Dalam kitab Zadul Ma’ad, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, “Tidak ada perbedaan pendapat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan di tengah kota Makkah.”
Menurut pendapat jumhur ulama, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada waktu yang dikenal dengan Tahun Gajah.
Tahun Gajah adalah tahun saat kota Makkah mendapat serangan dari pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah yang hendak menghancurkan bangunan Ka’bah. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, pasukan tersebut dilumpuhkan dengan cara dihujani dengan batu-batu Sijjil (batu dari neraka) yang dilemparkan kepada mereka oleh burung-burung Ababil. Hal ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah al-Fil.
Baca juga: Doa Untuk Makkah dan Madinah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dilahirkan pada hari Senin. Hal berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Qatadah radhiallahu anhu. Ada seorang Arab badui bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu tentang puasa hari Senin?”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ – أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
“Itu adalah hari aku dilahirkan dan hari aku diutus—atau: (pertama kali) aku menerima wahyu.”
Adapun tentang tanggal dan bulan kelahiran Rasulullah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Akan tetapi, pendapat ini pun berselisih dalam menentukan tanggalnya.
Baca juga: Pembelaan Terhadap Nabi Muhammad
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitab al-Muntaqa min Faraidil Fawaid (hlm. 220) mengatakan, “Aku melihat di catatan kaki kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir (1/270) tertulis bahwa Mahmud Basya (seorang ahli ilmu falak) dengan alasan yang ilmiah menyimpulkan bahwa (tanggal & bulan kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) adalah 9 Rabi’ul Awwal.”
Pernyataan ini juga dinukilkan dan diakui oleh Muhammad al-Khudhari dalam kitab Tarikhul Umam al-Islamiyah (1/62), dan itu bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Demikian juga (yang disebutkan) dalam kitab Nurul Yaqin (hlm. 8).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.