Ada berapa macam doa shalat jenazah? Saya tadi sebagai makmum baru membaca sampai wa’fu ‘anhu, imam sudah takbir yang ke-4 kemudian salam. Syukran penjelasannya.
Di dalam kitab Ahkamul Jana`iz dan Talkhish (ringkasan) Ahkam al-Jana`iz (hlm. 56 melalui Maktabah Syamilah), Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah menyebutkan ada empat macam doa yang dibaca pada takbir yang ketiga dalam shalat jenazah.
اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ خَطَايَاهُ كَمَا نَقَّيْتَ—وَفِي رِوَايَةٍ: كَمَا يُنَقَّى—الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا—وَفِي رِوَايَةٍ: زَوْجَةً—خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU, WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI’ MUDKHALAHU WAGHSILHU BIL MAA`I WATS TSALJI WAL BARADI, WA NAQQIHI MIN KHATHAAYAAHU KAMAA NAQQAITA (dalam satu riwayat: KAMAA YUNAQQAA) ATS-TSAUBAL ABYADHA MINAD DANASI, WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN (dalam satu riwayat: ZAUJATAN) KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A’IDZHU MIN ‘ADZAABIL QABRI WA MIN ‘ADZAABIN NAAR
Baca juga: Mengikuti Shalat Jenazah Melalui Live Streaming
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Lindungilah dia dari perkara yang tidak baik dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskan/lapangkanlah tempat masuknya. Basuhlah dia (dari bekas-bekas dosa) dengan air, salju, dan es. Sucikanlah dia dari kesalahan-kesalahannya sebagaimana engkau menyucikan pakaian putih dari noda. Gantikanlah untuknya negeri yang lebih baik daripada negerinya, keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, dan pasangan yang lebih baik daripada pasangan hidupnya. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka.” (HR. Muslim)
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا، وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا، وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِيمَانِ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ
ALLAAHUMMAGHFIR LIHAYYINAA WA MAYYITINA, WA SHAGHIIRINAA WA KABIIRINAA WA DZAKARINAA WA UNTSAANAA, WA SYAAHIDINAA WA GHAAIBINAA. ALLAAHUMMA, MAN AHYAITAHU MINNAA FA AHYIHI ‘ALAL IIMAAN WA MAN TAWAFFAITAHU MINNAA FATAWAFFAHU ‘ALAL ISLAAM. ALLAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHU WA LAA TUDHILLANAA BA’DAHU
Baca juga: Menyalati Jenazah Sebelum Dimandikan
“Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup di antara kami dan orang yang sudah meninggal, orang yang sekarang ada (hadir) dan orang yang tidak hadir, anak kecil di antara kami dan orang besar, laki-laki dan wanita kami. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah dia di atas Islam. Siapa yang Engkau wafatkan di antara kami, maka wafatkanlah dia di atas iman. Ya Allah, janganlah Engkau haramkan bagi kami pahalanya dan jangan Engkau sesatkan kami sepeninggalnya.” (HR. Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu; Syaikh al-Albani rahimahullah menilai hadits ini sahih)
اللهم إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ، فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
ALLAAHUMMA INNA FULAN BIN FULAN FII DZIMMATIKA WA HABLI JIWAARIKA FAQIHI MIN FITNATIL QABRI WA ‘ADZAABIN NAAR WA ANTA AHLUL WAFA` WAL HAQ FAGHFIRLAHU WARHAMHU INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM
Baca juga: Menyalati Jenazah yang Hanya Ditemukan Sebagian
“Ya Allah, sesungguhnya Fulan bin Fulan berada dalam jaminan dan perjanjian-Mu, maka jagalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka. Engkau Maha Menepati janji dan Mahabenar. Ampuni dan sayangilah dia. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Watsilah bin al-Asqa’ radhiallahu anhu)
اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ، احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِي إِحْسَانِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ
ALLAAHUMMA ‘ABDUKA WABNU AMATIKA, IHTAAJA ILAA RAHMATIKA, WA ANTA GHANIYYUN ‘AN ‘ADZAABIHI, IN KAANA MUHSINAN FAZID FII IHSAANIHI, WA IN KAANA MUSII`AN FATAJAAWAZ ‘ANHU
Baca juga: Shalat Gaib untuk Jenazah Covid-19
“Ya Allah, (ini adalah) hamba-Mu, putra hamba lelaki-Mu dan putra hamba perempuan-Mu. Dia membutuhkan rahmat-Mu, sedangkan Engkau tidak butuh dari mengazabnya. Apabila dia dahulu orang yang berbuat baik, tambahkanlah dalam kebaikannya. Apabila dia dahulu orang yang berbuat jelek, maafkanlah dia.”
Kemudian, seseorang berdoa dengan doa yang dia inginkan. (HR. al-Hakim dari sahabat Yazid bin Rukanah bin al-Muththalib radhiallahu anhu; dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)
Wallahu a’lam bish-shawab.