu Dawud dari sahabat Anas bin Malik. Disahihkan al Albani dan al Wadi'i )
Pandanglah sejarah Nabi Muhammad ﷺ membangun masjid!
Sederhana dan simpel. Tiangnya batang pohon kurma, atap dari daun-daunnya hingga bisa tertembus air saat hujan, lantainya adalah hamparan pasir. Walau sederhana namun penuh aktivitas ibadah.
Bukan tak boleh membangun yang bagus sekaligus. Boleh-boleh saja. Sesuai keperluan. Sebatas kemampuan.
Masalahnya adalah tekad dan kemauan.
Jika tanah sudah tersedia. Bila kebutuhan material telah ada yang bersiap sedia. Mau menunggu apa?
Kesempatan belum tentu datang yang kedua. Jika berbagai kemudahan malah dilewatkan, entah penyesalan di masa depan seperti apa.
Selagi tujuannya ridha Allah Ta'ala. Selama niatnya ibadah. Tidak ada yang susah. Semua akan mudah. Sekalipun timbul kendala, akan ada jalan keluarnya.
Saat ikut serta membangun masjid, ingatlah bahwa saat itu kita sedang berjuang untuk memperoleh rumah di surga.
24 Desember 2021
t.me/anakmudadansalaf