Pertanyaan:
Seseorang makmum masbuk. Kemudian imam melakukan sujud sahwi setelah salam. Apakah makmum wajib mengikuti imamnya melakukan sujud sahwi?
Pertanyaan ini dijawab oleh Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitab asy-Syarhul Mumti’ (3/389—390) sebagai berikut.
Beliau berkata, “Yang benar dalam masalah ini adalah manakala imam melakukan sujud sahwi setelah salam, makmum tidak harus mengikutinya. Makmum ada uzur untuk mengikuti imamnya tersebut. Sebab, ketika imam salam kemudian makmum masbuk tersebut juga ikut salam, maka shalatnya batal. Sebab, antara rakaat-rakaat shalatnya terpisahkan oleh salam.
Namun, pertanyaannya, setelah makmum yang masbuk tersebut sudah menyelesaikan kekurangan shalatnya, apakah perlu sujud sahwi sebagaimana halnya imamnya?
Jawabannya perlu dirinci:
– jika makmum tersebut menjumpai kesalahan imamnya, dia wajib sujud sahwi setelah salam.
– jika kesalahan imam terjadi sebelum dia datang atau masuk shalat, dia tidak perlu sujud sahwi.
Baca juga: Hukum Shalat Berjamaah
Imam melakukan kesalahan dengan melakukan rukuk dua kali dalam satu rakaat, dalam keadaan Anda (selaku makmum masbuq) menjumpai kesalahan tersebut. Dalam keadaan seperti ini, Anda wajib ikut sujud sahwi setelah menyelesaikan kekurangan rakaat shalatmu. Sebab, Anda menjumpai kesalahan imam tersebut. Di sini shalat Anda ada keterikatan dengan shalat imam sehingga apa yang terjadi pada shalat imam juga terjadi juga pada shalat Anda.
Penambahan rukuk terjadi pada rakaat pertama, sedangkan Anda belum masuk (menjadi makmum). Anda datang pada rakaat kedua. Dalam keadaan ini, Anda tidak wajib melakukan sujud sahwi. Sebab, dasar kewajibannya adalah dalam rangka mengikuti imam, sedangkan Anda terhalang mengikutinya karena imam melakukan sujud sahwi setelah salam. Anda sendiri tidak mendapati atau belum hadir pada rakaat yang terjadi kesalahan imam padanya. Karena itu, keterikatan shalat Anda dengan shalat imam tidak terjadi padanya kesalahan sehingga tidak mengharuskan Anda untuk sujud sahwi.
Ini (jawaban) yang benar untuk masalah ini.”
Wallahu a’lam bish-shawab.
Dijawab oleh Ustadz Abu Ishaq Abdullah