Al-Majid المجيد adalah salah satu nama dari nama-nama Allah, asmaul husna. Allah menyebutkan nama ini dalam beberapa ayat dan hadits. Allah azza wa jalla berfirman,
ذُو ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡمَجِيدُ
“Yang mempunyai Arsy lagi Yang Mahamulia.” (al-Buruj: 15)
قَالُوٓاْ أَتَعۡجَبِينَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
Para malaikat itu berkata, “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (Hud: 73)
Baca juga: Arti Nama Allah: Al-Hamid
Dalam bacaan tasyahud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
“Ya Allah, berikan shalawat-Mu kepada Muhammad, dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Mahaagung dan Mulia. Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Mahaagung dan Mahamulia.” (HR. Ahmad, an-Nasai, dan Abu Ya’la. Lihat Shifat Shalat an-Nabi karya Syaikh al-Albani)
Arti nama Allah al-Majid adalah yang memiliki sifat al-majd. Kata ini berkonsekuensi makna kebesaran, kelapangan, dan keagungan. Sebagaimana kandungan maknanya dari sisi bahasa, nama ini menunjukkan adanya sifat-sifat kebesaran dan keagungan (bagi Allah azza wa jalla).
Kata al-hamdu الحمد (yang sering beriringan dengan sifat al-majd, -ed.) menunjukkan sifat kemuliaan, sedangkan Allah azza wa jalla memiliki keagungan dan kemuliaan. Inilah makna ucapan seorang hamba,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Tiada sembahan yang benar selain Allah dan Allah Mahabesar.”
Kalimat “Tiada sembahan yang benar selain Allah” menunjukkan ketuhanan-Nya dan kesendirian-Nya dalam sifat ketuhanan tersebut. Ketuhanan-Nya mengharuskan kecintaan terhadap-Nya secara sempurna. Adapun kalimat “Allah Mahabesar” menunjukkan keagungan-Nya. (Jala’ul Afham, karya Ibnul Qayyim)
Dengan demikian, arti nama Allah al-Majid adalah Zat yang memiliki banyak sifat yang agung lagi mulia. Makna nama ini kembali kepada kebesaran sifat-sifat-Nya, banyaknya, luasnya sifat tersebut, keagungan kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya, keesaan-Nya dalam kesempurnaan yang mutlak, keagungan yang mutlak, dan keindahan yang mutlak. Hamba-hamba-Nya tidak mungkin meliputinya walau sedikit saja. Dia lebih besar dari segala sesuatu, lebih agung dari segala sesuatu, lebih mulia, dan lebih tinggi. (Fiqhul Asma’ al-Husna, hlm. 202)
Dengan mengimani nama Allah al-Majid, kita mengetahui keagungan Allah azza wa jalla dan kemuliaan-Nya. Sebab, Dialah pemilik sifat yang banyak nan mulia dan agung.
Itulah Rabb kita, sembahan kita. Kepada-Nya kita tunduk. Kepada-Nya kita bungkukkan tubuh kita saat rukuk. Demikian pula, kepada-Nya kita letakkan dahi kita dalam sujud. Kepada-Nya kita tengadahkan dua telapak tangan kita dalam doa, memohon segala hajat kita dan mengadukan segala urusan kita.
Demi-Nya pula kita menjalankan syariat ini dengan selalu merasa diawasi oleh-Nya. Demi Allah kita meninggalkan segala maksiat dengan selalu merasa diawasi oleh-Nya. Dia Mahaagung lagi Mahamulia. Semua yang kita lakukan karena-Nya takkan sia-sia.
Sungguh, mereka yang enggan untuk tunduk, rukuk, dan sujud kepada-Nya, enggan untuk taat kepada-Nya, dan tetap bermaksiat kepadanya; mereka tidak menghormati Allah azza wa jalla dengan semestinya.
وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعًا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتُۢ بِيَمِينِهِۦۚ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Rabb dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (az-Zumar: 67)
Wallahu a’lam.