Cinta harus terwujud nyata. Tidak hanya kata. Bukan sebatas retorika. Bukan karena terampil berbahasa. Ada bukti, ada aksi. Itulah manifestasi!
Duduk di hamparan karpet Masjid Nabawi, langsung hadir dalam benak, bagaimana para sahabat memuliakan dan menghormati Nabi Muhammad ﷺ. Pasti hari-hari dilalui penuh cinta.
Tentu mereka tak mau berpisah!
Anas bin Malik (Sahih Tirmidzi 2433) memohon Rasulullah untuk memberinya syafaat kelak hari kiamat. Beliau mengabulkan.
يا رسولَ اللَّهِ فأينَ أطلبُكَ
" Wahai Rasulullah, di manakah esok aku mencari Anda? ", tanya Anas.
" Carilah aku pertama kali di Shirat (Jembatan)", Nabi Muhammad menjawab.
Anas bertanya lagi, " Bila aku tidak bisa berjumpa Anda di Shirat? ".
Nabi Muhammad menjawab, " Carilah aku di Al Mizan (Timbangan Amal)"
" Bila aku tidak bisa berjumpa Anda di Al Mizan?", Anas bertanya.
Nabi Muhammad bersabda, " Maka, carilah aku di Al Haudh (Telaga). Sungguh, aku tidak akan meninggalkan tiga tempat ini"
Di situ, setiap muslim harus berpikir, " Dengan bekal apa yang dibawa jika hendak berjumpa Nabi Muhammad ﷺ ? "
Ditanya tentang sejarah hidup Nabi ﷺ , tak bisa menjawab. Apalagi bercerita rinci.
Ditanya mengenai sabda-sabda beliau, terdiam seribu bahasa. Tidak tahu, katanya.
Bahasa arab sebagai bahasa Nabi ﷺ tidak dikuasai. Justru dihabiskan waktunya untuk belajar bahasa-bahasa lainnya.
Praktek beribadahnya masih belum sesuai benar dengan ibadah yang dikerjakan Nabi Muhammad ﷺ, lalu bagaimana?
Mana rindunya untuk berziarah ke Masjid Nabawi?
Kenapa dia diam ketika sunnah-sunnahnya dicela?
Kenapa tak bersalawat dan bersalam ketika nama beliau disebut?
Nabi Muhammad ﷺ yang selalu membaca Al Qur'an, kenapa tidak diteladani? Masalahnya, ia tidak tertarik bahkan tidak terbetik di hati untuk belajar membaca Al Qur'an.
Kapan ia berdoa agar mendapat syafaat Nabi Muhammad ﷺ?
Ah, hidupnya sangat jauh dari Nabi Muhammad ﷺ. Ia habiskan waktu untuk foya-foya. Ia kuras tenaga demi hawa nafsu. Ia kejar ambisi duniawi hingga habis nafas.
Sahabat Rabi'ah bin Ka'ab pernah ditawari permohonan oleh Rasulullah ﷺ, " Mintalah sesuatu!"
أسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ في الجَنَّةِ
" Aku meminta agar tetap bisa menemani Anda kelak di surga" , pinta Rabi'ah. ( HR Muslim 489)
Inilah cita-cita! Inilah masa depan!
Bukan jabatan! Bukan puncak karir! Bukan kekayaan! Bukan harta! Bukan status di masyarakat! Bukan titel dan gelar sarjana! Bukan!
Cita-cita itu adalah bagaimana agar bisa bersama-sama Nabi Muhammad ﷺ di surga. Caranya? Pelajarilah kehidupan beliau, lalu terapkan.
Kota Madinah, 19 November 2022
t.me/anakmudadansalaf