Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hadits keutamaan mencari rezeki / nafkah bagi keluarga

4 tahun yang lalu
baca 3 menit

FAEDAH: MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA ADALAH AMALAN YANG PAHALANYA BESAR



▫️ Ka'ab bin 'Ujroh radhiyallahu 'anhu berkata, 

مرَّ على النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم رجلٌ فرأَى أصحابُ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم من جلَدِه ونشاطِه فقالوا يا رسولَ اللهِ ! لو كان هذا في سبيلِ اللهِ فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إن كان خرج يسعَى على ولدِه صِغارًا فهو في سبيلِ اللهِ وإن كان خرج يسعَى على أبوَيْن شيخَيْن كبيرَيْن فهو في سبيلِ اللهِ وإن كان خرج يسعَى على نفسِه يعفُّها فهو في سبيلِ اللهِ وإن كان خرج يسعَى رياءً ومُفاخَرةً فهو في سبيلِ الشَّيطانِ 

"Ada seseorang yang lewat di hadapan Nabi Muhammad ﷺ, saat melihat kekuatan dan semangat yang terpancar dari orang itu, para sahabat yang sedang bersama Nabi mengatakan, 'Wahai Rasulullah, seandainya kekuatan orang itu digunakannya di jalan Allah (tentu sangat luar biasa).'

• Maka Rasulullah ﷺ memberikan penjelasan,

'Seandainya keberangkatannya itu untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka dia fi sabilillah (di jalan Allah). 

Atau jika berangkatnya dia itu untuk memberi nafkah untuk kedua orang tuanya yang telah renta, maka dia juga fi sabilillah. 

Jika dia berangkat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu juga fi sabilillah. 

Namun jika dia pergi (bekerja) itu dalam rangka untuk pamer dan berbangga diri, maka dia di jalannya setan.'" 

SHAHIH LI GHAIRIHI (Shahih at-Targhib, 1959) H.R. Ath-Thabrani (al-Kabir, XIX/129)

Menerangkan riwayat ini, 

Imam ash-Shan'ani rahimahullah berkata, 

فأبان - صلى الله عليه وسلم - أن من خرج يكسب لواجب أو مندوب فهو مأجور أجر المجاهد

"Rasulullah ﷺ menerangkan dalam hadits ini bahwa orang yang pergi bekerja untuk menjalankan kewajibannya (mencari nafkah) atau untuk mencapai amalan yang sunnah (dengan usahanya tersebut) maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad." (At-Tanwir, IV/242)

Maka dari itu, seharusnya para suami ataupun seorang anak yang telah bekerja, memiliki semangat untuk menjalani pekerjaannya, dia ingatkan dirinya, bahwa kegiatan yang dijalaninya tersebut adalah ibadah besar yang senilai dengan berjihad di jalan Allah.

Namun tentu, semangat bekerja dan mencari nafkah yang kita maksudkan ini ialah semangat yang tetap sejalan dengan bimbingan agama. Hanya bekerja pada pekerjaan yang halal dan tetap menjaga kewajibannya sehari-hari seperti shalat lima waktu. 

Menurut sebagian ulama, bekerja untuk mencarikan nafkah keluarga itu pahalanya lebih besar dari jihad yang hukumnya sunnah. Di antara ulama yang berpendapat demikian ialah
▪️  Imam Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah. Beliau pernah berkata,

لَا يَقَعُ مَوقِعَ الكَسْبِ عَلَى العِيَالِ شَيْءٌ، وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ.

"Tidak ada satu amalan pun yang setara dengan amalan mencari nafkah untuk keluarga, walau dibandingkan dengan jihad fi sabilillah." (Siyar A’lam an-Nubala, VIII/399)

▪️ Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memiliki pernyataan yang hampir mirip dengan ucapan Ibnul Mubarak di atas, di mana beliau mengatakan, 

إن طلب الحلال والنفقة على العيال باب عظيم لا يعدله شيء من أعمال البر.

"Sesungguhnya mencari rizki yang halal dan memberi nafkah untuk keluarga merupakan amalan agung yang tidak ada satu pun amalan-amalan kebaikan yang bisa menandinginya." (Syarah Hadits Jibril, hlm. 609)


✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi [Penggalan pembahasan hadits ke 16 Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram]

https://t.me/nasehatetam 🖥 www.nasehatetam.net