================================
Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad Al Husain bin Mas'ud Al Farra'.
Al Baghawi merujuk tempat kelahiran beliau di kota Baghaa yang mengikut propinsi Khurasaan.
Beliau dikenal dengan gelar Muhyis Sunnah (Pejuang Menghidupkan Sunnah). Dikarenakan perjuangan dan pengorbanannya untuk menghidup-hidupkan Sunnah Nabi. Tanpa lelah. Tiada henti.
Al Baghawi adalah ahli tafsir, ahli fikih dan ahli hadits bermadzhab Syafi'i. Para ulama Syafi'iyyah sangat menghormati dan memuliakan beliau.
Siapa yang tak kenal Tafsir al Baghawi yang disebut juga Ma'alim Tanziil? Siapa yang tak tahu Syarhus Sunnah? Siapa yang tak mendengar Al Jam'u bainas Shahihain?
Itu beberapa dari deretan karya besar beliau dan masih banyak lagi warisan karya yang belum kita telaah.
Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam memuji beliau sebagai sosok yang zuhud dan sederhana.
Semula beliau, jika makan roti tanpa menggunakan tambahan apapun. Setelah diberi masukan, selanjutnya beliau makan roti dengan minyak zaitun sebagai lauknya.
Sederhana dan qanaah!.Berbeda dengan kita yang sering banyak menuntut. Ingin ini, ingin itu. Mau ini, mau itu. Pilih-pilih makanan tanpa keperluan.
Ayah al Baghawi -yang menurun pada beliau -berprofesi di bidang jual beli bulu untuk bahan pakaian. Profesi itu disebut al Farra' dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu, al Baghawi pun dikenal dengan al Farra'.
Al Baghawi mengajarkan kepada kita bahwa hidup itu mesti mandiri. Tidak bergantung pada orang lain. Ada banyak pintu usaha.Ada berbagai pilihan pekerjaan.Asal halal.Selagi baik.Kenapa harus malu?
Setiap kali mengajar, al Baghawi selalu bersuci.
Inilah al Baghawi.Ulama Salaf yang mengajarkan kita untuk selalu berusaha suci.
Suci dalam lahir dan batin.Suci luar maupun dalam.Suci dalam berpikir,berkata serta bertindak.
Sungguh,Allah mencintai orang-orang yang berusaha mensucikan diri.
Al Baghawi wafat tahun 516 H pada usia 70 tahun lebih.
07/10/20
================================
Adz Dzahabi mengingatkan penting dan seharusnya kita menaruh hormat kepada seorang guru.
Tanpa melihat seberapa lama kita belajar. Pun seberapa banyak kita merasa memperoleh ilmu darinya.
Meskipun sesaat. Walau satu dua patah kalimat. Guru tetaplah guru. Apalagi guru yang mengajarkan dan mengarahkan, bagaimana semestinya menjalani kehidupan di dunia ini. Dan bagaimana meraih kenikmatan hakiki di akhirat nanti.
Sebuah kitab ditulis dan disusun berdasarkan urutan huruf hijaiyah dari alif sampai ya'. Daftar Guru yang Adz Dzahabi pernah belajar kepada mereka.
Kitab itu diberi judul Mu'jamus Syu-yukhul Kabiir. Berisi 3.000-an biografi guru-guru beliau.
Selain itu,kitab tersebut mewariskan banyak motivasi dan semangat thalabul ilmi. Semangat ngaji. Tidak kenal habis. Tanpa istilah finish.
Di antara guru yang disebutkan Adz Dzahabi (2/216) adalah :
Muhammad bin Abdurrahim bin Muhammad.
Al Allamah Al Ushuli, As Syaikh Shafiyyuddin Al Hindi As Syafi'i. Lahir 644 H.
Beliau berangkat thalabul ilmi sampai di wilayah Romawi. Sampai ke Mekkah beliau berhaji.
Sangat menjaga ibadah terutama shalat. Akidahnya baik.
Wafat di bulan Shafar tahun 715 H dengan usia 70 tahun beberapa bulan.
Sampai menjelang wafat, beliau masih semangat mengajarkan hadits-hadits Nabi.
Adz Dzahabi,"Saya membaca dua hadits di hadapan beliau yang saat itu napasnya sudah kembang kempis. Setelah selesai, beliau meninggal dunia saat itu juga".
Semoga Allah mengampuni beliau dan kita semua.
Demikianlah semangat! Itulah istiqomah. Sebuah karomah besar ketika tetap semangat cinta hadits Nabi walau di detik-detik terakhir hidup.
Bagaimana dengan kita?
Ya Allah karuniakanlah khusnul khatimah untuk kami.
Ya Allah lindungi kami dari akhir kehidupan yang jelek.
================================
Anak Muda dan Salaf
Ditulis oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai La Firlaz
https://t.me/anakmudadansalaf