Al Fudhail bin Iyadh agak heran bertanya kepada Ibnul Mubarok,"Kamu aneh. Kamu mengajak hidup zuhud, apa adanya dan secukupnya"
"Lalu engkau sendiri belanja barang dagangan dari Khurasan untuk dijual di Mekkah?", lanjut Al Fudhail.
Apa jawab Ibnul Mubarak?
Beliau menjelaskan,"Kawanku Abu Ali, saya lakukan itu untuk menjaga wajahku, merawat kehormatanku dan membantuku beribadah kepada Rabb-ku" (Tarikh Baghdad 10/160)
Salaf kita, mereka semangat dalam bekerja. Ada usaha yang digeluti. Punya profesi yang ditekuni. Mereka tidak duduk berpangku tangan.
Siapa yang tak kenal Ibnul Mubarak?
Ulama besar di masanya. Ahli ibadah terkenal di zamannya. Singkat kata, sampai dikatakan, tidak ada amal ketaatan melainkan beliau menjadi ahlinya.
Ibnul Mubarak menjelaskan bahwa usaha dagangnya dilakukan untuk 3 tujuan ; menjaga wajah agar tidak malu karena berharap diberi dan tidak ingin bergantung pada pemberian orang.
Kehormatan dan harga diri juga dipertimbangkan, kenapa mesti bekerja. Bukankah dengan berpenghasilan sendiri, kehormatan dan harga diri kita tidak akan diusik? Tidak akan disinggung-singgung?
Alasan ketiga yang disampaikan Ibnul Mubarak harus diingat, yaitu agar bisa ber-ibadah kepada Allah.
Diakui dan disadari bahwa banyak bentuk ibadah yang barulah dapat terlaksana jika memiliki kemampuan finansial. Bukankah banyak program ibadah dan dakwah yang terikat dengan pembiayaan? Memerlukan dana.
Namun, pesan Ibnul Mubarak juga tidak boleh diabaikan. Bekerja itu agar bisa beribadah.
Sehingga, jika bekerja justru mengganggu ketenangan ibadah, mengurangi dan merusak ibadah, jangan dilanjutkan. Lakukan evaluasi. Beranilah ambil keputusan untuk berhenti pada titik yang tidak mengganggu ibadah.
Dek, Islam tidak membenarkan pengangguran. Tidak ada istilah berdiam diri. Apalagi menunggu dengan pasif. Lebih-lebih lagi berharap bantuan, bantuan dan bantuan.
Kenapa hidup berpikir untuk dibantu? Kapan membantu? Berharap diberi, kapan memberi? Berharap dibagi, kapan berbagi?
Nabi Muhammad bersabda,
لأن يأخذ أحدكم حبله فيحتطب على ظهره خير من أن يأتي رجلا أعطاه الله من فضله فيسأله ، أعطاه أو منعه
Artinya : Sungguh! Lebih baik kalian membawa seutas tali lalu mencari kayu bakar, dipanggul di punggung untuk dijual, daripada mendatangi seseorang yang Allah luaskan rezekinya untuk meminta bantuan. Diberi ataukah tidak" HR Bukhari Muslim
Itulah, Dek! Jiwa petarung seorang pemuda.
Proporsional dalam segala hal. Ibadah semangat. Thalabul ilmi tidak kenal lelah. Aktif dan kreatif dalam bekerja. Semua jalan kebaikan ditempuh.
Apalagi bagimu yang memiliki tanggungan. Beban keluarga.
Jangan malu untuk bertanya kepada yang lebih berpengalaman. Amanah dan terpercaya. Jangan lupa juga untuk berdoa. Bertawakkal kepada Allah Ta'ala.
Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah lah yang memberi kecukupan untuknya.
Di Pendopo Lendah 31 Januari 2021
Abu Nasim Mukhtar
https://t.me/anakmudadansalaf/82