Dari Abdullah, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتىَّ يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اَسْمِي
“Tidak akan sirna (berakhir) dunia ini sampai ada seorang laki-laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah no. 4282 (lihat Sunan Abu Dawud dengan ta’liq Syaikh al-Albani rahimahullah, cet. Maktabah al-Ma’arif) dan Imam at-Tirmidzi rahimahullah no. 2156.
Baca juga: Imam Mahdi yang Diimani dan Dinanti
Hadits ini merupakan potongan dari sebuah hadits yang selengkapnya adalah sebagai berikut.
Dari Abdullah, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ—قَالَ زَائِدَةُ فِي حَدِيْثِهِ: لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ ثُمَّ اتَّفَقُوا حَتىَّ يَبْعَثَ فِيْهَ رَجُلاً مِنِّي—أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي—يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمُ أَبِي.
زَادَ فِى حَدِيْثِ فِطْرٍ: يَمْلأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا.
وَقَالَ فِى حَدِيْثِ سُفْيَانَ: لاَ تَذْهَبُ—أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي.
“Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, (Zaidah berkata dalam haditsnya: sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai Allah mengutus seorang laki-laki dari keturunanku atau dari keluargaku. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku.”
Terdapat tambahan pada hadits Fithr, “Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) dunia telah dipenuhi dengan keculasan dan kezaliman.”
Dalam hadits Sufyan, “Tidak akan berakhir dunia ini sampai ada seorang dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”
Abu Dawud mengatakan, “Lafaz (hadits) dari jalan Umar dan Abu Bakr semakna dengan jalan yang berasal dari Sufyan. Hanya saja, Abu Bakr tidak mengatakan/menyebutkan lafaz العَرَبَ (bangsa Arab).”
Pada Sunan Abu Dawud, beliau rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari jalan Umar bin Ubaid bin Abi Umayah ath-Thanafisi Abu Hafsh al-Kufi, Abu Bakr bin Ayyasy bin Salim al-Asadi al-Kufi, Sufyan bin Said ats-Tsauri Abu Abdillah al-Kufi, Zaidah bin Qudamah ats-Tsaqafi Abu ash-Shalt al-Kufi, dan Fithr bin Khalifah al-Makhzumi Abu Bakr al-Hanath al-Kufi.
Semuanya meriwayatkan dari Ashim bin Abi an-Najud (Bahdalah) al-Asadi Abu Bakr al-Muqri al-Kufi, dari Zirr bin Hubaisy al-Asadi Abu Maryam al-Kufi, dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan derajat sanad hasan sahih. (Lihat Sunan Abi Dawud dengan tashih Syaikh al-Albani rahimahullah cet. Maktabah al-Maarif)
Setelah memaparkan riwayat di atas, Abu Dawud mengatakan, “Lafaz hadits Umar bin Ubaid dan Abu Bakr bin Ayyasy semakna dengan lafaz hadits Sufyan bin Said. Hanya saja, Abu Bakr tidak menyebutkan kata العَرَبَ (bangsa Arab).”
Kemudian beliau menyebutkan riwayat yang semakna dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, Ummu Salamah radhiallahu anha (dengan sanad sahih, pent.) dan Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu (dengan sanad hasan, pent.)
Adapun dalam Sunan at-Tirmidzi, beliau meriwayatkan dari jalan Sufyan ats-Tsauri, dari Ashim bin Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas’ud, dengan lafaz, “Tidak akan berakhir dunia ini sampai seorang laki-laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya serupa dengan namaku.”
Abu Isa at-Tirmidzi rahimahullah berkata, “Pada bab ini terdapat riwayat dari sahabat yang lain, seperti Ali bin Abi Thalib, Abu Said al-Khudri, Ummu Salamah, dan Abu Hurairah radhiallahu anhum.”
Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata bahwa hadits ini hasan sahih.
Adapun dari jalan Sufyan bin Uyainah, dari Ashim bin Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas’ud dengan lafaz, “Akan memimpin seorang laki-laki dari keluargaku, namanya serupa denganku.”
Kemudian, terdapat riwayat dari Ashim bin Bahdalah, ia berkata, “Abu Shalih telah mengabarkan kepada kami, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dengan lafaz, ‘Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai seorang laki-laki dari keluargaku memimpin’.”
Abu Isa at-Tirmidzi rahimahullah berkata, “Hadits ini hasan sahih.”
Demikian disebutkan oleh al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan at-Tirmidzi.
حَتىَّ يُبْعَثَ فِيْهَ رَجُلاً مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي
“Hingga diutus padanya seorang laki-laki dari keturunanku atau dari keluargaku.”
Yang dimaksud adalah Imam Mahdi, keturunan dari Fathimah radhiallahu anha. Disebutkan dalam hadits Ummu Salamah radhiallahu anha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, keturunan dari Fathimah.” (HR. Abu Dawud no. 4284, at-Tirmidzi, Ibnu Majah no. 4086)
Al-Qari dalam bukunya al-Mirqah (sebagaimana dinukil dalam ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud) berkata,
“Yang mungkin dalam hal ini adalah menggabungkan antara dua nisbah, al-Hasan dan al-Husain. Maksudnya, dari sisi ayah, ia adalah anak keturunan Hasan. Adapun dari sisi ibu, ia adalah anak keturunan Husain. Hal ini sebagai bentuk pengiasan terhadap perkara yang terjadi pada kedua anak Ibrahim alaihis salam, yaitu Ismail alaihis salam dan Ishaq alaihis salam, yaitu para nabi dari Bani Israil semuanya adalah dari anak keturunan Ishaq alaihis salam.
Adapun Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dari anak keturunan Ismail alaihis salam. Beliau (shallallahu alaihi wa sallam) menduduki suatu tempat yang mewakili segenap para nabi yang berasal dari keturunan Ishaq. Inilah sebaik-baik (kedudukan) sebagai pengganti. Beliau shallallahu alaihi wa sallam pun menjadi penutup para nabi.
Demikian pula, tatkala tampak atau muncul banyaknya para pemimpin dan para pembesar umat dari anak-anak keturunan Husain, Allah subhanahu wa ta’ala memberi ganti kepada Hasan dengan menganugerahkan baginya seorang anak yang menjadi penutup para wali. Dia menduduki tempat yang mewakili segenap orang-orang pilihan yang berasal dari keturunan Husain.
Baca juga: Mengenal Imam Mahdi
Pendapat lain mengatakan, tatkala beliau mengundurkan diri dari kekhalifahan, Allah shallallahu alaihi wa sallam menganugerahi beliau tanda kekuasaan yang menyeluruh. Sisi kesesuaiannya secara menyeluruh adalah nisbah ke-Imam Mahdi-an disetarakan dengan kenabian. Keduanya sepakat untuk menjunjung tinggi kalimat millah nabawiyyah (agama seluruh para nabi).
Yang memperjelas perkara ini adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu dari jalan Abu Ishaq, ia berkata, Ali bin Abi Thalib berkata—sambil melihat putranya al-Hasan, “Sesungguhnya anakku ini sayyid (pemuka), sebagaimana yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menamainya. Akan lahir dari keturunannya seorang laki-laki yang akan dinamai seperti nama nabi kalian. Ia menyerupai nabi kalian dalam hal fisik, tetapi berbeda dalam hal sifat.’ Kemudian, beliau mengisahkan bahwa ia akan memenuhi dunia dengan keadilan.” (Lihat Aunul Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud)
Walaupun hadits ini lemah, ada hadits-hadits sahih yang menunjukkan keutamaan al-Hasan atas al-Husain. Di antaranya,
ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Anakku ini adalah sayyid (pemuka) dan semoga Allah akan mendamaikan dengannya dua kelompok dari kalangan muslimin.” (HR. al-Bukhari no. 3746 dari Abu Bakrah radhiallahu anhu)
يُوَاطِئُ اسْمُهُ اَسْمِى
“Namanya sesuai dengan namaku,” ialah Muhammad bin Abdillah. Pada kalimat ini terdapat bantahan yang jelas terhadap kaum Syiah Rafidhah dari sekte Imamiyah atau Itsna Asyariyah yang berpendapat bahwa orang yang ditunggu (al-Mahdi al-Muntazhar) ialah Muhammad bin al-Hasan al-Askari.
Baca juga: Perbedaan Imam Mahdi Ahlus Sunnah dan Imam Mahdi Syiah
لاَ تَذْهَبُ
Artinya, tidak akan musnah atau binasa (berakhir).
حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ
Artinya, dia akan memimpin bangsa Arab. Dikhususkan penyebutan bangsa Arab karena mereka yang menjadi asal mula keturunan manusia dan yang paling mulia.
Hadits di atas menyebutkan bahwa munculnya Imam Mahdi sebagai salah satu tanda hari kiamat, seperti yang disebutkan oleh al-Khathib at-Tibrizi Muhammad bin Abdillah dalam kitabnya Misykatul Mashabih, “Bab Asyrathus Sa’ah”, Pasal Kedua, hadits no. 5452.
Baca juga: Tanda-Tanda Kedatangan Hari Kiamat
Hadits di atas juga menerangkan dengan jelas bahwa Imam Mahdi yang akan muncul ialah seorang laki-laki keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau dari keluarga beliau, yaitu dari keturunan Fathimah, dari keturunan Hasan. Namanya dan nama ayahnya sama dengan nama dan nama ayah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ia menyerupai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari sisi fisik, tetapi tidak sama sifatnya. Wallahu a’lam.
يَكُوْنُ اخْتَلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيْفَةٍ، فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِيْنَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ، فَيَأْتِيهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كاَرِهٌ، فَيُبَايِعُوْنَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، وَيَبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنَ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةِ، فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ، فَيُبَايِعُوْنَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ، فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُونَ عَلَيْهِمْ، وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ، وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيْمَةَ كَلْبٍ، فَيَقْسِمُ الْمَالَ، وَيَعْمَلُ فِي النَّاسِ بِسُنَّةِ نِبِيِّهِمْ وَيُلْقِي الْإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَى الْأَرِضِ، فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِيْنَ، ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُوْنَ. قَالَ أَبُو دَاوُدَ: قَالَ بَعْضُهُمْ عَنْ هِشَامٍ: تِسْعَ سِنِيْنَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: سَبْعَ سِنِيْنَ.
“Akan terjadi perselisihan saat wafatnya seorang khalifah. Lalu keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah melarikan diri ke Makkah. Kemudian, manusia penduduk Makkah mendatanginya dan mengeluarkan dari tempatnya. Mereka pun membaiatnya di suatu tempat di antara rukun Ka’bah (Hajar Aswad) dan Maqam Ibrahim, sedangkan ia membenci hal itu.
Setelah itu, dikirimlah pasukan dari Syam (untuk menyerangnya). Namun, pasukan itu dibinasakan oleh Allah di antara Makkah dan Madinah. Ketika manusia melihat hal itu, ia didatangi oleh pemuka-pemuka negeri Syam dan Irak untuk membaiatnya. Tidak lama kemudian, muncullah seorang laki-laki dari kaum Quraisy yang didukung oleh paman-pamannya yang gigih. Akhirnya, laki-laki itu mengalahkan khalifah tersebut. Itulah pasukan yang tangguh. Sungguh, merugilah mereka yang tidak sempat turut serta dengannya.
Baca juga: Bantahan Singkat Terhadap Keyakinan Syiah dan Imam Mahdi Versi Mereka
Laki-laki itu membagi-bagikan ganimah serta mempraktikkan Sunnah Nabinya dan meneguhkan Islam di muka bumi. Hal itu berlangsung selama tujuh tahun hingga ia meninggal dan dishalati oleh kaum muslimin.
Abu Dawud berkata, “Sebagian (perawi) dari Hisyam berkata, ‘Sembilan tahun.’ Sebagian lagi berkata, ‘Tujuh tahun’.” (Lihat adh-Dha’ifah no. 1965)
إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ كَمَا سَمَّاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيَخْرُجُ مِنْ صُلْبِهِ رَجُلٌ يُسَمِّي بِاسْمِ نَبِيُّكُمْ يُشْبِهُهُ فِي الْخَلْقِ وَلاَ يُشْبِهُهُ فِي الْخُلُقِ؛ ثُمَّ ذَكَرَ قِصَّةً: يَمْلأُ الْأَرْضَ عَدْلاً
“Sesungguhnya anakku ini adalah pemuka, sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam menamainya. Akan lahir dari keturunannya seorang laki-laki yang dinamai seperti nama Nabi kalian. Ia menyerupai wajah Nabi kalian, tetapi berbeda dalam sifatnya.” Lalu ia menyebutkan sebuah kisah bahwa ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. (lihat al-Misykah no. 5462)[1]
يَخْرُوْجُ رَجُلٌ مِنْ وَرَاءِ النَّهْرِ يُقَالُ لَهُ الْحَارِثُ بنُ حَرَّاثٍ، عَلَى مُقَدِّمَتِهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ مَنْصُوْرٌ، يُوَاطِئُ—أَوْ يُمَكِّنُ لِآلِ مُحَمَّدٍ—كَمَا مَكَّنَتْ قُرَيْشٌ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَبَ عَلَى كُلِّ مُؤْمِنٍ نَصْرُهُ—أَوْ قَالَ: إِجَابَتُهُ.
“Akan keluar dari negeri yang berada di belakang sungai, orang yang bernama al-Harits bin Harrats, yang berada di depan seorang yang bernama Manshur. Ia mengukuhkan keluarga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana suku Quraisy memberikan kedudukan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Setiap mukmin wajib menolongnya—atau ia berkata: menaatinya.” (Lihat al-Misykah no. 5458)
Baca juga: Kiamat Adalah Urusan Gaib
Wal ‘ilmu ‘indallah wa fauqa kulli dzi ‘ilmin ‘alim. Ilmunya ada di sisi Allah, dan di atas setiap orang yang berilmu, masih ada orang yang lebih berilmu.
[1] Hadits ini dinilai lemah oleh Syaikh al-Albani rahimahullah. Lihat Sunan Abu Dawud no. 4290 (cet. Maktabah al-Maarif) dan al-Misykah no. 5458.