Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

60 tahun penguasa jahat lebih baik dari 1 malam tanpa penguasa

setahun yang lalu
baca 4 menit
Sebelum kita membahas tentang topik seperti judul postingan ini. Mari kita baca terlebih dahulu tentang pentingnya kepemimpinan, dikutip dari Majalah Asy Syariah Edisi 16.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Wajib diketahui bahwa mengangkat pemimpin untuk mengatur urusan manusia termasuk kewajiban agama yang terbesar. Bahkan tidak akan tegak agama dan tidak pula dunia kecuali dengannya. Sebab, anak Adam tidak akan sempurna kemaslahatan mereka kecuali dengan ijtima’ (berkumpul dan berjamaah), juga disebabkan kebutuhan sebagian mereka kepada sebagian yang lain. Ketika mereka berkumpul, tentunya harus ada yang menjadi pemimpin/ketua mereka, sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

“Apabila tiga orang keluar dalam satu safar maka hendaklah mereka menjadikan salah seorang dari mereka sebagai pemimpin mereka (dalam safar tersebut).” (HR. Abu Dawud dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma)

Al-Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلاَ يَحِلُّ لِثَلاَثَةٍ يَكُوْنُوْنَ بِفَلاَةٍ مِنَ الْأَرْضِ إِلاَّ أَمَّرُوْا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ

“Tidak halal bagi tiga orang yang berada di permukaan bumi (yakni dalam safar) kecuali mereka menjadikan salah seorang dari mereka sebagai pemimpin mereka.”

[2/176-177. Hadits ini sebagai syahid (pendukung) hadits di atas. Kata asy-Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah: “Rijal (perawinya) tsiqat (tepercaya) kecuali Ibnu Lahi’ah, dia buruk hafalannya.”]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan pengangkatan seseorang sebagai pemimpin dalam perkumpulan yang sedikit dalam safar yang ditempuh, sebagai peringatan agar pengangkatan pemimpin ini dilakukan dalam seluruh jenis perkumpulan.

Selain itu, Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan amar ma’ruf nahi mungkar, dan kewajiban ini tidak akan sempurna ditunaikan kecuali dengan adanya kekuatan dan kepemimpinan. Demikian pula seluruh perkara yang Allah subhanahu wa ta’ala wajibkan seperti jihad, keadilan, penunaian ibadah haji, pelaksanaan shalat Jum’at, hari Ied dan menolong orang yang dizalimi. Pelaksanaan hukum had juga tidak akan sempurna kecuali dengan kekuatan dan kepemimpinan.
Karena itulah diriwayatkan,

السَّلْطَان ظِلُّ اللهِ فِي الْأَرْضٍ

“Sesungguhnya sultan/penguasa adalah naungan Allah subhanahu wa ta’ala di bumi.”[HR. al-Baihaqi dalam as-Sunanul Kubra, no. 8/162]

Dikatakan juga, “Enam puluh tahun di bawah pimpinan imam/pimpinan yang jahat/lalim itu lebih baik daripada satu malam tanpa pemimpin.”

Tentu saja pengalaman yang akan menerangkan hal ini.

Karena itulah, as-salafush saleh seperti al-Fudhail bin ‘Iyadh, Ahmad bin Hambal dan selain keduanya menyatakan, “Seandainya kami memiliki doa yang mustajab niscaya doa tersebut akan kami tujukan untuk penguasa.” (as-Siyasah asy-Syar’iyyah, hlm. 129—130)

60 Tahun Penguasa Jahat Lebih Baik dari 1 Malam Tanpa Penguasa
Foto: islamic religion | Sumber: Pixabay

60 TAHUN DENGAN PENGUASA YANG JAHAT  LEBIH BAIK DARI SATU MALAM TANPA ADANYA PENGUASA

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

ولهذا روي أن السلطان ظل الله في الأرض

Oleh karena itu telah ada riwayat yang menyebutkan bahwa, penguasa adalah naungan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya diatas muka bumi.

ويقال: ستون سنة من إمام جائر أصلح من ليلة واحدة بلا سلطان، والتجربة تبين ذلك...

Dan telah dinyatakan (oleh para Ulama), "enampuluh tahun waktu berjalan dengan kepemimpinan penguasa yang jahat, maka itu lebih baik daripada satu malam tanpa adanya penguasa." Dan realita telah membuktikannya....

فالواجب اتخاذ الإمارة ديناً وقربة يتقرب بها إلى الله

Maka telah menjadi kewajiban, bahwa pengangkatan pemerintah haruslah diniatkan karena perintah Agama, dan menjadi sebab untuk kita mendekatkan diri kepada Allah.

فإن التقرب إليه فيها بطاعته وطاعة رسوله من أفضل القربات

Karena sungguh mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaatinya dan mentaati rasul-Nya ini merupakan sebaik-baik pendekatan diri.

وإنما يفسد فيها حال أكثر الناس لابتغاء الرياسة أو المال

Dan hal ini telah menjadi rusak kondisinya, karena mayoritas manusia haus kekuasaan dan harta"

(Majmu' al-Fatawa, 28/290-291)

Sumber || https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=130357

WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.dog/forumsalafy