“Sederhana dalam sunnah (menjalankan ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam kebid’ahan.”
“Engkau harus berpegang dengan jalan Allah subhanahu wa ta’ala dan As-Sunnah (ajaran Rasulullah). Sesungguhnya, orang yang (berjalan) di atas jalan Allah subhanahu wa ta’ala dan As-Sunnah, kemudian mengingat ar-Rahman (Allah subhanahu wata’ala) hingga air matanya menetes karena takut kepada-Nya, dia tidak akan tersentuh api neraka. Sesungguhnya, sederhana di jalan Allah subhanahu wa ta’ala dan As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam kebid’ahan.”
“Wahai Yusuf, jika ada seorang Ahlus Sunnah dari negeri timur, sampaikan salamku kepadanya; dan jika ada seorang Ahlus Sunnah dari negeri barat, sampaikan salamku kepadanya. Sungguh, Ahlus Sunnah wal Jamaah sangat sedikit jumlahnya.”
“Jika aku melihat seorang lelaki ahli hadits, seolah-olah aku melihat sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam.” (Talbis Iblis, Ibnul Jauzi rahimahullah, 33—34)
“Kami berjalan ke mana As-Sunnah berjalan.” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah, al-Imam al-Lalikai rahimahullah, 1/64)
“Kamu tidak akan salah selamanya asalkan kamu di atas As-Sunnah.” (ath-Thabaqat, 1/71, al-Hujajul Qawiyah, 30)
“Engkau harus komitmen dengan As-Sunnah. Sesungguhnya, As-Sunnah akan menjagamu, dengan izin Allah subhanahu wata’ala.” (al-Hilyah, 5/338, al-Hujajul Qawiyah,30)