Al-Mushawwir adalah salah satu asmaul husna. Nama ini tersebut dalam ayat al-Qur’an.
هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (al-Hasyr: 24)
As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa arti al-Mushawwir adalah al-Khaliq, al-Bari’. Al-Mushawwir adalah yang menciptakan seluruh makhluk yang ada dan menyempurnakannya dengan hikmahnya; serta membentuknya dengan pujian-Nya dan hikmah-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memiliki sifat yang agung tersebut.
Baca juga: Mengenal Allah
Ibnu Manzhur dalam kamus Lisanul ‘Arab mengatakan, di antara nama-nama Allah adalah al-Mushawwir. Arti (nama Allah) Al-Mushawwir ialah yang membentuk seluruh makhluk yang ada dan menertibkannya. Jadi, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan rupa yang khusus dan bentuk tersendiri bagi segala sesuatu. Dengan bentuk dan rupa tersebut, sesuatu itu terbedakan dengan yang lain dengan banyaknya perbedaan makhluk-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala adalah al-Mushawwir. Dialah yang menciptakan segala makhluk lalu membentuknya, memberikan kepada mereka ciri khas yang membedakan dengan yang lain dengan bentuk, ukuran, warna, sifat, jumlah, dan lain-lain.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
هُوَ ٱلَّذِي يُصَوِّرُكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡحَامِ كَيۡفَ يَشَآءُۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Dialah yang membentukmu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Ali Imran: 6)
Baca juga: Arti Nama Allah: Al-Hakim
Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala membentuk manusia sejak dalam rahim, dengan jumlah yang tak terhitung, dengan berbagai kemiripan yang ada. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta’ala tetap membedakan mereka dengan ciri khas masing-masing. Suku bangsa satu dengan yang lain berbeda bentuk, warna, atau ukuran. Bahkan, seorang manusia dengan yang lain memiliki perbedaan bentuk.
Lihatlah sidik jari mereka, ternyata berbeda-beda, Allah subhanahu wa ta’ala berkehendak untuk membedakannya dengan tujuan yang Dia kehendaki. Ini merupakan sebagian dari buah nama Allah, al-Mushawwir. Tentu saja, apabila Allah menghendaki untuk menyamakan antara jemari dan sidik jarinya, Allah subhanahu wa ta’ala Mahamampu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
بَلَىٰ قَٰدِرِينَ عَلَىٰٓ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُۥ
“Bukan demikian, sebenarnya Kami mampu menyusun (kembali) jemarinya dengan sempurna.” (al-Qiyamah: 4)
Namun, Allah subhanahu wa ta’ala berkehendak membedakan dengan tujuan dan hikmah yang Dia inginkan.
Ini baru sebagian dari kemampuan Allah subhanahu wa ta’ala untuk membentuk makhluk-Nya. Bagaimana halnya dengan makhluk selain manusia?!
Dengan mengimani nama Allah al-Mushawwir, kita semakin mengetahui kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala dan kemampuan-Nya. Dengan ilmu, ketelitian, dan kemampuan-Nya, Dia menjadikan segala sesuatu dengan bentuknya masing-masing, yang tidak lepas dari hikmah dan manfaat.
Apa pun yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan pada diri kita dan makhluk lain, termasuk hewan, pasti terdapat manfaat dan keajaiban. Mahabesar Allah subhanahu wa ta’ala, sebaik-baik pencipta.