Pertanyaan:
1) Apa yang menjadi sandaran dalam menetapkan nomor surah?
2) Apa yang menjadi sandaran dalam penentuan jumlah juz? Apakah dari bacaan para sahabat Nabi atau yang lainnya?
Adapun urutan surah, pada asalnya bukan perkara tauqifiah, melainkan ijtihad dari para sahabat radhiallahu anhum.
Berbeda halnya dengan urutan kata-kata dalam ayat. Demikian pula urutan ayat dalam suatu surah. Ini adalah masalah tauqifiah. Rasulullah lah yang memerintah para pencatat wahyu dari kalangan sahabat beliau untuk meletakkan ayat ini setelah ayat itu.
Baca juga: Jalan Salaf Jaminan Kebenaran
Di antara dalil bahwa urutan surat itu bukan tauqifiah adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah membaca dalam satu rakaat dalam shalat malam: surah al-Baqarah, kemudian an-Nisa, kemudian Ali Imran.
Namun, para ulama mengatakan bahwa karena pada masa Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu mushaf telah diseragamkan (dengan urutan surah seperti sekarang) dan yang selain mushaf Utsmani dimusnahkan, sejak saat itu urutan surah menjadi sesuatu yang disepakati oleh muslimin sehingga tidak boleh diselisihi.
Baca juga: Kedudukan Para Sahabat di Sisi Allah dan Rasul-Nya serta Kaum Mukminin
Wallahu a’lam.