Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apakah seorang ulama harus tua usianya?

7 tahun yang lalu
baca 3 menit

MENUNTUT ILMU DAN MERUJUK KEPADA ULAMA YANG TUA LEBIH BAIK DIBANDINGKAN KEPADA YANG MASIH MUDA

Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Shalih al-Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan: Apakah seorang ulama harus tua usianya?

Jawaban:

Seorang ulama tidak harus tua usianya, Allah mengaruniakan ilmu kepada orang-orang yang masih muda sebagaimana yang diraih oleh para pemuda Shahabat, diantaranya Ibnu Abbas, Mu'adz bin Jabal, dan Ibnuz Zubair.

Hanya saja tanpa diragukan lagi bahwa seorang ulama yang telah tua usianya lebih kokoh dibandingkan dengan yang masih muda.

Adapun masalah meraih ilmu maka bisa saja diraih oleh orang yang masih muda, tetapi para ulama yang telah tua lebih kokoh dalam perkara ini dan lebih kuat dalam perkara ini.

Maka, merujuk kepada mereka lebih baik dibandingkan merujuk kepada yang masih muda, dan menuntut ilmu kepada mereka lebih baik dibandingkan menuntut ilmu kepada yang masih muda.

Sumber transkrip = http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=49469

Channel Telegram = https://t.me/jujurlahselamanya

Apakah Seorang Ulama Harus Tua Usianya?

TAWADHU' SALAH SATU HAL YANG MENUNJUKKAN KEKOKOHAN ILMU DAN IMAN DALAM HATI PEMILIKNYA

Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:

التواضع أمر مهم جداً، والتواضع يعني في العلم، وأن الإنسان لا ينظر إلى نفسه بأنه عالم، وإنما ينظر لنفسه بعين الاحتقار، وكان ابن تيمية وابن القيم ما يرون أنفسهم علماء، ويقول: أنا مسكين، وأنا مُسَيكِين، مُسَيكِين أنا، ويصف نفسه بالجهل، وهم جبال وبحار في العلم!

فالتواضع دليل على رسوخ العلم في قلب صاحبه، وعلى رسوخ الإيمان في قلب صاحبه.

وأرجو الله أن يرسِّخ العلم النافع، والأعمال الصالحة، والتواضع والأخلاق الإسلامية الصحيحة في نفوسنا، وأن يصبغنا بها، تكون صبغة لنا صبغة الله، بارك الله فيكم.

"Tawadhu' perkara yang sangat penting, tawadhu' maksudnya dalam hal ilmu, yaitu seseorang tidak melihat dirinya sebagai seorang ulama, tetapi dia melihat dirinya dengan pandangan merendahkan. Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim tidak memandang diri mereka sebagai ulama. Beliau mengatakan, 'Saya orang yang miskin (sedikit sekali ilmu saya), miskin, miskin saya.' Beliau mensifati dirinya sebagai orang yang sedikit ilmunya, padahal para ulama itu adalah gunung dan lautan dalam hal ilmu.

Jadi tawadhu' merupakan bukti yang menunjukkan kekokohan ilmu dalam hati pemiliknya dan menunjukkan kekokohan iman dalam hati pemiliknya.

Saya memohon kepada Allah agar menancapkan dengan kokoh dalam hati kita ilmu yang bermanfaat, amal shalih, tawadhu', dan akhlak-akhlak Islam, serta menjadikan itu semua sebagai sifat kita, sehingga menjadi sifat kita yang ditanamkan oleh Allah pada diri kita, semoga Allah memberkahi kalian."

 🖥 Sumber transkrip = https://t.me/Nataouan/6708

🌐 Channel Telegram = https://t.me/jujurlahselamanya

Oleh:
Atsar ID