(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)
Dalam salah satu ceramahnya yang penuh berkah, Fadhilatusy Syaikh Al-Allamah Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin, semoga Allah l merahmati beliau dengan rahmat-Nya yang luas, menyampaikan satu nasihat dan peringatan berkaitan dengan tersebar luasnya surat kabar dan majalah yang sarat dengan kejelekan. Penuh dengan kerendahan moral dan akhlak, serta bertentangan dengan fitrah yang lurus. Karena faedah yang tak patut diluputkan, kami sengaja membawakannya dengan sedikit meringkas, untuk pembaca yang mulia dalam rubrik ini.
Asy-Syaikh yang mulia mengatakan, “Wahai sekalian manusia. Bertakwalah kalian kepada Allah l, dan berhati-hatilah dari fitnah baik yang zhahir maupun yang batin. Waspadailah segala perkara yang dapat memfitnah kalian dari agama, kehormatan, dan akhlak kalian. Karena fitnah itu amat mudah diserap oleh hati, lalu ia akan memalingkan hati dari berzikir kepada Allah l dan dari mengerjakan shalat. Fitnah itu berjalan masuk ke dalam hati yang semula putih bersih, lalu hati itu beroleh syubhat dan kegelapan. Fitnah itu berjalan menuju hati yang semula lembut dan mudah berzikir kepada Allah l dan khusyu’/tunduk di hadapan kebesaran-Nya, lalu jadilah hati tersebut keras dan sombong. Fitnah itu berjalan ke dalam hati lalu menghancurkannya sebagaimana racun berjalan masuk ke dalam tubuh lalu merusaknya.
Berhati-hatilah dari fitnah seluruhnya, wahai sekalian mukmin. Jangan kalian mengatakan kami orang-orang beriman, kami orang-orang yang istiqamah hingga sebab-sebab fitnah tidak akan berpengaruh kepada kami. Jangan kalian mengatakan demikian, karena panah-panah iblis itu dapat menembus. Sungguh Rasulullah n memerintahkan untuk lari dari Dajjal karena khawatir fitnahnya. Beliau n bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللهِ أَنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسَبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ بِمَا يَبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“Siapa yang mendengar Dajjal telah keluar, hendaklah ia menjauh darinya (jangan mendatangi Dajjal). Demi Allah, sungguh ada seseorang yang mendatangi Dajjal dalam keadaan ia menyangka ia seorang mukmin (tidak mungkin terfitnah dengan Dajjal), namun ternyata ia menjadi pengikut Dajjal karena terfitnah dengan syubhat-syubhat yang ditunjukkan/ditampakkan Dajjal.” (HR. Abu Dawud)1
Hadits ini merupakan tanda yang membimbing kita ketika menghadapi setiap fitnah agar kita menjauhinya.
Di zaman ini sungguh banyak sebab fitnah dan beragam caranya, serta terbuka pintunya dari segala arah. Dunia dibuka sehingga banyak orang berlomba-lomba ingin meraihnya. Akibatnya, dunia membinasakan mereka.
Di zaman ini bermunculan beragam media baik yang didengar ataupun yang dilihat di saat banyaknya waktu luang sehingga orang-orang pun menetapi/menekuninya. Akibatnya, hilang maslahat agama dan dunia mereka.
Sarana media massa berupa surat kabar, majalah, dan selainnya memiliki dampak/pengaruh bagi akidah, cara hidup, dan akhlak dalam masyarakat. Bila media tersebut dipakai dalam kebaikan, mengajarkan manusia akan agama mereka dan kemaslahatan dunia mereka, niscaya ia akan menjadi sarana paling utama dan paling bermanfaat. Namun bila dipergunakan untuk yang sebaliknya, niscaya termasuk sarana yang paling merusak. Sangat disesalkan, di antara surat kabar, majalah, dan selainnya memang ada yang mengajak kepada kejelekan, kerusakan, menyimpangkan ayat-ayat Allah l serta membelokkan makna Kitabullah dari yang semestinya. Media massa seperti ini mengajak kepada kerendahan akhlak dan melepaskan diri dari sifat-sifat keutamaan.
Majalah-majalah itu berisi kata-kata cinta dan asmara yang tersusun dan bersajak. Ada gambar wanita-wanita cantik yang membangkitkan syahwat dan memfitnah hati. Sampai-sampai ada majalah yang mengadakan lomba gadis sampul. Siapa di antara pesertanya yang paling cantik, dialah pemenangnya. Lalu wajahnya dipajang di sampul depan majalah tersebut. Didapatkan pula gambar laki-laki dan perempuan yang berangkulan dan berpelukan. Ada pula pajangan pakaian dengan berbagai model yang sungguh tidak bisa diterima oleh agama samawi, dan tidak pula oleh hati kecil yang bersih. Ditemui pula ajakan untuk merokok dengan gambar lelaki dan perempuan yang di jari mereka terselip rokok. Masih banyak kejelekan dan kemungkaran lain yang tak bisa disebutkan satu per satu di sini.
Wahai sekalian orang-orang yang beriman. Saya mengajak kalian dengan nama iman kepada Allah l dan dengan nama Islam serta seluruh sebutan yang menunjukkan kemuliaan dan keutamaan, jangan sampai majalah seperti itu masuk ke rumah kalian dan beredar di tangan kalian. Karena majalah itu akan memalingkan kalian dari jalan yang lurus dan membengkokkan kalian dari akhlak yang mulia. Sungguh, seluruh yang dipampang di majalah tersebut mesti memberi pengaruh kepada pembacanya.
Bertakwalah kalian kepada Allah l. Jangan sampai kalian membuang-buang harta untuk membelinya dan menyumbang saham untuknya. Karena, hal itu menimbulkan kerusakan yang besar. Di antaranya, menyia-nyiakan harta karena dipakai untuk perkara yang tidak bermanfaat bahkan mendatangkan mudarat. Padahal Allah l menjadikan harta itu sebagai penopang hidup manusia untuk meraih kemaslahatan agama dan dunia mereka. Allah l berfirman:
“Janganlah kalian menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam pengurusan kalian) yang Allah jadikan sebagai penopag kehidupan.” (An-Nisa’: 5)
Karenanya, siapa yang membelanjakan hartanya pada selain perkara kebaikan berarti ia telah mengubah tujuan diciptakannya harta tersebut. Berarti pula bahwa ia telah membelanjakannya tidak pada tempat yang semestinya, sehingga tepat bila dikatakan ia telah membuang-buang harta.
Kerusakan lain dari membeli/membaca majalah rusak tersebut adalah membuang-buang waktu yang bagi orang-orang berakal. Waktu itu lebih mahal daripada harta, karena waktu merupakan kesempatan untuk beramal. Bahagia atau celakanya tergantung penggunaan waktunya. Ia juga akan dimintai pertanggungjawaban akan waktunya sebagaimana ia akan ditanya tentang hartanya. Ibnu Mas’ud z menyampaikan hadits dari Nabi n:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ، وَعَنْ ماَلِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak bergeser dua telapak kaki anak Adam dari sisi Rabbnya pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang lima perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya kemana ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari ilmu yang telah diketahuinya.”
Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia berkata hadits ini gharib. Al-Albani berkata, “Akan tetapi hadits ini shahih dengan syawahidnya.”2
Seandainya seseorang menghabiskan waktunya untuk membaca bacaan yang bermanfaat baginya seperti Al-Qur’an, tafsirnya, hadits dan syarahnya, sejarah kehidupan Nabi n dan para Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun g, niscaya ia akan beroleh kebaikan yang banyak dan umurnya mendapat hasil/keuntungan di dunia ini.
Termasuk kerusakan majalah tersebut adalah jatuhnya hati dalam cinta khayalan yang tidak ada hakikatnya, seperti fatamorgana yang disangka air oleh orang yang haus, namun ketika didatangi, ternyata ia tidak mendapatkan apa-apa. Hatinya mengembara dalam khayalan kosong yang ia tidak beroleh apa-apa kecuali jiwa yang gelisah, pikiran yang terbagi, dan lupa akan kebaikan agama serta dunianya.
Termasuk kerusakan majalah tersebut adalah memberikan pengaruh pada pikiran, akhlak, dan kebiasaan. Di mana si pembaca merasa senang dengan apa yang dibacanya berupa pemikiran yang menyimpang dan suka dengan apa yang dilihatnya berupa pemandangan yang membuat fitnah pada gambar-gambar yang ditampilkan, mode-mode pakaian dan selainnya. Semua itu akan memberi pengaruh pada individu dan masyarakat, sehingga tabiat mereka pun terbentuk menjadi tabiat yang rusak.
Yang tak patut kita lupakan dari kejelekan majalah itu bila berada di rumah adalah menghalangi masuknya para malaikat ke dalam rumah tersebut, karena malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar. Karenanya, membeli majalah seperti itu haram, menjualnya haram, berpenghasilan darinya haram, menghadiahkan dan menerimanya sebagai hadiah juga haram. Setiap orang yang membantu penyebarannya di kalangan kaum muslimin telah melakukan perbuatan haram karena termasuk tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.
Karenanya wahai kaum muslimin, jauhilah majalah-majalah tersebut dan berhati-hati, janganlah kalian mengambilnya. Allah l berfirman:
“Dan jagalah diri-diri kalian dari fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim di antara kalian.” (Al-Anfal: 25)
Bakarlah majalah tersebut dan hancurkanlah. Jangan biarkan tetap ada di tangan dan di rumah kalian, atau di tangan salah seorang keluarga kalian, anak laki-laki kalian ataupun anak perempuan kalian.
Semoga Allah l melindungi saya dan anda semua dari fitnah yang menyesatkan, serta melindungi kita dari ketergelinciran. Semoga Dia menjadikan kita semua sebagai penyeru kepada kebaikan dan kelurusan, serta melarang dari kejelekan dan kerusakan. Sesungguhnya Allah Maha Karim.
Shalawat dan salam semoga tertuju untuk Nabi kita Muhammad, berikut keluarga dan para sahabat beliau. Wallahu a’lam bish-shawab.
(Diringkas dari Adh-Dhiya’ul Lami’ min Al-Khuthabil Jawami’ oleh Fadhilatusy Syaikh Al-‘Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin, dengan sub judul Fit Tahdzir Mimma Yakunu fi Ba’dhi Ash-Shuhuf wal Majallat, 6/70, 73-78)
1 No. 4319, dishahihkan Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud dan Al-Misykat no. 5488.
2 HR. At-Tirmidzi no. 2416. Dishahihkan dalam Ash-Shahihah no. 946.