Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

arti ucapan "hayyakallah" dan hukum mengucapkannya

8 tahun yang lalu
baca 7 menit

MAKNA UCAPAN "HAYYAAKALLOH" DAN HUKUM MENGUCAPKANNYA


Ditulis Oleh : (Asy-Syaikh) Abul ‘Abbas Yasin bin Ali al-‘Adeniy -hafidzahullah-
Malam 15 Ramadhan 1436 H.


بسم الله الرحمن الرحيم
والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه.

 أمــــا بعــــد :

Sesungguhnya diantara ucapan yang tersebar di waktu lalu dan sekarang adalah perkataan: (حيَّاك الله) Hayyaakalloh sehingga suatu keharusan untuk memahami maknanya dan hukum penggunaannya.

Al-Azhariy dalam kitab Tahdziibul Lughoh (5/189) berkata:
“Muhammad bin Mu’adz telah mengabarkan kepadaku dari Hatim bin al-Muzhoffar bahwa ia bertanya kepada Salamah bin ‘Ashim tentang ucapan           (حيَّاك الله)  “Hayyaakalloh” maka beliau menjawab:

▪“Sama dengan kedudukan    أحياك الله   “ahyaakalloh” yaitu: semoga Allah mengekalkanmu.
▪Semisal dengan ucapan          كرّم الله   “karromalloh” dan      أكرم الله   “akromalloh”.

Beliau berkata: “dan aku bertanya kepada Abu ‘Utsman al-Maaziniy tentang makna “hayyaakalloh” maka beliau menjawab: (yaitu)                   عمرك الله     “ammarokalloh” semoga Allah memanjangkan umurmu.” Selesai penukilan.

Abu Hayyan dalam kitab al-Bahrul Muhith (8/ 486) berkata:

“حيّاك الله “
"hayyaakalloh”
yaitu أحياك “ahyaaka” semoga Allah menghidupkanmu dan أبقاك mengekalkanmu.
Dan حييتك “hayyaiytuka” yaitu: “Aku mendoakan untukmu semoga Allah menghidupkanmu.”

Ibnul Atsir dalam kitab an-Nihaayah berkata:
“Makna حياك “hayyaaka”: “Semoga Allah mengekalkanmu dari kehidupan.
Dan disebutkan (dalam pendapat yang lain): yaitu berasal dari menghadap almuhayyaa yaitu (raut) wajah.”
Dan dikatakan juga: “Semoga Allah memberimu kuasa dan kegembiraan.”
Dan pendapat lainnya: “Semoga Allah memberi kesejahteraan yaitu dari ucapan hormat “as-Salaam”.” Selesai penukilan.

Aku katakan:
Yang paling dekat (pada kebenaran) bahwa makna “hayyaakalloh”: “Semoga Dia memanjangkan hidupmu”, karena dekatnya derivasi/  turunan asal kata.

Ar-Roziy dalam kitab at-Tafsirul Kabiir (10/ 161) berkata:

“… “hayyaakalloh” dan derivasinya berasal dari الحياة al-hayaat (kehidupan) seakan-akan ia mendo'akan kebaikan untuknya dengan kehidupan.” Selesai penukilan.

Arti Ucapan "Hayyakallah" dan Hukum Mengucapkannya
Sumber gambar Pixabay

HUKUM PENGGUNAANNYA


Apabila engkau telah mengetahui bahwa makna “hayyaakalloh” yaitu :  “Semoga Allah memanjangkan kehidupanmu” maka apakah boleh mendoakan panjang umur?

An-Nasa’iy meriwayatkan dengan sanad yang shahih (no. hadits 1304) dari ‘Ammar bin Yaasir –semoga Allah meridhoinya- bahwa Nabi –shalallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

« اللهم بعلمك الغيب وقدرتك على الخلق ، أحيني ما علمت الحياة خيراً لي ، وتوفني إذا علمت الوفاة خيراً لي اللهم ... »

“Ya Allah dengan ilmu ghaib-Mu dan kuasa-Mu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku dengan apa yang Engkau ketahui bahwa kehidupan itu baik untukku. Dan wafatkanlah aku apabila Engkau mengetahui kematian itu lebih baik untukku. Ya Allah…”al-Hadits.

Asy-Syaikh al-‘Utsaimin dalam kitab Syarhu Riyaadhish Shaalihiin (1/ 249) berkata:

“Oleh karenanya sepantasnya seorang insan apabila ia mendo'akan orang lain dengan panjang umur untuk mengkaitnya dengan berucap:

أطــــال الله بقاءك على طــــــاعتــــه

“Semoga Allah memanjangkan keberadaanmu (di dunia) di atas keta'atan kepada-Nya.”

Sehingga didapati kebaikan dalam kehidupannya yang panjang.”  Selesai penukilan.


------------------------
Aku katakan:

🔹Banyak dari ulama yang memakruhkan do'a untuk panjang umur sedangkan sebagian lain memberi rukhshoh.
🔹Dan sebagian ulama menukil bahwa awal yang memunculkan ucapan (أطال الله بقاءك)   “semoga Allah memanjangkan keberadaanmu (di dunia)” adalah orang-orang zindiq (munafiq).
🔹Dan sebagian lain mengkhususkan do'a ini teruntuk ulama dan pemimpin yang adil saja.

Lihat: kitab al-Adzkaar karya an-Nawawiy (hal. 329), al-Futuhaat ar-Rabbaaniyah karya Ibnu ‘Allaan (7/ 122 – 123), Zaadul Ma’aad (2/ 473), al-Adaabusy Syar’iyah karya Ibnu Muflih (1/435), dan Ghidza’ul Albaab karya as-Safaariniy (1/ 296).

Oleh sebab ini  al-Imam Muhammad al-Amiin asy-Syinqithiy sebagaimana dalam kitab “al-‘Adzbun Namiir Min majaalis asy-Syinqithiy fit Tafsir (1/ 339) berkata:

“Dan dia –ucapan salam dalam Islam- lebih baik daripada ucapan salam Jahiliyyah yang dahulu mereka berucap “hayyaakalloh”. Sehingga “assalaamu ‘alaikum lebih baik daripada “hayyaakalloh”. Dan tidak lain ia lebih utama daripada ucapan (jahiliyah) itu karena makna “assalaamu ‘alaikum”: “Semoga Allah menyelamatkan Anda dari segala gangguan dan ketergelinciran.”

Adapun makna “hayyaakalloh” tidak lebih ucapan “hayyaakalloh” bermakna “semoga Allah memanjangkan hidupmu”.

وهذا الدعاء لا يستلزم الفائدة ؛ لأنه كم من إنسان تكون حياته ويلا عليه ، وضرراً عليه، ويكون يتمنى الموت . وما كل حياة مرغوبة ولا مرغوب فيها ، بل ربّ حياة الموت خير منها.

Dan do'a ini tidak mengharuskan suatu manfaat (bagi yang dido'akan) karena seberapa banyak manusia yang kehidupannya adalah kebinasaan untuknya dan memudharatkan sehingga ia mendambakan kematian. Tidak setiap kehidupan diharapkan dan dicintai. Bahkan terkadang dalam suatu kehidupan bahwa kematian itu lebih baik daripadanya.” Selesai penukilan.

Beliau juga berucap (3/ 290):

“Dan makna ‘hayyaakalloh” : semoga Allah memanjangkan hidupmu. Mendo'akan secara mutlak untuk panjangnya kehidupan tidak melazimkan adanya kebaikan karena seseorang terkadang kehidupannya adalah celaka dan sengsara yang ia mendambakan untuk beristirahat darinya dengan kematian. Sehingga terkadang suatu kehidupan, pemiliknya lebih mengedepankan kematian atasnya, sebagaimana ucapan orang-orang mutakhir:

ألا موت يباع فأشتريه ... فهذا العيش ما لا خير فيه
ألا رحم المهيمن نفس حر ... تصدق بالوفاة على أخيه

“Tidakkah ada kematian yang dijual lalu aku membelinya..
Maka hidup ini tidak ada kebaikan padanya.

Tidakkah orang yang kuasa bersikap kasih kepada jiwa yang merdeka..
Yang ia menyedekahkan kematian untuk saudaranya.”

Maka orang ini menginginkan seseorang bersedekah kepadanya dengan memberinya kematian, ia mengutamakan kematian di atas kehidupannya.

Sehingga bukti bahwa “hayyaakalloh” artinya “semoga Allah memanjangkan hidupmu” bahwa panjangnya kehidupan tidak melazimkan adanya kebaikan. Sebab terkadang dalam suatu kehidupan terdapat gangguan lagi kesempitan yang ia(pemilik kehidupan) mengharapkan untuk ia mati.

Sehingga kematian lebih baik dari hidupnya. Sebagaimana datang hadits-hadits yang shahih muttafaq ‘alaihi bahwa di akhir zaman akan datang seseorang mengunjungi kuburan saudaranya lalu ia berangan-angan dengan penuh harapan bahwa ia dalam posisi sebagai orang yang mati dan mendahulukan untuk istirahat dari kehidupannya disebabkan banyaknya fitnah(ujian). Kita memohon perlindungan kepada Allah.” Selesai penukilan.

Maka aku katakan:

Apabila engkau telah mengetahui hal ini maka seorang yang mengucapkan kalimat ini hendaknya ia mengkaitnya sehingga ia berucap –misalnya-

حياك اللـــه بالطاعــــة ، أو بالخير ، أو بالسلامـــــة ...

“Hayyaakalloh bith Tho’ah / bil Khoir/ bis salaamah: Semoga Allah menghidupkanmu dengan ketaatan atau kebaikan atau keselamatan…dst”.

Ibnu Abi Syaibah dalam kitab al-Mushonnaf (5/ 250) berkata:

“Pada seseorang yang mengucapkan “hayyaakalloh/ semoga Allah memanjangkan hidupmu” yang ia (orang yang didoakan) membencinya sampai ia ucapkan “bis salaam/ dengan keselamatan”.

Kemudian ia menyebutkan beberapa atsar diantaranya: dari Muhammad bin Sauqoh, ia berkata: Maimun bin Mihron mendatangi kami lalu seseorang berucap padanya “hayyaakalloh” maka beliau berujar:

 لا تقـــــل هكذا ، هذه تحية الشاب ، ولكن قل : حياكــــــم اللــــه بالسلام.

“Jangan katakan demikian, ini adalah salam anak muda.
Namun ucapkanlah “Hayyaakumulloh bis salaam/ Semoga Allah memanjangkan hidup Anda dengan kesejahteraan”.

Dan dalam bab ini ada banyak atsar dan semoga dengan penjabaran ringkas ini telah tercapai apa yang diinginkan.

 والحمد لله رب العالمين.

Ditulis: Abul Abbas Yasin bin ‘Ali al-‘Adeniy.
Aden, Yaman, malam 15 Ramadhan 1436 H.

                                        ✲✹✲

Sumber:
MAJMU'AH AL-BAROKAH MA'A AKAABIRIKUM
Alih Bahasa :
Al-Ustadz Abu Yahya Al-Maidany (Solo) hafidzahullah [FBF-5]