Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

gaya hidup yang diajarkan rasulullah ﷺ

4 tahun yang lalu
baca 5 menit

 GAYA HIDUP YANG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH ﷺ 

Gaya Hidup yang Diajarkan Rasulullah ﷺ


وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -:

«كُلْ، وَاشْرَبْ، وَالْبَسْ، وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ، وَلَا مَخِيلَةٍ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَأَحْمَدُ، وَعَلَّقَهُ الْبُخَارِيُّ.

▫️ Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya,¹ dari kakeknya,² beliau berkata,

 'Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan tidak merasa sombong." H.R. Abu Dawud³ dan Ahmad, dibawakan secara ta'liq (tanpa sanad lengkap) oleh al-Bukhari⁴

¹ Syu'aib bin Muhammad bin Abdillah bin 'Amr

² Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash

³ Bukan Abu Dawud as-Sijistani yang menyusun kitab sunan itu, akan tetapi Abu Dawud di sini ialah Abu Dawud at-Thoyalisi, beliau menyebutkan riwayat ini dalam musnad beliau (2370) 

⁴ SHAHIH (Ghayah al-Muna, XXIII/60)

_________________________________________

Hadits ini adalah hadits yang sangat bermanfaat jika dapat dipahami dengan benar oleh seorang muslim dan dia amalkan. Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita bagaimana caranya memanajemen diri dan harta kita dengan benar. 

▪️ Al-Muwaffaq Abdul Lathif al-Baghdadi rahimahullah berkata, 

هَذَا الْحَدِيثُ جَامِعٌ لِفَضَائِلِ تَدْبِيرِ الْإِنْسَانِ نَفْسَهُ وَفِيهِ تَدْبِيرُ مَصَالِحِ النَّفْسِ وَالْجَسَدِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَإِنَّ السَّرَفَ فِي كُلِّ شَيْءٍ يَضُرُّ بِالْجَسَدِ وَيَضُرُّ بِالْمَعِيشَةِ فَيُؤَدِّي إِلَى الْإِتْلَافِ وَيَضُرُّ بِالنَّفْسِ إِذْ كَانَتْ تَابِعَةً لِلْجَسَدِ فِي أَكْثَرِ الْأَحْوَالِ وَالْمَخِيلَةُ تَضُرُّ بِالنَّفْسِ حَيْثُ تُكْسِبُهَا الْعُجْبَ وَتَضُرُّ بِالْآخِرَةِ حَيْثُ تُكْسِبُ الْإِثْمَ وَبِالدُّنْيَا حَيْثُ تُكْسِبُ الْمَقْتَ من النَّاسِ

"Hadits ini menjelaskan dengan lengkap bagaimana caranya seseorang mengelola sesuatu yang terkait dirinya dengan baik. Juga di dalamnya terdapat penjelasan bagaimana mengatur kemaslahatan jiwa dan raga dalam urusan dunia dan akhirat. 

(Penjelasannya), sesungguhnya sikap berlebihan dalam hal apapun, itu akan merugikan jasad dan penghidupan seseorang, sehingga berdampak pada kerusakan yang parah sampai akhirnya juga merugikan jiwanya, karena jiwa mengikuti kondisi jasad pada banyak hal. 

Sedangkan sikap sombong, ini adalah bahaya bagi jiwa sebab membuatnya merasa hebat. Kesombongan akan memudaratkan di akhirat karena itu perbuatan dosa dan memudaratkan di dunia karena membuat orang lain benci kepadanya." (Disebutkan oleh al-Hafizh dalam Fathul Bari, X/253) 

Di antara contoh gambaran dari keterangan beliau di atas, 

Berlebihan dalam makan akan merugikan seseorang, yaitu merugikan kesehatan tubuhnya. Jika badannya telah mengidap penyakit, maka seringkali, jiwanya akan jadi ikut menderita, stres, mudah marah, dan lain sebagainya. Apalagi diketahui, cukup banyak berbagai penyakit yang parah disebabkan makanan yang tidak dikontrol dengan baik. 

Maka menjalankan sabda Nabi ﷺ di atas '"Makanlah, minumlah.. Namun tanpa berlebihan.." akan menjadi jalan selamat dari hal ini. 

- Berlebihan dalam urusan berpakaian juga dapat merugikan seseorang, mengoleksi pakaian yang terlampau banyak, sampai-sampai pakaian yang dia miliki hanya digunakan satu atau dua kali saja karena saking banyaknya jumlah pakaiannya. Orang seperti ini juga terkena mudarat, seperti dia merasa sedih disebabkan sudah sangat banyaknya pakaian yang dia beli namun sangat jarang bisa dipakai, dan bisa saja muncul sesal yang mendalam pada saat ada kebutuhan darurat yang dia perlukan, namun ketika itu dia tidak memiliki uang yang cukup lagi disebabkan uangnya yang terlalu banyak dia habiskan untuk membeli pakaian.

Maka jalan yang benar, lagi-lagi dengan menjalankan hadits Rasulullah ﷺ di atas, '.. berpakaianlah.. Namun tanpa berlebihan.'

- Pada intinya, yang namanya berlebihan, dalam hal apapun itu, pasti akan memunculkan dampak negatif.

Hadits ini menjelaskan kaedah penting dalam hidup kita. 

▪️ Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata, 

أن الإنسان يأكل ويشرب ويلبس ويتصدق لكن على وجه لا إسراف فيه ولا مخيلة؛ وهذه قاعدة مهمة جدا في الاقتصاد

"Sesungguhnya seseorang boleh untuk makan, minum, berpakaian, dan bersedekah, namun jangan sampai berlebihan dan jadi bersikap sombong. Ini adalah prinsip yang sangat penting dalam bersikap pertengahan." (Fath Dzil Jalali wal Ikram, XV/85)

▪️ Asy-Syaikh Abdullah al-Bassam berkata, 

الله تبارك وتعالى أباح لعباده الطيبات من الرِّزق: من مأكلٍ، ومشربٍ، وملبسٍ، ومسكنٍ، ومركبٍ، وغير ذلك من طيبات الحياة الدنيا، ولم يحرم من ذلك إلاَّ ما فيه مضرَّةٌ على الدِّين، أو على البدن، أو العقل، أو العِرض، أو المال

"Allah tabaraka wa ta'ala membolehkan bagi hamba-hamba-Nya untuk menikmati berbagai rizki yang baik-baik, yang berbentuk makanan, minuman, pakaian, kendaraan, dan berbagai perkara dunia lainnya. Yang haram hanyalah jika itu menimbulkan bahaya untuk agama, tubuh, akal, kehormatan, atau harta." (Taudhih al-Ahkam, VII/318)

BENTUK SEDEKAH YANG DISEBUT MELAMPAUI BATAS

Imam Ibnu Baaz rahimahullah berkata,

والإسراف في الصدقة: كونه ينفق أمواله ويدع ما أوجب الله عليه من إنفاقه على العائلة ونحو ذلك، فهذا نوع إسراف في الصدقة .

"Berlebihan dalam hal sedekah yaitu tatkala dia infakan hartanya, namun pihak yang Allah wajibkan untuk dinafkahi, yaitu keluarganya [anak istri] atau yang semisal [seperti orang tuanya] justru tidak dia nafkahi. Ini salah satu bentuk melampaui batas dalam hal sedekah." (Syarah Kitab al-Jami', hlm. 49)

Keterangan beliau ini sangat beralasan, karena infak atau sedekah hukumnya adalah sunnah, sedangkan memberikan nafkah hukumnya wajib. Yang wajib jelas lebih diprioritaskan daripada yang sunnah. Yang sunnah itu dijalankan setelah amalan yang wajib dikerjakan.

Dalam hal pahala, nafkah kita untuk keluarga pahalanya juga lebih besar daripada untuk hal yang lainnya.

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

"Dinar (harta) yang kamu keluarkan di jalan Allah, dinar yang kamu berikan untuk membebaskan budak, dinar yang kamu sedekahkan untuk orang miskin, serta dinar yang kamu nafkahkan untuk keluargamu. Yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan untuk keluargamu."

H.R. Muslim (995)

✍️ -- Jalur Masjid Agung @ Kota Raja
-- Hari Ahadi [Penggalan pembahasan hadits ke 16 Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram]
_______________________________

▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.

📡 https://t.me/nasehatetam 
🖥 www.nasehatetam.net
Oleh:
Atsar ID