Keluarnya Dajjal merupakan satu perkara yang pasti. Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, orang yang beriman semestinya mengetahui sifat dan fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.
Imam al-Qurthubi rahimahullah menerangkan,
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menyebutkan sifat Dajjal dengan penjelasan yang gamblang bagi orang yang punya hati. Sifat-sifat tersebut semuanya jelek, yang tampak jelas bagi orang yang mempunyai indra yang sehat. Namun, orang yang Allah tetapkan akan celaka, tetap mengikuti Dajjal dalam hal pengakuannya yang dusta dan dungu, serta diharamkan untuk mengikuti al-haq ….”
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,
“Ya. Dajjal adalah manusia dari bani Adam. Sebagian ulama menyatakan bahwa Dajjal adalah setan. Sebagian lagi menyatakan bahwa bapaknya adalah manusia, sedangkan ibunya dari bangsa jin. Akan tetapi, semua pendapat ini tidak benar. Sebab, Dajjal butuh makan, minum, dan lainnya. Oleh karena itu, Nabi Isa membunuhnya dengan cara membunuh manusia biasa.” (asy-Syarhul Mumti’ 3/275)
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata,
“Hadits-hadits ini adalah hujah bagi Ahlus Sunnah akan benarnya keberadaan Dajjal, yaitu Dajjal adalah satu sosok tubuh yang merupakan ujian dari Allah bagi hamba-hamba-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala memberinya kemampuan melakukan beberapa hal, seperti menghidupkan orang mati yang ia bunuh, memunculkan kesuburan, membawa sungai, membawa surga dan neraka, perbendaharaan bumi mengikuti dirinya, memerintah langit untuk hujan maka turunlah hujan, memerintah bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Itu semua terjadi dengan kehendak Allah. Setelah itu, ia tak mampu melakukannya. Ia tidak mampu membunuh seorang laki-laki (yang sebelumnya dia bunuh kemudian dia hidupkan kembali) ataupun lainnya ….”
Syaikh al-Albani rahimahullah berkata,
“(Yang benar,) Dajjal adalah manusia. Fitnahnya lebih besar daripada (sekedar) fitnah Eropa. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam banyak hadits.” (ash-Shahihah, 3/191)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
“Disebutkan bahwa saat awal mula keluar, dia menyeru kepada Islam, mengaku sebagai muslim. Kemudian, dia mengaku sebagai nabi, setelah itu mengaku sebagai ilah.” (asy-Syarhul Mumti’ 3/268, lihat Qishshatu Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Syaikh al-Albani rahimahullah)
Dari an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِئَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang cahaya matanya, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan.” (HR. Muslim no. 2937)
Dalam riwayat lain, “Rambutnya kusut.”
Baca juga: Keluarnya Dajjal Sebagai Tanda Hari Kiamat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمْ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ، وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ-ثَلَاثَ مَرَّاتٍ-وَإِنَّهُ سَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ، فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ رَبَّنَا، لَكِنْ رَبُّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيهِ أَنَبْنَا، نَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta yang menyesatkan, rambut di belakangnya keriting seperti terjalin/dipintal.” (Beliau mengucapkannya tiga kali.) Dia akan berkata, ‘Aku adalah Rabb kalian’. Barang siapa berkata, ‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adalah Allah, kepada-Nyalah kami bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu,’ niscaya Dajjal tak mampu mengalahkannya.” (Lihat ash-Shahihah no. 2808)
Syaikh al-Albani rahimahullah berkata, “Hadits ini merupakan dalil yang tegas bahwa Dajjal akbar (terbesar) adalah manusia yang punya kepala dan rambut. Ia bukan sesuatu yang maknawi atau kiasan dari kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang lemah imannya ….” (Silsilah Ahadits ash-Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no. 2808)
Dia adalah seorang yang buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dalam hadits yang mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ، مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ، وَلَكِنْ أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ: تَعَلَّمُوا أَنَّهُ أَعْوَرُ، وَأَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah subhanahu wa ta’ala dengan sanjungan yag merupakan hak-Nya. Kemudian, beliau menyebut Dajjal dan berkata, “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidak ada seorang nabi pun kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh alaihis salam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi, aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, dia itu buta sebelah, sedangkan Allah tabaraka wa ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, al-Bukhari, Muslim no. 2930)
أَلَا وَإِنَّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِئَةٌ
“Sesungguhnya, Dajjal itu buta matanya yang kanan. Matanya seperti anggur yang menonjol.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2932)
لَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَدِيثًا مَا حَدَّثَهُ نَبِيٌّ قَوْمَهُ، إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّهُ يَجِيءُ مَعَهُ مِثْلُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَالَّتِي يَقُولُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ، وَإِنِّي أَنْذَرْتُكُمْ بِهِ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوحٌ قَوْمَهُ
“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah. Dia membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh alaihis salam memperingatkan kaumnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
الدَّجَّالُ الْأَعْوَرُ هِجَانٌ أَزْهَرُ (وَفِي رِوَايَةٍ: أَقْمَرُ) ، كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ، فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ، فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Dajjal matanya buta sebelah dan kulitnya putih.” (Dalam satu riwayat), “Kulitnya putih seperti keledai putih. Kepalanya kecil dan banyak gerak, mirip dengan Abdul Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang yang binasa (mengikuti fitnahnya), ketahuilah Rabb kalian azza wa jalla tidaklah buta sebelah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, Syaikh al-Albani rahimahullah berkata bahwa sanadnya sahih menurut syarat Muslim; lihat ash-Shahihah, no. 1193)
Syaikh al-Albani rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan Dajjal akbar adalah manusia yang mempunyai sifat layaknya manusia. Apalagi Rasulullah menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan, seorang sahabat. Hadits ini adalah salah satu dari sekian banyak dalil yang membatilkan takwil sebagian orang yang menyatakan bahwa Dajjal bukanlah sosok fisik, tetapi simbol kemajuan Eropa berikut kemegahan serta fitnahnya. (Yang benar,) Dajjal adalah manusia, fitnahnya lebih besar daripada fitnah Eropa, sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (ash-Shahihah, 3/191)
Tertulis di antara kedua matanya ك ف ر yang bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الْأَعْوَرَ الْكَذَّابَ، أَلَا إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَمَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari (Dajjal) yang buta sebelah, pendusta. Ketahuilah, dia buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal ك ف ر –yakni kafir.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2933)
Beliau mendapatkan berita dari sebagian sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata memperingatkan manusia dari Dajjal,
إِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ، يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ، أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguhnya, tertulis di antara dua matanya كافر (kafir), yang bisa dibaca oleh orang yang membenci amalannya—atau: akan dibaca oleh semua mukmin.” (HR. Muslim)
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Semua mukmin akan bisa membacanya, yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Yang benar, dan ini adalah ucapan para ulama peneliti, tulisan (yang ada di antara kedua mata Dajjal, -pen.) adalah hakiki adanya sesuai dengan zahirnya. Allah subhanahu wa ta’ala menjadikannya sebagai salah satu di antara sekian tanda kekufuran, kedustaan, dan kebatilannya. Allah subhanahu wa ta’ala tampakkan kepada seluruh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dan Allah subhanahu wa ta’ala menyembunyikan (tanda tersebut) dari orang yang diinginkan kesesatannya dan terkena fitnahnya.” (Syarh Shahih Muslim, 9/294)
Dari Anas radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ، سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Akan mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) 70.000 orang. (Tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)
Pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang yang jahat. Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha,
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا يُبْكِيكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرْتُ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوهُ، وَإِنْ يَخْرُجْ بَعْدِي، فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ، حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا، وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku, “Apa yang membuatmu menangis?”
Aku menjawab, “Aku mengingat perkara Dajjal, maka aku pun menangis.”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Jika dia keluar dan aku masih berada di antara kalian, niscaya aku akan mencukupi (melindungi) kalian. Jika dia keluar setelah aku mati, ketahuilah bahwa Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu, setiap celahnya ada dua malaikat yang berjaga. Keluarlah orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal ….” (HR. Ahmad, Abdullah bin Ahmad, dan Ibnu Hibban. Syaikh al-Albani rahimahullah berkata bahwa sanadnya sahih)
Baca juga: Doa Untuk Makkah dan Madinah
Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur’an, tetapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali sekelompok mereka keluar, akan tertumpas; hingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat ash-Shahihah no. 2455)
Fitnah yang dilakukan oleh Dajjal banyak sekali, di antaranya:
Dari Hudzaifah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى، جُفَالُ الشَّعَرِ، مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ، فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal cacat matanya yang kiri[1], keriting rambutnya, bersamanya ada surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ-أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ-فَيَقُولُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ. فَيَقُولُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا، ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ، أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ؟ فَيَقُولُونَ: لَا. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ
Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik—atau di antara orang terbaik. Dia berkata, “Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” Dajjal berkata (kepada pengikutnya), “Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali, apakah kalian masih ragu kepadaku?” Mereka berkata, “Tidak.” Dajjal pun membunuhnya dan menghidupkannya kembali ….” (HR. Muslim no. 2938)
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
فَيَدْعُوهُمْ، فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“Dia datang kepada satu kaum, mendakwahi mereka. Mereka pun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Dajjal lalu memerintah langit untuk hujan dan memerintah bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman ….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
Dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ، فَيَقُولُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ
Dia mendatangi reruntuhan dan berkata, “Keluarkanlah perbendaharaanmu.” Keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah. (HR. Muslim no. 2937)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ، وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ
“Sesungguhnya, bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya, surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Syaikh al-Albani rahimahullah berkata bahwa sanadnya sahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari Uqbah bin Amr radhiallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal,
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ، وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا، فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً، فَنَارٌ تُحْرِقُ، وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا، فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ
“Sungguh, Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat oleh manusia adalah air, sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat oleh manusia adalah api, sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar. Barang siapa di antara kalian yang mendapatinya, hendaknya memilih yang dilihatnya api karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman akan keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang sedemikian dahsyat, hendaknya ia mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan fitnahnya. Di antara amalan tersebut adalah sebagai berikut.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ: اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang kalian selesai dari tasyahud akhir mintalah perlindungan dari empat perkara, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah waktu hidup dan waktu mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surah al-Kahfi, akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَالِ فَلْيَنْأً مِنْهُ، فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَلَا يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنَ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ
“… Barang siapa mendengar (keluarnya) Dajjal, hendaknya menjauh darinya. Demi Allah, sungguh ada seorang yang mendatanginya merasa dirinya beriman, tetapi kemudian mengikuti Dajjal karena syubhat-syubhat yang dilontarkan oleh Dajjal.” (HR. Ahmad)
Keduanya adalah negeri yang aman tak bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ، إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ، وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ تَحْرُسُهَا
“Tidak ada satu negeri pun kecuali Dajjal akan memasukinya, kecuali Makkah dan Madinah. Dia tidak mendapati celah/jalan masuk kecuali padanya ada malaikat yang berbaris menjaganya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiallahu anhu)
Termasuk yang terjaga dari Dajjal juga adalah Masjidil Aqsha dan bukit Tursina, sebagaimana dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban yang dinukil dalam Qishshatu Masihid Dajjal.
Dari nas-nas yang kita dapatkan tentang Dajjal, kita dapatkan kesimpulan:
Sebab, Dia telah membekali mereka dengan senjata yang bisa mematahkan hujah dan fitnah Dajjal. Allah telah menjelaskan sifat-sifat yang menunjukkan kedustaannya, Dia juga memberi kaum mukmin kemampuan untuk membaca apa yang tertulis di kening Dajjal yang menunjukkan kekufurannya. Selain itu, Allah subhanahu wa ta’ala membimbing kita untuk menghafal sepuluh ayat pertama dalam surah al-Kahfi sebagai tameng dari Dajjal.
Ini membantah ucapan orang sesat dan ahlul bid’ah yang menyatakan bahwa Dajjal hanyalah sosok fiktif belaka atau hanyalah simbol dari tersebarnya kerusakan.
Di antaranya, Dajjal keluar di akhir zaman, muncul dari arah Syam, tinggal selama empat puluh hari, diberi kemampuan mematikan dan menghidupkan, membawa surga dan neraka, tertulis di antara dua matanya ك ف ر, dan sifat lainnya.
Ini membantah ucapan yang menyatakan bahwa Dajjal adalah Sai Baba dari India, atau kiasan dari kemajuan serta fitnah Eropa.
Wa akhiru da’wana anil hamdulillahi Rabbbil ‘alamin.
[1] Dalam hal ini terdapat perbedaan riwayat. Ada riwayat yang menyatakan mata yang kiri, ada juga riwayat yang menyatakan mata yang kanan. Sebagian ulama mengompromikan riwayat-riwayat tersebut dengan mengatakan bahwa mata yang kanan terhapus dan tidak bercahaya, sedangkan pada mata yang kiri terdapat sepotong daging yang menonjol. (-ed.)