Kita telah mendengar peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita di Dammaj, Provinsi Sha’dah, Yaman, yakni saat ini mereka sedang menghadapi serangan-serangan bersenjata dari Syi’ah Rafidhah sejak beberapa bulan terakhir. Walaupun peristiwa itu sudah pernah terjadi dalam beberapa tahun belakangan, namun pada saat kondisi pemerintah Yaman melemah seperti sekarang, serangan pemberontak Syi’ah Rafidhah kepada Ahlus Sunnah di Dammaj semakin gencar dan dahsyat.
Di saat kondisi pemerintah yang lemah seperti ini, para pemberontak dan para demonstran bermunculan, menyampaikan berbagai tuntutan duniawi, seperti tuntutan keadilan, tuntutan kesejahteraan, dan berbagai tuntutan duniawi lainnya. Hampir tidak didapati tuntutan para pemberontak dan para demonstran tersebut yang berorientasi agama. Pemberontak dari kalangan Khawarij, al-Qaeda, yang berada di Yaman bagian selatan melakukan penyerangan-penyerangan, pengeboman-pengeboman, peledakan, dan yang semisalnya.
Persaingan di arena politik dan perebutan kekuasaan di negeri tersebut menjadikan negeri Yaman lemah. Kondisi ini diperparah dengan adanya intervensi kaum kuffar (kafir) asing, yang dipimpin langsung oleh Amerika Serikat (AS), ikut campur urusan dalam negeri kaum muslimin. Hal ini disebabkan kaum muslimin dalam keadaan lemah iman. Amaliah mereka berorientasi pada kehidupan dunia. Ambisi mereka adalah dunia. Mereka beranggapan bahwa suatu negeri akan sejahtera apabila perekonomiannya meningkat, lapangan pekerjaan luas dan banyak. Akibatnya, wibawa kaum muslimin menjadi lemah di hadapan musuh-musuh muslimin, Yahudi, Nasrani, dan yang lainnya. Mereka semakin berani terhadap umat muslim.
Di Yaman bagian utara, kaum Syi’ah Rafidhah menggunakan kesempatan ini sebagai peluang emas untuk memisahkan diri dari negeri Yaman. Mereka berupaya mendirikan negara Syiah Rafidhah. Bantuan moral, material, dan persenjataan dari Iran terus mengalir kepada kaum pemberontak Syi’ah Rafidhah yang ada di daerah Khuts, Yaman bagian utara.
Sejarah menunjukkan bahwa Syi’ah Rafidhah tidak akan berhenti memerangi Ahlus Sunnah, sampai mereka mampu menumpas habis Ahlus Sunnah. Sejarah memberi pelajaran bahwa kita bukan generasi pertama yang menghadapi Syi’ah Rafidhah. Telah berlalu generasi-generasi sebelum kita, maka ambillah ibrah/pelajaran dari generasi sebelum kita.
Seandainya pendahulu kita hidup kembali, mereka akan memberi wasiat kepada kita terkait dengan makar Syi’ah Rafidhah yang mereka alami di masa lalu. Kita yang hidup di masa ini harus pandai-pandai mengambil pelajaran, bagaimana Syi’ah Rafidah membantai umat Islam, membantai Ahlus Sunnah, menyembelih para ulama Ahlus Sunnah pada masa lalu. Maka dari itu, apa yang terjadi di Yaman saat ini adalah salah satu contoh fakta sejarah yang akan terus tertulis untuk generasi berikutnya. Ahlus Sunnah harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini.
Ma’had Dammaj, yang didirikan oleh asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i t, yang penuh dengan ilmu, tauhid, dan penegakan sunnah, yang telah melahirkan para ulama yang membina dan membimbing kaum muslimin di Yaman dan di luar Yaman, menjadi incaran AS dan orang-orang kafir. Sekarang orang-orang kafir menemukan kesempatan dan alat untuk menyerang ma’had Dammaj, melalui serangan-serangan bersenjata kaum Syi’ah Rafidhah.
Dalam beberapa bulan ini, ma’had Dammaj dikepung dan diboikot oleh Syi’ah Rafidhah, sehingga para penuntut ilmu yang tinggal di sana tidak mampu melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Pasokan logistik, makanan, dan minuman untuk mereka terputus atau tertahan. Serangan-serangan bersenjata, tembakan-tembakan, mortir-mortir, dan semisalnya terus diarahkan ke ma’had Dammaj sehingga memakan banyak korban.
Atas dasar itu, asy-Syaikh Shalih Fauzan, asy-Syaikh Rabi’, asy-Syaikh Ubaid al-Jabiri, asy-Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahumullah dan masyayikh yang lainnya memfatwakan kepada kaum muslimin untuk berta’awun, membantu saudaranya di negeri Yaman, terkhusus kepada penuntut ilmu yang ada di Dammaj, dengan berbagai bantuan yang mampu mereka berikan.
Setidaknya, kita bersungguh-sungguh berdoa dalam kesempatan sujud kita atau di antara waktu azan dan iqamah. Kita memohon pertolongan untuk saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj, semoga Allah l melindungi mereka, semoga Allah l menjaga mereka, semoga Allah l memelihara ma’had Dammaj agar senantiasa di atas sunnah, di atas ukhuwah, di atas tauhid, dan di atas manhaj. Semoga Allah l menghancurkan Syi’ah Rafidhah dan mencerai-beraikan persatuan mereka. Semoga Allah l menghinakan kaum yang mencaci sahabat g, kaum yang menghina para sahabat Rasulullah n.
Kemudian, bentuk ta’awun yang kedua yang disebutkan oleh para ulama yang mungkin kita lakukan adalah berta’awun dalam bentuk materi. Apa yang bisa kita perbuat untuk Ahlus Sunnah di Dammaj, mari kita lakukan, sebagai bentuk kepedulian seorang mukmin kepada mukmin lainnya. Ini adalah bentuk pengamalan sabda Rasulullah n,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam hal kecintaan, sikap saling menyayangi, dan saling peduli di antara mereka bagaikan satu jasad. Apabila satu anggota jasad itu merasa sakit, seluruh jasad yang lainnya ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Saudara kita yang ada di Dammaj adalah bagian dari tubuh kita. Malam hari mereka tidak bisa tidur dengan tenang. Di malam hari mereka terancam oleh mortir, ledakan amunisi, dan serangan mendadak. Bayi-bayi mereka, kaum wanita mereka, dan orang-orang tua di kalangan mereka terancam nyawanya. Kita di sini bisa istirahat dengan nyaman, tidur dengan tenang dan nyenyak, sementara itu saudara kita di sana dalam keadaan yang mencekam dan menakutkan.
Maka dari itu, mereka adalah bagian dari jasad kita. Seorang mukmin adalah sebagaimana diperumpamakan oleh Rasulullah n dalam hadits lainnya,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan.” (HR. al-Bukhari)
Di saat ada satu bangunan yang melemah, perlu diperkuat dengan bangunan yang ada di sebelahnya. Demikian seharusnya sebagai seorang mukmin.
Maka dari itu, kami para asatidzah berusaha menyampaikan kepada Ahlus Sunnah di berbagai kota untuk bahu-membahu, menolong, dan membantu saudara kita yang ada di Dammaj dalam bentuk materi. Apa saja yang bisa kita perbuat untuk mereka, lakukanlah!
Walhamdulillah, teman-teman kita—melalui majalah Asy Syariah dan Situs Salafy or.id—telah berupaya memberikan jalan itu dan mengumpulkan bantuan untuk disalurkan kepada yang bertanggung jawab di daerah Dammaj Yaman, bi idznillah, insya Allah.
Semoga Allah l menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Semoga Allah l menjadikan majelis kita yang berisi berbagai kajian yang kita lakukan, diterima Allah l sebagai ibadah yang mendatangkan manfaat yang besar bagi kita dan umat ini.
Amin ya Rabbal ‘alamin.
(disampaikan oleh al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh hafizhahullah, pada 21 Muharram 1433 H, dalam kajian rutin Ahad pagi)